Mengapa orang mati selalu minta tolong kepada orang yang masih hidup? Pertanyaan inilah yang mendasari arwah banyak penasaran karena belum tenang saat kematiannya.
Banyak arwah gentayangan menunjukkan sesuatu petunjuk dalam mimpi seseorang. Petunjuk tersebut lantas dicari kebenarannya untuk diungkap.
Begitu pula yang ingin diceritakan dalam film Runpee (Senior). Film horor romantis asal Thailand ini menyuguhkan film horor yang dibumbui kisah romantis fiksi nan apik.
Film ini menceritakan Mon (Jannie Weigel) yang diasingkan di asrama sekolah khusus perempuan Katolik. Gadis ini memiliki indera penciuman yang berbeda dengan anak-anak lainnya.
Kemampuan indera penciumannya ini bisa mengetahui keberadaan hantu melalui bau mereka. Cara ini berbeda dengan pandangan kebanyakan orang yang menganggap bisa melihat hantu melalui penampakan, Entah mana yang benar, tak usah diperdebatkan.
Mon ini memiliki kemampuan mengendus roh bermasalah yang masih bersembunyi di dunia manusia. Inilah yang memicunya dikucilkan gadis-gadis lain di sekolahnya karena dianggap aneh. Bagaimana tidak aneh, ia berbicara sendirian, tentunya dengan hantu-hantu yang ditemuinya.
Kemampuannya itu mendorongnya bertemu dengan seorang hantu laki-laki, Runpee (Senior) yang diperankan Born Phongsakon Tosuwan. Dulunya, Senior ini merupakan seorang siswa di sebuah sekolah bisnis yang sekarang menjadi sekolah biarawati tempat Mon belajar.
Keduanya akhirnya menyelidiki kasus pembunuhan Senior yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun penyelidikannya itu tidak mudah karena ternyata harus mengungkap kasus yang terjadi 50 tahun lalu.
Perjalanan mencari keadilan kematian ini menemukan cerita berliku yang mulai harus mengungkap satu per satu kasus. Ia menemui dokter yang menangani persalinan Bayi Daeng, perawat yang pecandu minuman hingga menemukan cerita awal Putri Bhannawadee Rasmee.
Sekitar 50 tahun lalu, lokasi sekolah biara tersebut merupakan istana. Di situ ada perselingkuhan antara seorang dokter dan putri serta seorang perawat. Sepanjang setengah perjalanan cerita ini mengisahkan kembali kasus tersebut dan mulai menguak tabir-tabir yang selama ini tersembunyi hingga kasus kematian Senior pun terungkap.
Namun dengan intensitas pertemuan Mon dan Senior menimbulkan bibit-bibit cinta di antara mereka. Walau di film ini sebenarnya Mon tidak bisa melihat wujud Senior, hanya baunya saja.
Beda dengan Twilight yang menceritakan percintaan vampir yang menikah dengan manusia, film Runpee ini membalikkannya. Pun dengan film Wall-E, dua robot yang jatuh cinta pula. Namun kisah cinta Mon dan Senior ini kandas karena beda dunia (jadi sedikit spoiler nih).
Cerita juga dibumbui Ant, teman sekamar Mon dan hanya satu-satunya yang menerima keanehan diri Mon. Ant dianggap pelacur karena sering tidur dengan laki-laki, termasuk dengan guru Kimia yang menjadi pujaan hatinya. Kisah antara Mon dan Ant ini membuktikan kisah makna persahabatan yang mendalam.
Kembali kepada masalah, mengapa orang mati ingin mencari keadilan? Senior yang digambarkan sebagai hantu ini menyatakan meski ia mati tapi tetap menuntut keadilan hingga ia merasa tenang saat mati.
Film bergenre horor romantis ini disutradarai Wisit Sasanatieng. Ia cukup aktif merilis film meski sempat vakum lima tahun sejak pembuatan film komersialnya “The Unseeable”pada 2005.
Film yang mulai resmi tayang di jaringan bioskop CGVBlitz mulai 13 Januari 2016 tersebut akan mengubah persepsi tentang hantu. Misalnya anjing menggonggong menjadi penanda banyak hantu datang. Padahal anjing tidak memiliki indera penglihatan cukup bagus. Anjing justru memiliki indera penciuman tajam sehingga banyak digunakan oleh kepolisian untuk membantu mengungkap sesuatu. Cara ini digunakan sebagai pijakan Sasanatieng untuk membuat film yang mengadaptasi kemampuan anjing tersebut namun dengan tokoh manusia.
Begitu juga dengan hantu yang bisa bebas menembus tembok. Dalam film ini diceritakan hantu tidak bisa seenaknya menembus tembok bila di masa lalunya (saat dia masih hidup) tempat tersebut menjadi sebuah bangunan.
Film berdurasi sekitar 120 menit ini cukup lambat dalam menata alur apalagi menceritakan kisah masa lalu. Tidak mudah bagi sutradara untuk menyajikan sejarah masa lalu dan disesuaikan dengan dunia kekinian.
Namun yang membuat film ini salut yaitu membumbui dengan cerita kekinian seperti Doraemon, Harry Potter, atau Lord of the Rings. Apa hubungannya? Kalian akan tahu setelah menonton film tersebut karena akan dibuat tertawa mendengarnya.
Lebih seru lagi, film Thailand selalu menyuguhkan kalimat-kalimat atau adegan yang memicu penonton terharu, seperti saat perpisahan Mon dengan Senior, Mon dengan Ant, atau kisah studio foto, laptop, dan menulis surat di masa lalu karena saat ini sudah dimanjakan dengan ponsel.
Akhirnya, melihatmu adalah kebahagiaanku setelah kematian. Di studio foto, kita akan bisa melihat masa lalu dan bisa mengenang masa-masa saat itu. Bagaimana denganmu? apakah kini masih takut melihat hantu? Coba nonton film ini dan siapkan tisu.
via didikpurwanto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar