Rabu, 20 Januari 2016

Bisnis IBM Semakin Tertekan

ibm_logo

International Business Machines Corp (IBM) memprediksi pelemahan laba tahun ini setelah melaporkan penurunan pendapatan kuartal IV-2015 sebesar 8,5 persen. Penurunan disebabkan penguatan dolar AS dan belanja teknologi informasi (TI) yang membebani perusahaan.

Saham perusahaan turun tiga persen. IBM tahun ini memerkirakan laba per saham minimal US$ 13,50, lebih rendah dibandingkan prediksi analis sebesar US$ 15 per saham.

Penguatan dolar AS memangkas pendapatan IBM sepanjang 2015 sebesar US$ 7 miliar dan mengurangi keuntungan US$ 300 juta pada kuartal IV-2015.

Direktur Keuangan IBM Martin Schroeter mengharapkan volatilitas mata uang lebih rendah tahun ini dan mengharapkan laba sebelum pajak US$ 1,3 miliar. Sepanjang 2015, indeks dolar AS menguat sembilan persen dan diperkirakan meningkat 3,4 persen tahun ini.

“Saya pikir investor akan fokus bagaimana upaya CEO IBM Ginni Rometty bisa mengubah strategi perusahaan bila kondisi seperti ini,” kata analis FBR Capital Markets Daniel Ives.

IBM telah bergeser dari bisnis perangkat keras menjadi berbisnis dengan margin lebih rendah seperti server low-end dan semikonduktor, selain mengembangkan layanan penyimpanan awan (cloud).

Namun bisnis baru sejauh ini gagal menebus kehilangan pendapatan untuk divestasi. Pendapatan kuartal IV turun ke US$ 22,06 miliar, lebih tinggi dari prediksi analis US$ 22,02 miliar.

Kenaikan pendapatan ditopang bisnis awan dan komputasi mobile, analisis data, perangkat lunak sosial dan keamanan yang naik 10 persen pada kuartal IV.

“Saya rasa ini kuartal menantang bagi IBM sebagai perusahaan yang tumbuh di lingkungan baru,” kata Ives. Laba bersih turun menjadi US$ 4,46 miliar atau US$ 4,59 per saham dibandingkan tahun sebelumnya US$ 5,48 miliar atau US$ 5,51 per saham. Hingga penutupan Selasa (19/2), saham IBM telah jatuh 18,5 persen dalam 12 bulan terakhir.

Sumber: Reuters



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar