Senin, 25 April 2016

Tas Kreasi Karung Goni

20160420_170914

Berbisnis memerlukan kejelian melihat peluang yang datang. Begitu pula yang dilakukan Ernina Hermina Kamil yang menggeluti bisnis karung goni dan blacu.

Selama ini karung jenis ter­sebut hanya digunakan untuk mem­bungkus beras atau kacang-kacangan dalam jumlah banyak. Namun bagi Ernina, karung goni dan blacu bisa diubah menjadi sebuah tas cantik berdaya guna tinggi.

Ernina men­jahit dan membuat kreasi, karung goni yang lusuh dan kotor menjadi menarik dan bernilai tambah. Nina–sapaan ­Ernina– menemukan pe­luang berbisnis kreasi karung goni pada awal tahun 2000. Ia melihat ba­nyak karung goni dan blacu di pasar tradisional dibuang cuma-cuma.

Awalnya, ibu satu anak ini tak ­sengaja memungut helaian karung. Karung ter­sebut kemudian dibersihkan dan dijahit hingga membentuk sebuah tas. Setelah dinilai layak digunakan, tas karung goni dibawa untuk bekerja. Kebetulan Nina anti menggunakan kantong plastik untuk tempat barang bawaan.

“Tidak disangka orang-orang kantor suka. Akhirnya saya membuat agak banyak,” kata Nina.

20160420_170400

Menurut Nina, mayoritas penggemar tas goni ­buatannya Warga Negara Asing (WNA), khususnya Jepang yang bekerja di kantornya. Tak banyak yang mereka pesan, paling tidak satu orang memesan lima buah.

Melihat masa depan usaha ini cukup baik, Nina mendirikan sebuah badan usaha dengan nama Nina Kreasi Bag and Craft. Dengan modal sekitar Rp 10 juta, Nina memproduksi hanya sekitar 40 buah tas dengan model dan motif berbeda.

Seiring perjalanan waktu, kini Nina mampu memproduksi 50 hingga 80 buah tas sehari di­bantu dua orang penjahit dan seorang anaknya. Dengan menyasar pangsa pasar kelas bawah dan menengah, tas buatannya dibanderol dengan harga relatif terjangkau, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 185 ribu.

Meski terjangkau, Nina tidak mengabaikan kualitas. Setelah dijahit, biasanya Nina melakukan pengecekan kembali. Hanya tas dengan nilai penyelesai­an terbaik yang akan dijual. “Jadi tidak sembarang jahitan. Semua harus saya cek kerapiannya,” ujar dia.

Tas karung goni dan blacu ini memiliki nilai guna yang tinggi. Selain bisa membawa barang dalam jumlah besar dan banyak, tas ini telah teruji kekuatannya dan mampu bertahan hingga bertahun-tahun.

Keunggulan utama tas berbahan goni dan blacu ini saat memasuki umur 10 tahun akan mudah terurai. “Tas ini tanpa bahan kimia berbahaya dan sa­ngat ramah lingkungan. Selain itu tidak menimbulkan racun ketika terurai,” katanya.

Walau berdiri sejak 2004, Nina baru serius menjalankan usaha ini tiga ­tahun terakhir. Selain memiliki gerai di Jalan Baranangsiang, Bandung, Nina mulai memasarkan tas buatan­nya dengan mengikuti bazar dan pameran Inacraft.

Kini usaha kecil-kecilan itu mampu meraup omzet hingga Rp 7 juta per bulan. Bahkan setiap mengikuti bazar dan pameran, omzet tambahan mencapai Rp 5 juta. “Alhamdulillah, masih mendapat tempat di hati pengunjung,” katanya.

==

Respons Pasar Masih Kurang

Berbisnis barang tidak mo­dern dan daur ulang sangat sulit di­terima pasar besar. Di Bandung, Jawa Barat, tas karung goni dan blacu milik Nina masih minim peminat.

Nina mengatakan, tantangan terbesar usaha ini, penerimaan pasar terhadap produk daur ­ulang masih kurang. Belum lagi di­gempur barang-barang bermerek terkenal meski berharga mahal. “Kebetulan warga Bandung juga masih bersifat konsumtif. Asal bermerek pasti dibeli walau kualitas nomor dua,” katanya.

Tahun pertama usaha, Nina pesimistis produk alami dan daur ulang buatannya akan diterima pasar. Baru setelah pemerintah mencanangkan diet kantong plastik, tas karung goni dan blacu milik Nina menjadi sasaran utama. “Alhamdulillah sudah mulai banyak yang peduli lingkungan,” katanya.

Untuk mengedukasi ma­sya­rakat terhadap produk ramah lingkungan, Nina menggencarkan penjualan dengan mengikuti berbagai bazar dan pameran. Bahkan rencananya, Nina akan menyasar pasar internasional, khususnya Jepang.

Negara ini menjadi perhatian utama sebab sebagian besar penduduknya menyukai barang daur ulang dan ramah lingkungan. Dia ingin menunjukkan, produk Indonesia memiliki daya saing tinggi. “Mereka harus melihat sendiri kua­litas jahitannya tidak kalah dengan mesin jahit modern,” ujarnya.

Apalagi di pameran Inacraft, tas karung goni dan blacu buatannya banyak diapresiasi pelancong, khususnya warga negara Jepang yang sangat antusias dengan produk alami. “Mereka senang sekali dan pernah bilang ini handicraft yang se­sungguhnya,” kata dia.

Untuk menambah penghasilan, Nina juga menerima pesanan sesuai keinginan pe­langgan. ­Biasanya pesanan untuk acara-acara ter­tentu, seperti ­pernikahan, seminar, atau ­acara adat.

Ke depan Nina akan memproduksi lebih banyak produk dengan motif beragam. Dalam waktu dekat Nina akan membuat tas punggung berbahan goni de­ngan sasaran kawula muda.

 

Profil:
Nina Kreasi Bag and Craft
Nama : Ernina Hermina Kamil
Kontak: 0817210775
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 14 Juli 1966
Pendidikan Terakhir : Pendidikan Akademi Sekretaris Santa Angela Bandung
Pekerjaan: Karyawan Yayasan Komatsu

20160420_170320



via didikpurwanto.com

Perusahaan Jepang Mulai Tumbang

 

Sumber: http://ift.tt/1jNziY4

Sumber: http://ift.tt/1jNziY4

Satu per satu perusahaan Jepang mulai tumbang, entah karena bermasalah atau pun diakuisisi perusahaan lain.

Produsen mobil Jepang Mitsubishi mengakui telah memalsukan standar konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang melibatkan lebih dari 600 ribu kendaraannya. Skandal ini mirip seperti Volkswagen (VW) yang terjadi sejak tahun lalu namun terkait emisi.

Kejadian manipulasi standar konsumsi BBM menandai pukulan terbaru bagi industri automotif Jepang setelah perusahaan onderdil Takata menimbulkan 11 korban akibat kantung udara meledak serta skandal standar akuntansi di Toshiba.

Mitsubishi akan menghentikan produksi dan penjualan, khususnya terkait model kendaraan yang terkena dampak. Perusahaan juga memeringatkan jumlah kendaraan akan meningkat seiring pemeriksaan lanjutan, terutama di luar Jepang.

“Kami tidak benar menguji untuk menyajikan tingkat konsumsi bahan bakar yang lebih baik dibandingkan data sebelumnya,” kata Presiden Mitsubishi Testuro Aikawa.

Menurut dia, tes itu berbeda dengan yang dipersyaratkan hukum Jepang. Ia juga memeringatkan seluruh lini produksi mobilnya akan diperiksa kembali karena kemungkinan terdampak skandal tersebut.

“Ini bukan masalah sederhana dan kita perlu waktu (untuk menilai dampak). Tapi kami yakin akan ada dampak. Kerusakannya akan menjadi besar.”

Perusahaan memerkirakan lebih dari 625 ribu kendaraan terdampak, termasuk mobil mini eK Wagon, eK Space, Dayz, dan Dayz Roox. Seluruh mobil tersebut untuk menyaingi mobil produksi Nissan.

“Kami selalu berpikir skandal emisi VW akan bergemuruh dan sekarang sepertinya tidak terbatas pada produsen mobil Jerman,” kata Kepala Perdagangan ETX Capital di London, Joe Rundle.

“Skandal Mitsubishi ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, apakah ada skandal industri yang lebih besar?”

Saham Mitsubishi anjlok 15,16 persen menjadi 733 yen (US$ 6,73 per saham) setelah media lokal melaporkan skandal tersebut. Penurunan saham Mitsubishi tersebut terbesar dalam satu hari sejak 2004.

“Ini mungkin berbeda dari masalah Volkswagen tapi pasar sudah menjadi sangat sensitif terhadap berita. Dampaknya akan terjadi pada penjualan dan reputasi perusahaan,” kata analis Tokai Tokyo Research Center Seiji Sugiura.

Awal April lalu, Saham Sharp turun hampir tiga persen menjadi 131 yen setelah perusahaan Taiwan Hon Hai Precision mengakuisisi 66 persen saham Sharp senilai US$ 3,5 miliar (sekitar Rp 46,5 triliun).

Ini menjadi akuisisi asing pertama dari perusahaan elektronik besar Jepang. Namun nilai akuisisi turun dari 489 miliar yen menjadi 389 miliar yen. Laba bersih Hon Hai pada kuartal IV-2015 turun 6,67 persen menjadi US$ 1,6 miliar (sekitar Rp 21,28 triliun).

Toshiba akhir Maret lalu juga makin tertekan setelah perusahaan China Midea Group akan membeli 80 persen saham Toshiba yang dikuasai konglomerat sekitar Rp 473 juta.

Belum lagi kinerja perusahaan elektronik Sony yang masih kebingungan dalam fokus bisnisnya. Di bidang ponsel, Sony makin tenggelam ponsel China dan raksasa Apple dari Amerika Serikat.

Ponsel-ponsel China seperti Huawei, Lenovo (yang telah membeli Motorola), OPPO, Xiaomi, dan sederet merek ponsel China mulai menguasai pasar dunia.

Inikah akhir perusahaan Jepang dalam kancah bisnis internasional?



via didikpurwanto.com

Selasa, 12 April 2016

Penjualan Komputer Pribadi Merosot

Ilustrasi pemakaian komputer pribadi. Sumber: Wikipedia.org

Ilustrasi pemakaian komputer pribadi. Sumber: Wikipedia.org

Penjualan komputer pribadi (personal computer/PC) merosot sejak enam kuartal terakhir, terendah sejak 2007.

Perusahaan riset Gartner menyatakan, penjualan PC pada kuartal I-2016 turun 9,6 persen menjadi 64,7 juta unit.

Namun riset berbeda dilakukan International Data Corporation (IDC) yang menyebut, penjualan PC turun 11,5 persen menjadi hanya 60,6 juta unit.

Analis menyatakan, konsumen mulai mengalihkan ke PC dengan perangkat lunak terbaru, Windows 10. Di sisi lain, konsumen masih mengkhawatirkan volatilitas pasar saham, harga komoditas, dan mata uang.

“Dalam jangka pendek, pasar PC masih harus bersaing dengan minat konsumen yang terbatas dan persaingan membeli perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi di pasar komersial,” kata Manajer Riset IDC Seluruh Dunia bagian PC Jay Chou.

“Namun IDC masih memproyeksikan total pengeluaran bisnis teknologi dan informasi masih tumbuh dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir tahun, konsumen masih memertimbangkan perangkat dengan sistem operasi Windows 10.”

Analis Gartner menyebut, rumah tangga baru tidak mengadopsi PC seperti dulu, terutama di pasar negara berkembang. Perangkat ponsel pintar sering disukai untuk akses online.

Namun analis masih memerkirakan, perangkat Windows 10 diharapkan mampu mendongkrak penjualan PC ke depan. Tapi hal ini masih harus melihat stabilitas nilai tukar, pembelian yang lebih mahal di pasar, dan ketidakstabilan politik di beberapa negara.

“Volatilitas mata uang lokal terhadap dolar AS terus memainkan peran dalam penurunan pengiriman PC,” kata analis Gartner Mikako Kitagawa.

“Semua wilayah utama menunjukkan penurunan pengiriman unit secara tahunan. Amerika Latin menunjukkan penurunan terbesar, yakni mencapai 32,4 persen. Pasar Amerika Latin sangat dipengaruhi Brasil yang kini masih konflik terkait ekonomi dan ketidakstabilan politik,” katanya.

Sumber: AFP

 

Lima Vendor PC Terkemuka Dunia

Pengriman Hingga Kuartal I-2016 (dalam ribu unit)

Vendor Pengiriman Q1-2016 Pangsa Pasar Q1-2016 (%) Pengiriman Q1-2015 Pangsa Pasar Q1-2015 (%) Pertumbuhan (%)
1. Lenovo 12.178 20,1 13.305 19,4 -8,5
2. HP 11.603 19,2 13.006 19,0 -10,8
3. Dell 9.017 14,9 9.201 13,4 -2,0
4. Apple 4.466 7,4 4.560 6,7 -2,1
5. ASUS 4.392 7,2 4.788 7,0 -8,3
Lainnya 18.929 31,2 23.611 34,5 -19,8
Total 60.584 100.0 68.470 100.0 -11,5
Sumber: IDC per April 2016

 



via didikpurwanto.com

Alibaba Akuisisi Lazada Rp 13 Triliun

lazada

Raksasa perusahaan perdagangan online (e-commerce) China, Alibaba akan mengakuisisi saham mayoritas platform belanja online terkemuka di Asia Tenggara, Lazada senilai US$ 1 miliar (sekitar Rp 13 triliun). Akuisisi untuk memerluas pasar Asia Tenggara.

Melalui perusahaan Taobao, Alibaba memerkirakan telah memiliki lebih dari 90 persen konsumen di China. Platform Tmall yang juga dimiliki Alibaba memiliki lebih dari setengah transaksi bisnis ke konsumen.

Namun bisnis e-commerce internasionalnya hanya menyumbang enam persen dari pendapatan yang berakhir kuartal terakhir hingga Desember 2015.

Alibaba sedang berinvestasi US$ 500 juta terhadap saham baru yang dikeluarkan Lazada dan memeroleh saham dari pemegang saham yang ada untuk memeroleh saham mayoritas dengan total US$ 1 miliar.

Namun pemegang saham terbesar Lazada, Rocket Internet Jerman mengatakan dalam sebuah pernyataan, nilai kesepakatan Lazada senilai US$ 1,5 miliar.

alibaba

“Dengan investasi di Lazada, Alibaba mendapatkan akses ke platform dengan basis konsumen yang besar dan tumbuh di luar China. Tim manajemen terbukti dan memiliki dasar kuat terhadap pertumbuhan masa depan e-commerce global,” kata Presiden Alibaba Michael Evans.

Lazada mengklaim menjadi platform belanja online nomor satu di Asia Tenggara dan memiliki cabang di enam negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Saat ini kantor pusat Lazada di Singapura.

CEO Lazada Max Bittner mengatakan, kesepakatan akan membantu perusahaan dalam meningkatkan pengetahuan dan teknologi dari perusahaan China. Analis mengatakan, kesepakatan akan memberikan Alibaba akses lebih besar ke pasar Asia lainnya.

Analis RHB Research Institute Li Yujie mengatakan, ekspansi ke regional membutuhkan banyak investasi dalam logistik. Hal ini akan menyulitkan Alibaba membangun bisnis dari bawah ke atas.

“Apa yang bisa Alibaba lakukan yakni mengintegrasikan bisnis dan memerkenalkan lebih banyak pedagang yang ada di Lazada untuk mengekspor produk mereka ke luar negeri.”

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com