Rabu, 23 April 2008

Kun Fayakun

Kopdar kemarin, minggu (20/4) aku ama Syaamil ditraktir nonton Film Kun Fayakun oleh Aal. Sebenarnya Al mo lihat Jet Li (lupa judulnya) tp dia tahu diri (secara gitu, gw kan g suka film begituan walau sebenarnya gpp).

Datang jam 1 siang habis hunting ke Kwitang, makan ketoprak & denger ceramah di masjid Al A'raf, kita bertiga datang ke Atrium jalan kaki. Kalo dari kosku (kenari, Salemba) kita bertiga naik bajaj (habis ga ada ojek yg bs buat ber 4). Seru tuh, Aal sampe menjerit-jerit kegirangan. "Seru aja, takutnya malah jomplang (balik ke belakang, gara2 badan Aal gede)," kata Aal sembari mengabadikan momen kita di bajaj dengan E90-nya.

Untung aja fil diputar pukul 13.30 wib, jd ga nunggu lama. Ada behind the scene-nya loohh:
Thanks buat Al yg udah nraktir Pak De ama Om Syaamil. Smg Allah membalas kebaikanmu berkali-kali lipat.

Film "Kun Fayaakun"
( Insya Allah mulai tayang di bioskop tgl 17 April 2008 )
 
INSPIRING THE MIRACLE
H.Yusuf Mansyur
 
Kalau Allah SWT sudah berkata "Kun Fayakuun"……
Maha Suci Allah atas segala kekuasaan-Nya, ditangan-Nya dan
kepada-Nya segala urusan dikembalikan.
 
Dari Ibnu Abbas berkata, bahwa dia pernah berada di belakang untanya Rasulullah SAW. Dan berkata Rasulullah kepadanya, "Wahai anakku, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa Kalimat : jagalah Allah, maka Allah akan menjaga kamu. Jika akan meminta, mintalah hanya kepada Allah. Kita disuruh untuk meminta kepada Allah, Maka Allah akan kabulkan. "
 
Film ini berkisah tentang perjalanan Doa dari seorang manusia yang percaya bahwa kekuasaan Allah di atas Segalanya. Sebenarnya cerita ini klise dari seorang tukang kaca yang berusaha menghidupi keluarga. Beragam cobaan mulai dari tidak laku, diterpa hujan, hingga saat mau laku ternyata pecah oleh hantaman batu dari anak-anak tawuran. Kesal dengan anak tawuran itu, Agus Kuncoro langsung ikut memukul gerombolan tersebut. Karena sedang puasa, Agus malah babak belur dihantam & dipukul oleh anak2 sma. Untung aja ada ustadz / pria mushola yg menolongnya. Walau sempat
menolak untuk dikasih makan (karena puasa, walau keadaan babak belur & lemah), akhirnya Agus membatalkan karena itu merupakan rezeki dari Allah. Orang mushola tersebut sempat memberi uang 5000 sebagai bekal di jalan.

Uang tersebut disedekahkan dan akhirnya bisa mendatangkan rejeki 50 juta. Sungguh rejeki yg datang tanpa diduga2. Saat kita bersedekah, emang akan dilipatgandakan oleh Allah 10 kali lipat lebih.

Film ini juga memakai endorser (artis pendukung) seperti Desi Ratnasari (jadi istri Agus Kuncoro yang kesulitan memerankan orang miskin), Opik, Zaskia Adya Mecca, Andre Stinky, Marini Zumarnis dan kayaknya ada Menpora (Adyaksa Dault) walau sekilas, itu kalo kagak salah lihat.

Cerita ini seru banget meski berjalan sangat datar. Kadang ada canda di sela dialog dan ada lantunan tilawah dari Ustadz Yusman, merdu & bikin merinding. Kalo tersentuh, malah bisa menangis.


Serba Serbi Film "Kun Fayakuun"

SERBA SERBI – BEHIND IN THE SCENE
 
Bermula dari keprihatinan H.Yusuf Mansyur terhadap tayangan-tayangan bioskop yang diwarnai dengan film-film yang kurang bertanggungjawab terhadap akhlak dan moral. Maka tercetuslah sebuah ide memproduksi film dengan tema lain,dengan harapan dapat menjadi tontonan alternatif sekaligus tuntunan.

Kenapa mengambil judul "Kun Fayakuun" ?
Ayat ini begitu popular,karena seringkali terucap dari bibir Seorang H.Yusuf Mansur dalam penayangan sinetron "Mahakasih". Sejak episode perdana, potongan ayat "Kun Fayakuun" ini begitu lekat dalam hati pemirsa. Sampai- sampai ingat "Kun Fayakun",ingat pula pada seorang Ustadz muda yang menjadi pengantar dan penutup tausiyah di sinetron "Mahakasih" (RCTI) dengan gaya melantunkan qira'ah-nya yang begitu fasih.
 
Suatu hari H.Yusuf Mansur berdiskusi dengan beberapa sahabatnya,H. Novaris dan H.Dhony,di sebuah majelis sebelah rumahnya. Darisana muncul ide cerita tentang seorang tukang kaca yang terinspirasi dari testimony seorang jemaah dari daerah di Banten.
 
Singkatnya,tersusunlah naskah dari ide cerita H.Yusuf Mansur. Sementara skenario ditulis H.Guntur Novaris. H.Yusuf Mansur menyiapkan sejumlah uang untuk produksi film tersebut. Sisi lain,dana yang dimiliki saat itu tidak mencukupi untuk produksi sebuah pementasan layar lebar. Sehingga uang yang dimiliki akhirnya disedekahkan dan mengundur waktu produksi. Subhanallah, di waktu yang deadline produksi film "Kun Fayakuun" mendapat pinjaman dari sebuah Bank terlebih jumlahnya melebihi dari yang ditargetkan.
 
SETENGAH HONOR AGUS UNTUK MEMBELI ANAK
Setelah proses casting berjalan,sangat sulit mencari tokoh utama pria untuk memerankan Pak Ardan,suatu hari disaat tim casting sudah buntu,H.Yusuf Mansur menelepon H.Dhony selaku produser pelaksana untuk memilih Agus Kuncoro saja sebagai pemeran Pak Ardan,dengan pertimbangan beliau Agus Kuncoro yang cocok untuk peran itu.
 
Suatu hari H.Yusuf Mansur berbincang dengan Agus Kuncoro, dari perbincangan itu Agus bercerita bahwa dirinya sudah tiga tahun menikah belum dikaruniai anak. Saat itu H.Yusuf Mansur dengan nada rendah dan tenang melontarkan kalimat, "Gus, kalau mau punya anak,honor kamu yang setengah jangan diambil dan usahakan untuk disedekahkan untuk membeli anak". Nampaknya kalimat pendek H.Yusuf Mansur itu membekas di hati Agus Kuncoro.
 
Perjalanan syuting satu bulan telah dilalui,Agus sebagai pemeran utama tampak lebih capek dibanding pemain lainya. Meskipun demikian Agus tidak melewatkan puasa Senin dan Kamis.
 
Di perjalanan satu bulan syuting itulah terkirim sebuah Short Message Service (SMS) 3 Minggu setelah syuting berakhir.kepada H.Yusuf Mansur "Alhamdulillah, istri saya sudah telat lima Minggu,positif hamil", Subhanallahu………..

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Selasa, 15 April 2008

Bagus Saja Tidak Cukup

SLOGAN”Good is Not Enough” sengaja didengungkan untuk para kreator agar tetap mampu bersaing secara sehat.



Mereka yang tergabung dalam Petakumpet pun mengusung slogan tersebut. Menurut Chief Creative Officer Petakumpet Arief Budiman, ide segar sangat dibutuhkan semua pihak. Untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain, semua pihak juga harus berkompetisi secara sehat, terutama dalam mengomunikasikan pesan produk ataupun jasa yang ditawarkan.

Bergerak di dunia kreatif memberikan keasyikan tersendiri pada Arief. Sebetulnya Arief sempat kuliah satu tahun di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Namun, belakangan dia malah tidak tertarik dengan bidang ilmu tersebut. Bisa ditebak, Arief lantas keluar dari kampus lamanya dan pindah ke Jurusan Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta. ”Dunia kreatif sebenarnya milik semua orang. Saat menjual barang atau jasa, bagus saja kurang cukup sehingga perlu cara kreatif untuk menjualnya. Di sinilah peran kami untuk bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut,” kata Arief, yang komunitasnya diramaikan dengan surat berantai di petakumpet@yahoogroups.com.

Seperti perusahaan lain, Petakumpet juga pernah gagal. Ini yang selalu mengusik Arief dan kawan-kawan. ”Jika perusahaan harus gagal suatu hari nanti, semoga itu terjadi 100 tahun lagi. Mungkin 1000 tahun lagi seperti yang diharapkan Chairil Anwar. Tapi, tidak besok pagi,” timpal Arief, yang telah menerbitkan buku berjudul Jualan Ide Segar.

Meski komunitas Petakumpet masih ada, beberapa anggotanya sudah berpencar ke perusahaan yang berbeda. Ada yang masih bergabung dengan PT Petakumpet, ada pula yang bekerja di bidang ataupun perusahaan lain. Account Executive PT Petakumpet, Alda Arinaldi, baru bergabung dengan perusahaan desain grafis ini dua bulan lalu.

Alda tidak pernah tergabung dalam komunitas Petakumpet. Namun, kedekatan dengan Itok pada masa sekolah dulu, membuatnya tertarik pada dunia desain grafis. Apalagi latar belakang Alda yang lulusan fakultas ekonomi sama sekali tidak sinkron dengan dunia desain grafis. Namun, alumnus STEKPI Kalibata, Jakarta, angkatan 1993 ini optimis dapat menjadi corong bagi Petakumpet agar mampu memasarkan jasa desain mereka. Kantor pusat Petakumpet ada di Yogyakarta. Sementara Alda bekerja dari Jakarta, di kantor representasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

”Karyawan Petakumpet kadang diambil dari komunitas Petakumpet maupun dari luar. Pokoknya kami gaji secara profesional. Lain dengan komunitas biasa,” katanya.

Nah, kalau kalian belum merasa cukup, monggo cek ke TKP aja langsung :
http://ptpetakumpet.blogspot.com/2008_08_01_archive.html

Rabu, 09 April 2008

Abadikan Gengsi

Apa sih yang selalu ditunggu oleh pasangan muda yang sedang dimabuk asmara dan ingin segera melangkah ke jenjang yang lebih serius?

Haha..pasti langkah tersebut adalah pernikahan. Biasanya, bagi kalangan yang berduit tentu momen terindah sepanjang hidup manusia itu pun tidak akan dilewatkan begitu saja. Ada pasangan yang ingin mengabadikan kenangan terindah bersama pasangan sebelum mengucapkan ikrar setia, seumur hidup!

Yupz..rutinitas (bagi yang setuju, walau sudah ada fatwa MUI yang mengharamkan) tersebut adalah pre wedding. Isinya adalah foto-foto kenangan yang dibikin pasangan sekaligus mencitrakan pasangan dengan segala hal uniknya.

Nah, ini adalah pengalaman gw wawancara dengan orang yang tidak dikenal dan hanya mengandalkan Mbah Google. Setelah ditelusuri, ternyata ada website yang menjual jasa tersebut. Untungnya, pas dihubungi langsung klop dan enak untuk diajak ngobrol dan bikin lancar dalam menulis berita.

Biar lengkapnya, baca aja di koran gw.hehehe..



Biar makin manteb, baca juga testimoninya di sini:
http://jurnaldigital.blogspot.com/2008_04_01_archive.html

atau

http://s98.photobucket.com/albums/l244/gigibiru/Blog/?action=view¤t=crIMG_4220.jpg

Senin, 07 April 2008

Kejutan Ultah dari Bondan Winarno

Ada telefon dari redakturku.

"Cepetan liputan di Grand Melia Kuningan, ada Pak Bondan Winarno (Mak Nyuss) sedang peluncuran buku," ucap Danang, redaktur lifestyle ku.

Setelah dandan, aku langsung tancap ke sana. Ternyata telat!!! Acara sudah selesai. Sempat sih ngobrol sebentar dengan beliau dan minta  tanda tangan dari beliau.

"Pak, tolong kasih tambahan Happy B'day di atas tanda tangannya," pintaku kepada Mak Nyuss setelah acara usai.

Yang aku sesalkan ga bisa foto bareng dia. Maklum acaranya padat banget & masih banyak yang minta TTD nya. gpp deh, lagian aku masih punya kesempatan untuk belajar tentang strategi komunikasinya sekaligus meniru cita-cita luhurnya menjadi penulis via bukunya.

Yang bikin aku jengkel, ternyata media tidak mendapat buku gratisnya (bodohnya, aku tidak membawa undangan resmi. Jadi tidak dapat buku resmi). Gpp, perjuangan sendiri mengeluarkan kocek Rp58.000 untuk buku Rumah Iklan.

Kalian bisa menemukan buku terbitan Kompas Gramedia ini dengan harga resmi sekitar Rp 68ribu.
Kalo kalian mau, ada acara tentang pameran iklan dari Matari adv sejak tahun 70an hingga kini di Grand Melia Hotel Kuningan Jaksel. Lucu juga..



Ada satu poster (iklan dari Tempo yang dibuat oleh Matari Adv) yang menggugah hatiku.

"Pena Boleh sama Tapi tergantung siapa yang di belakangnya."

Ini menunjukkan meski dengan alat yang sama (pena) akan menghasilkan sesuatu (tulisan) yang berbeda tergantung siapa yang menulisnya. Harapannya aku bisa menjadi penulis yang hebat seperti penulis kenamaan lainnya. Prinsipnya, "Pena Emas, Pertama Menginspirasi Cerdas"

Mohon doanya...
(mohon maaf jika tulisannya belum banyak menginspirasi bagi teman2 yang lain)
Aku hanya manusia biasa yang mencoba memberikan sesuatu yang tidak biasa bagi semuanya.