Rabu, 07 Juli 2010

Ketika Cinta Harus Memilih


Ketika cinta datang, tak ada yang dapat menolaknya. Apalagi cinta yang datang tidak hanya satu, tapi dua. So, itulah cinta segitiga yang mau tak mau harus dipilih salah satu agar tidak menyakiti lainnya.

Itulah pesan sekilas dari kisah novel "Eclipse" dari Trilogi Twillight. Dalam film ketiga hasil karangan Stephanie Meyer ini tampaknya ingin mengulangi kesuksesan dua film sebelumnya yaitu Twillight dan New Moon.

Saking penasarannya, gw selalu menyempatkan nonton film ini tanpa menyentuh satu bukunya sekalipun. Jadi, gw ingin bebas melihat penafsiran dari sang sutradara dalam alih dunia tulisan ke dunia gambar.

Alhasil, dalam penilaian sementara setelah menonton film tersebut, gw merasa kecewa. Memang, film ketiga ini berbeda sutradara dibandingkan film pendahulunya.

Ialah David Slave (yang telah menyutradarai 30 Days of Night) yang berusaha memvisualkan drama cinta segitiga antara Kristen Steward, Robert Pattinson dan Taylor Lautner. Kisah cinta segitiga inilah yang berusaha mengaduk emosi para penonton.



Sayangnya, gw merasa "ilfill" saat harus menyaksikan adegan "cipokan" berulang-ulang. Bukannya gw ga suka adegan itu, tapi karena terlalu sering, justru filmnya terasa hambar. Gw ke bioskop bukan cari adegan ciuman mulu coyyy..

Gw di sini mungkin tidak akan memberikan sinopsis seluruhnya, karena gw yakin kalian sudah tahu terhadap cerita novel itu. Beberapa yang gw catat dari film ini adalah gw salut ama pesan dari Robert Pattinson yang ogah memerawani (halah, bahasanya kok ribet amat yak) Kristen Steward alias Bella.

Si Vampire ganteng ini bakal hanya menyetubuhi (vulgar banget ya) si Bella setelah menikah. Hmmmm..ternyata Vampire ini masih punya hati nurani. Di tengah pemberitaan yang lagi seru, soal kasus video hot Ariel Peterporn dan Luna Maya sekaligus Cut Tari yang menyebabkan kasus ini banyak ditiru oleh anak sekolahan, ternyata film ini menyiratkan hal penting.

Ah, semoga yang menonton film itu mau mengambil hikmah yang ini, bukan adegan cipokan yang sering banget itu. Maklum, tadi pas nonton di bioskop rata-rata ditonton bersama pasangannya.Naasnya, pasangan ini selalu bergelayut mesra saat menonton. Apalagi saat adegan Bella dipeluk ama Jacob yang bertelanjang dana, wowwwww...."kenapa kamu tidak melepaskan bajumu biar hangat sekalian," ajak Jacob.

Waduuuhh..nih anak bandel banget ya..orang lagi kedinginan malah nekat mau ******* (sensor). Padahal, di situ juga ada Edward yang notabene adalah pacar si Bella. Tentu aja, membuat Vampire ini berang. Tapi karena Edward orangnya cool and charming, maka dia mengatasi dan menenangkan suasananya.

Sayang, adegan perang antara Vampire melawan serigala atau vampire jadi-jadian itu tidak seseru di film yang pertama. Memang ada sih sekilas adegan yang memperlihatkan pertarungan itu. Namun tidak banyak. Film sepanjang hampir dua jam ini terlalu dipenuhi oleh dialog percintaan antara Edward, Jacob dan Bella. Atau menceritakan sejarah saudara-saudara Edward yang dahulu sebelum menjadi vampire, atau sejarah keluarga serigala versi ayah Jacob.

Alurnya pun dibuat naik turun. Kisah puncak hanyalah kematian Victoria yang akan balas dendam terhadap kematian pacarnya dulu (di film New Moon dan Twilight). Itupun juga dikalahkan dengan mudah oleh Edward. Yaaahhh..mungkin ini soal pertarungan antargender kali ya..so, cewek harus kalah.

Nah, ending story ini pun sudah bisa ditebak karena sejak awal Bella sudah meyakinkan kepada Edward untuk mau menjadi pasangan hidupnya kelak, meski berbeda dunia (antara vampire dan manusia). Dan senangnya, kelompok serigala dan vampire dalam film ini bisa bersatu dan hidup damai karena muncul tokoh antagonis lain yang akan menyerang dua kubu ini.



Selebihnya, Anda boleh jejeritan melihat bodi Jacob yang super seksi (always bertelanjang dada dengan sixpack pada otot perutnya) atau si vampire ganteng yang makin cute dan super charming. Tapi, gw juga agak ilfill terhadap Bella yang kelihatannya nafsu banget ama Edward untuk mengajak ML. Fiuuuhhhh..kenapa film ini berbau ranjang semua sih???? jadi muak..

Minggu, 04 Juli 2010

Seumur Hidup Baru Nonton Bola



Hahahaha..keterlaluan!! Emang selama hidup kemana aja, kok bisa ga pernah nonton bola??

Maksud gw, baru kali ini gw nonton bola sampai full, sedetik pun tak terlewatkan. Kok bisa? tadi barusan gw nonton bareng perdelapan final antara Jerman dan Argentina ama Deputi Gubernur Bank Indonesia Mulyaman Darmansyah Hadad dan Budi Rochadi yang digelar di Pier 9 Plaza Senayan Lantai 4.




Gw prediksi semula Jerman bakal menang 2-1 lawan tim asuhan Diego Maradona. Itu feeling aja sih, kagak ada teori apapun. Eh, ternyata malah bisa menang 4-0. Walahhh..temenku sampe gondok karena timnya kalah.

Btw, gw kagak mau berdebat soal menang kalah dalam pertandingan tadi. Siapapun yang menang, toh tidak ada artinya buat gw. Tapi gw cuma pingin share aja, pengalaman gw nobar Piala Dunia tadi.

Ternyata untuk memainkan bola bundar ke gawang itu tidak mudah. Penuh rintangan, mulai dari kena tendang di kaki hingga wajah. Hahaha..Belum lagi dapat kartu kuning hingga kartu merah dan bahkan kena skors ga boleh main dalam pertandingan selanjutnya.

Lalu untuk menggiring bola ke gawang lawan, diperlukan kerjasama antar tim. Di sini keegoisan harus dimimalisir. Dalam pertandingan tadi, gw lihat badan orang Argentina jauh lebih gede dibanding orang Jerman. Namun dengan keegoisan orang Argentina, mereka menggiring bola secara individu. Alhasil, tidak ada satu gol pun yang masuk. Fiuuhhhh..padahal Argentina biasanya bisa masuk semifinal. Kekalahan melawan Jerman tadi bahkan menahbiskan kekalahan terburuk tim Tango selama 36 tahun terakhir sejak 1974. Wow!!



Satu lagi, dukungan dari orang nomor satu di negeri tersebut. Yup!! Kanselir Jerman Angela Merkel pun bersedia menonton tim kesayangannya. Merkel sendiri berencana hadir di Cape Town untuk memberi dukungan langsung. Selain itu, Merkel yang hadir di stadion dengan busana warna merah ini juga akan melakukan pembicaraan politik dengan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. Patut ditiru! Ga kayak perseteruan tim Nigeria yang notabene pemerintahnya melarang tim kesayangannya berlaga di tingkat Piala Dunia.

Hmmmhh..hanya dari bola, ternyata semua orang bisa disatukan ya. Termasuk tadi memergoki aktor ganteng Leonardo di Caprio, pemeran Jack di film Titanic berada di tribun sambil mendukung tim de Panzer.



Hahaha..kok baru tahu sekarang ya?