Selasa, 25 Januari 2011

Arti Sahabat

Pagi tadi,saya dikejutkan oleh pesan singkat dari seorang teman kuliah saat di Bali dulu. Ternyata sudah lama juga kita tidak bertemu dan dia mengirimkan pesannya.

Hidup tidak selamanya berjalan mulus
Butuh batu kerikil supaya kita hati-hati
Butuh semak berduri supaya kita waspada
Butuh persimpangan supaya kita bijaksana memilih
Butuh petunjuk jalan supaya kita punya harapan tentang adanya masa depan

Hidup butuh masalah supaya kita tahu kita punya kekuatan
Butuh pngorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras
Butuh air mata supaya kita tahu merendahkan hati
Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai
Butuh tertawa supaya kita tahu cara mengucapkan syukur
Butuh senyum supaya kita tahu kita punya cinta
Butuh orang lain (saudara fillah) supaya kita tahu kita tak sendiri

Senin, 17 Januari 2011

Konser Musik Tanpa Rokok

Sampai saat ini produsen rokok selalu menjadi pengiklan terbesar bagi media massa. Tak terkecuali mereka berpromosi pada acara yang bisa mengundang banyak orang,terutama konser musik.

Masalah kemudian muncul. Gencarnya iklan rokok di setiap konser musik dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah perokok remaja. Imbasnya, harapan penyadaran bahaya rokok pada anak muda pun makin terkikis. Riset terakhir menyebutkan ada 81% remaja pernah ikut acara yang disponsori perusahaan rokok.

Artinya, terbukti iklan rokok merangsang aspek kognitif remaja untuk jadi perokok atau berganti merek rokok. Waduuhh!!






Lalu,apa yang harus kita lakukan untuk bisa menghentikan mereka?
Hemat saya,kalau untuk menghentikan produsen rokok berpromosi itu tidak mungkin. Lha wong duit mereka tebal dan kurang adanya penyaluran. Sementara yang menggelar acara tentu butuh duit untuk selenggarakan acara. Win-win solution lah.
Untuk meminimalisir, sebaiknya pemerintah lebih gencar sosialisasi bahaya rokok terhadap diri. Perbanyak juga pendampingan kepada remaja-remaja melalui komunitas sehat yang mengajak mereka bisa menghentikan secara pelan-pelan dalam merokok.

Bukankah untuk bisa mengubah orang lain,harus mengubah diri sendiri dulu?

Rabu, 12 Januari 2011

10 Tempat Terunik di Jakarta

Banyak juga lo objek wisata di ibukota yang patut dikunjungi. Selain bisa melepas stres, obyek ini bisa menambah pengetahuan, cuci mata sampe kenyangin perut.

10. Stasiun Tanjung Priok
Stasiun yang berada di dekat Tanjung Priok ini berasitektur Eropa. Hanggarnya gede dan merupakan peninggalan Belanda. Sempat vakum tidak terawat, stasiun ini mulai diperbaharui dan melayani jalur ke Bekasi hingga Surabaya

9. Taman Surapati
Masa kagak tahu sih? Taman ini juga merupakan taman yang sudah ada sejak jaman Belanda menjajah Indonesia. Uniknya, sekarang sudah dipoles dan lebih tertata. Kalau pas malam minggu / minggu, biasanya ada les piano. Romantis..bisa buat cuci mata sembari jalan kaki muter taman

8. Teater Salihara
Awalnya Salihara merupakan nama jalan di daerah Pasar Minggu. Kemudian komunitas sempalan Utan Kayu ini membentuk komunitas di sekitar jalan tersebut. Terjadilah pagelaran teater, film hingga diskusi bertaraf internasional. Tiketnya murah meriah lo..

7. Teater 4D Ancol
Walau tiketnya agak mahal, rasanya belum lengkap kalo ke Jakarta tanpa singgah ke tempat ini. Salah satu wahananya adalah teater 4D dengan kursi yg bisa goyang, merasakan hembusan angin hingga kecipratan air. Dijamin!!

6. Angkringan Fatmawati
Buat yang hobi makan dan ingin nostalgia ala Jogja, di sinilah tempatnya. Murah meriah euyyy..

5. Pasar Kue Shubuh Senen
Bagi yang seneng ama kue tradisional ampe kue ulang tahun yang murah, bisa beli di sekitar Pasar Senen. Pasar ini juga sudah ada sejak jaman Belanda,lo? Bukanya mulai jam9 malam ampe shubuh. Kalau mau miniatur Indonesia dalam bentuk kue, bisa cicipin ke tempat ini

4. SDN 01 Menteng
Sejak Barack Obama menjadi Presiden Amerika, sekolah ini langsung ngetop. Sudah tahu kan? Obama kan pernah sekolah di sini selama 4 tahun. Patung Obama yang ada di Taman Menteng pun akhirnya ditaruh di halaman sekolah tersebut. Bagaimana serunya kalo Obama balik lagi ke sini Maret mendatang ya? Pulang kampung deh..ingat ama nasi goreng ama bakso :)

3. Pasar Bunga Rawa Belong
Pada tahun 50-an, tempat ini sepi sekali. Yang ada cuma hamparan sawah. Lalu pada 1974, tempat ini berkembang menjadi tempat jualan bunga. Jangan salah, omset jualan bunga dalam sebulan bisa mencapai Rp3-6 miliar. Wow!! Yang mau kasih pacar dengan sekuntum bunga, bisa mampir ke tempat ini

2. Setu Babakan
Yeeee..inilah warisan kampung Betawi yang dilestarikan oleh Pemkot Jakarta. Di sini kita bisa menikmati budaya hingga makanan Betawi. Kalau sempat, kalian bisa latihan pencak silat Betawi hingga menikmati buah langka seperti gandaria, mengkudu hingga kenari

1. Pulau Tidung Kepulauan Seribu
Memang tempatnya agak jauh. Tapi jika ingin melepas penat dengan keriuhan ibukota, di sinilah tempatnya. Untuk ke sini, bisa berangkat dari Muara Angke. Tarifnya Rp35ribu naik kapal. Di sini ada pulau besar dan pulau kecil. Trus apa yang bisa dilakukan di sini? Kalian bisa naik sepeda hingga melewati jembatan yang menghubungkan dua pulau itu. Tarif sewa sepeda cuma Rp10 ribu seharian penuh

Nah, udah ke tempat yang gw sebutin td belum?? Come on guyz..Kenali Indonesia Kenali Obyek Wisatanya..

Ini mah cuma secuil aja, kalo ada yang tahu lainnya mohon dishare juga ya..

Senin, 10 Januari 2011

Perlukah Koin Sastra

Para pengguna Twitter langsung demam ajakan untuk membantu dunia sastra melalui hashtag #koinsastra. Ajakan tersebut muncul ketika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta mengurangi jatah suntikan modal ke Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.

Seperti yang sudah santer terdengar, ribuan koleksi karya sastra yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki ini terancam tutup. Pusat dokumentasi yang didirikan sejak tahun 1977 ini kekurangan modal baik untuk operasional maupun pengembangan perpustakaan.

Asal tahu saja, pusat dokumentasi yang menjadi rujukan penelitian sastra (modern) itu memiliki koleksi 16.316 judul buku fiksi, 11.990 judul buku nonfiksi, 457 judul buku referensi, 772 buku atau naskah drama, 750 map berisi biografi pengarang, 15.552 map kliping dari berbagai sumber, 610 lembar foto pengarang, 571 judul makalah, 630 judul skripsi dan disertasi, serta 732 kaset rekaman suara dan 15 kaset rekaman video dari para sastrawan Indonesia.

Parahnya, saat saya pertama kali mengunjungi perpustakaan tersebut saat peluncuran novel Pipiet Senja, kondisinya memang sudah memprihatinkan. Malah saya lebih suka menyebutnya sebagai gudang. Padahal, isi dari "gudang" tersebut berisi sejarah karya sastra tanah air.

Ironinya, elit politik di gedung kura-kura itu justru masih asyik rebutan kekuasaan. Masalah sekecil itu saja, justru malah diabaikan. Parahnya, isu bom berupa paketan buku justru mendominasi berita di seluruh media massa. Pemberitaan mati suri perpustakaan bersejarah ini minim.

Saya belum tahu seberapa efektif para tweeps (pengguna twitter) mampu menggerakkan massa melalui gerakan #koinsastra seperti langkah Prita Mulyasari dalam mengumpulkan koinprita. Atau koin cinta Bilqis yang berusaha membantu Bilqis Anindya Passa, bayi berusia 17 bulan pengidap Atresia Bilier (saluran empedu yang tidak berkembang).

Padahal, saya berkeinginan memiliki perpustakaan atau bahkan museum seperti di film "Night at Museum". Di film tersebut, pemerintah harus membayar hanya untuk seorang penjaga museum. Pasalnya, koleksi di dalam museum tersebut berisi sejarah-sejarah bangsa.

Tapi, keinginanku itu mungkin hanya sebatas mimpi. Seharusnya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya. Lah kalau yang ini, buru-buru menghargai. Suntikan dananya saja sudah disunat oleh pemerintah.

Atau, sebaiknya perpustakaan ini diserahkan saja ke pihak swasta atau pihak-pihak yang biasa menangani perbukuan. Dengan dikelola swasta, nantinya mereka bisa membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni dan bisa diberikan restribusi secukupnya.

Pasalnya, saya sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah saat ini. Duit yang sebenarnya untuk rakyat, malah hanya masuk ke kantong pribadi. Bagaimana bangsa ini bisa maju kalau hanya urusan begini saja tidak sanggup mengatasi??

Jumat, 07 Januari 2011

Perlukah Membeli Televisi?

Sampai saat ini masyarakat Indonesia masih lebih suka menonton televisi,dibandingkan mencari berita melalui media massa lainnya,misalnya internet atau media cetak.

Apa sebabnya?
Masyarakat kita lebih suka media visual yang bisa memberikan aksi dan reaksi saat menikmatinya. Tak hanya itu, menonton televisi cenderung lebih gampang dan lebih murah dibandingkan mencari sesuatu di media lainnya.

Saat menonton televisi, pembaca bisa leluasa mengatur remote untuk mengganti channel televisi favoritnya. Asyiknya lagi,hal itu bisa dilakukan multifungsi alias bisa dilakukan sambil melakukan hal lainnya.

Fakta mencengangkan datang dari pakar motivator marketing Tung Desem Waringin. "90% penduduk membeli TV tapi hanya 10% yang membeli buku dan kaset-kaset tentang investasi."

Itulah yang menyebabkan orang Indonesia susah kaya. Hal itu bisa dilihat dari 10 orang terkaya versi majalah Forbes yang mayoritas diisi oleh orang yang sama setiap tahunnya.

Kini, nasib masa depan ada di tangan Anda. Sudahkan Anda melakukan apa yang ditulis Tung Desem Waringin tersebut? Success is my right..what about you?

Rabu, 05 Januari 2011

Perlukah Datang ke Peramal??

Pertanyaan yang aneh dan sebenarnya tidak perlu dijawab. Namun,jika elo punya masalah,ada kalanya bisa datang ke peramal itu.

Bagi gw, datang ke peramal bukan mendapatkan solusi kongkrit. Namun sebenarnya malah kegalauan hati akibat diberikan saran dari peramal itu.

Orang yang datang ke peramal,tentu punya masalah yang ingin dipecahkan. Yang datang ke peramal ini pun tidak cukup meminta saran dari teman atau bahkan orang terdekatnya sekalipun.

Gw sih, tidak mempercayai 100% apa yang dikatakan oleh peramal. Maklum saja, Tuhan akan melaknat hamba-Nya yang datang ke dukun,paranormal atau peramal untuk meramal masa depannya.

Ya,kata-kata itu merupakan rambu bagi kaum muslim untuk tidak mempercayai seorang peramal.

Namun,untuk sekadar iseng, datangilah peramal tapi tidak untuk 100% dipercayai. Anggap saja kau bertemu teman untuk curhat dan mereka kasih solusi. Nah,solusi ini bisa kau lakukan atau bisa saja sebaliknya. That's it.

Kata peramal Mira Delima Oktaviana,yang biasa mangkal di area Taman Ismail Marzuki,ramalan ini hanya sebuah antisipasi atau mawas diri sebelum melakukan sesuatu. Semuanya tetap harus diserahkan kepada Tuhan dan lakukan sesuai kemampuanmu. So,masih perlukah datang ke peramal? Its depends on you..
Tapi ada celetukan dari orang, mengapa harus datang ke peramal kalau rejeki dia (peramal) itu kita yang memberi??? hehehe..