Jumat, 22 Januari 2016

News Corp Bantah Beli Twitter

twitter

Pemilik media News Corp Rupert Murdoch membantah berminat membeli atau berinvestasi pada perusahaan jejaring sosial Twitter. Saham Twitter sempat naik 14 persen pada Rabu dan berakhir naik 4,1 persen menjadi US$ 17,38 per saham.

Saham naik dari rekor terendahnya, terutama setelah kabar News Corp akan berinvestasi di Twitter. Bisnis layanan jejaring ini kian merosot karena jumlah pengguna tak meningkat signifikan.

Saat ini pendiri Twitter Jack Dorsey telah kembali sebagai kepala eksekutif dan berusaha mendongkrak perusahaan kian menarik.

Perusahaan sedang menguji fitur untuk menampilkan iklan, khususnya bagi pembaca cuitan tanpa harus masuk ke situs dan akan memonitasi pengguna yang tidak aktif.

“Twitter merupakan sebuah organisasi besar pasti telah memikirkan semuanya, termasuk perusahaan internet lain atau perusahaan media sekalipun,” kata analis Monness, Crespi, Hardt & Co, James Cakmak. Juru bicara News Corp membantah rumor tersebut.

Twitter sebenarnya telah memiliki beberapa investor besar. Misalnya mantan CEO Microsoft Corp Steve Ballmer yang memiliki empat persen saham Twitter pada Oktober. Ia menjadi pemegang saham publik terbesar ketiga setelah pendiri Twitter Evan Williams dan miliarder Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal.

Twitter telah menjadi subjek pengambilalihan, termasuk rumor palsu yang diberitakan Bloomberg jika ada perusahaan yang berminat membeli Twitter senilai US$ 31 miliar. Twitter telah menerima tawaran dari Alphabet Inc (induk Google) dan Facebook Inc.

“Meski News Corp membantah rumor, saya pikir ini bisa membantu investor yang berpotensi mendongkrak valuasi saham Twitter,” kata Cakmak.

Hingga penutupan Selasa, saham Twitter jatuh hampir 41 persen sejak Dorsey menjadi CEO permanen pada Oktober.

Sumber: Reuters



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar