Sabtu, 21 Juni 2008

Komunitas Penulis Lepas

BERAWAL dari diskusi di sebuah milis,Komunitas PenulisLepas berusaha memfasilitasi para anggotanya agar mampu mengembangkan keahlian menulis.

Komunitas bermoto ”Situsnya Penulis!” itu lalu membuat website yang bisa mengakomodasi kepentingan anggota, mulai proses kirim karya, diskusi, hingga pengembangan jaringan penulis. Sejarah awal milis PenulisLepas berdiri tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin tiga sahabat,yakni Jonru,Rini Nurul Badariah, dan Subhan Afifi.

Three musketeers ini memosisikan milis PenulisLepas sebagai media komunikasi sejumlah orang yang berprofesi sebagai penulis lepas. Itu sebabnya, milis yang berdiri 15 Februari 2001 itu diberi nama PenulisLepas.Komunitas tersebut semula bersifat tertutup dan hanya orang tertentu yang diundang. Lambat laun komunitas ini berkembang dan anggotanya membludak hingga 5.200 orang.

Susah untuk mengatur orang sebanyak itu dari seluruh Indonesia. Milis ini sempat vakum karena kekurangan pengelola.Beruntung,masih ada sekitar 10% dari jumlah tersebut yang bersemangat untuk tetap melanjutkan diskusi online maupun melakukan kopi darat,sambil membuat sebuah acara. Tahun 2005 komunitas semakin solid dan memutuskan membuat sebuah kepengurusan.

Namun,dalam perkembangannya, para anggota sepakat tidak membentuk kepengurusan, melainkan jadi komunitas saja. Jonru, sebagai penggagas milis ini, bertanggung jawab melanjutkan keberadaan komunitas PenulisLepas. Setelah itu,komunitas ini semakin serius menggarap kemampuan atau keahlian masing-masing anggota, sekaligus memperluas jaringan dengan enam orang sebagai moderator.

Diskusi online tentang kegiatan tulis-menulis pun semakin terarah. ”Selain milis, kami juga membangun situs www.penulislepas. com.Awalnya,situs ini berisi info seputar penawaran jasa di bidang penulisan dan murni bertujuan bisnis,” ungkap Jonru. Namun, setelah berjalan beberapa lama, bisnis itu belum juga menampakkan profit. Jonru yang bekerja sebagai content editor di CBN, perusahaan penyedia layanan internet, tidak bisa berdiam diri.

Dia lalu mengubah www.penulislepas. com menjadi situs komunitas, dengan harapan suatu saat situs ini bisa menjadi basis bisnis baru bagi para penulis. Saat itu Jonru dibantu sahabatnya, Bambang Trim, yang mengelola penerbitan MQS Publishing dan wakil ketua IKAPI Jawa Barat.Komunikasi intensif mereka membuahkan hasil,yakni perubahan format situs menjadi komunitas penulis di dunia maya.

Sejak saat itu, komunitas ini terus menggeliat dan sering mengadakan pertemuan. Pertemuan perdana terjadi pada 16 Oktober 2005, yang ditandai dengan antusiasme anggota untuk berkiprah di milis dan situs penulis lepas. ”Saya tidak mengira PenulisLepas bisa menjadi komunitas yang sangat berharga dan potensial.

Ini adalah aset yang tak terlihat dan merupakan harta karun,”ujar Jonru, yang menggelar pertemuan kedua lewat seminar bertajuk Kiat Sukses Menerbitkan Bukupada 2 Juli 2006. Kegiatan para anggota komunitas terus berlanjut hingga 13 Agustus 2006 meski hanya berupa diskusi internal yang dihadiri tujuh peserta. Lantas, pada 24 November 2006 diadakan pula diskusi online via konferensi di Yahoo! Messenger,dihadiri sekitar 50 peserta.

Alhasil, milis dan situs penulis lepas kini menjadi milis dan situs penulisan terbesar di Indonesia.Namanya pun semakin diperhitungkan dan banyak orang penting di bidang penulisan yang bergabung di sini.Ada Bambang Trim,Yanusa Nugroho, Damhuri Muhammad, Kinoysan, Akmal Nasery Basral,Femmy Syahrani, Beni Jusuf, Arul Khan,dan masih banyak lagi.

Maret 2007, Jonru memutuskan keluar dari perusahaan dan memfokuskan diri pada bisnis penulisan,termasuk mengurus milis dan situs penulis lepas.Jonru menangkap peluang, komunitas ini bisa menjadi sebuah ladang wirausaha di bidang tulis-menulis.

Beragam paradigma lama, seperti menulis sebagai sampingan dan hanya mengandalkan honor tulisan yang dimuat di media atau royalti penjualan buku, langsung diubah oleh founder PenulisLepas tersebut. Masih menurut Jonru, kegiatan menulis pun dapat menjadi sumber penghasilan dan kita bisa kaya karenanya. Contoh nyata bisa dilihat dari penulis buku best seller Ayat Ayat Cintaatau Laskar Pelangi.

Meski untuk meraih keberhasilan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berwirausaha lewat produk tulisan jangan hanya dilihat dari royalti sebagai sumber kekayaan. Buku, misalnya, sebagai sebuah produk, bisa memperlihatkan kredibilitas seseorang,dan sumber kekayaan biasanya muncul di luar produk itu sendiri. Seperti diundang berbicara di depan forum, menerima proyek tulisan dari seseorang, dan sebagainya.

Dengan langkah mantap, Jonru lantas mengibarkan Sekolah Menulis Online (www.sekolahmenulisonline. com) pada Juli 2007, sebuah sekolah menulis di dunia maya.Tentu saja sekolah ini memiliki modul, bedah karya, hingga pertemuan online rutin dua kali seminggu. Layanan konsultasi via online pun dilakukan untuk mempermudah komunikasi jarak jauh apabila ada siswa yang kesulitan selama proses pembelajaran. Sekolah yang diadakan tiga bulan sekali dan sudah memasuki angkatan ketiga itu bisa meluluskan minimal 30 orang per angkatan.

Bagi Jonru,menulis bukan sekadar mencari materi, tapi lebih pada pengungkapan segala pemikiran dan idealisme kita. Salurkan segala ide liar positif itu dan tetap konsisten. Uang hanya efek samping.

Jonru semakin mengibarkan bisnis penulisan dengan menerbitkan buku secara self publishing (dalam bentuk ebook) berjudul Menerbitkan Buku Itu Gampang! melalui situs www.naskahoke.com,mendirikan lembaga pelatihan penulisan, seperti yang sedang dirintis lewat situs www.belajarmenulis. com, dan masih banyak cita-cita tentang kepenulisan yang akan ditanganinya lagi.

Salah seorang yang sukses berwirausaha di bidang ini adalah Ariyanto MB. Sejak 2007, Ariyanto telah mampu menulis 24 buku nonfiksi populer. Bahkan,dia berani memantapkan langkah untuk menjadikan menulis sebagai sumber kekayaan. Penemu danpengembangmetode”menulis tanpa harus berpikir”itu juga merupakan owner sekaligus founder MR Pen Indonesia (pabrik tulisan pertama di Indonesia), sekretaris jenderal pengurus pusat Aliansi Penulis Indonesia (API), dan penulis entrepreneur.

”Modal utama yang Anda butuhkan sebenarnya hanyalah keberanian untuk percaya dan yakin bahwa Anda bisa. Di dunia ini banyak sekali orang yang sebenarnya bisa, tapi mereka merasa tidak bisa.Mereka telah membatasi diri sendiri, padahal Tuhan telah memberi mereka potensi yang amat luar biasa,” tuturnya.

SINDO Minggu,29 Juni 2008 halaman 41

Selasa, 17 Juni 2008

Doraemon Jadi Duta Animasi Dunia

Kementerian Luar Negeri Jepang menunjuk tokoh kartun asal Jepang Doraemon sebagai duta budaya animasi seluruh dunia. Penunjukan ini dilakukan atas dasar rapat dari Kementerian Luar Negeri Jepang, ahli budaya pop, ahli komik, kaum professional dan pihak Shogakkan Production selaku pemegang lisensi Doraemon di Jepang.

Tokoh berupa kucing dengan kantung ajaib ini telah dilantik sebagai Duta Besar Budaya Animasi pada bulan Maret 2008 di Jepang untuk memerkenalkan budaya dan adat istiadat masyarakat Jepang ke seluruh dunia. “Kunjungan Doraemon ke Indonesia sudah dua kali. Tapi kunjungan kali ini sangat spesial karena bertepatan dengan 50 tahun persahabatan Indonesia-Jepang,” sambut atase Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang Yukari Kaji saat jumpa pers di Jakarta, (17/6).


Keberadaan tokoh kartun yang sudah menyapa masyarakat Indonesia sejak 18 tahun lalu ini sudah dikagumi oleh masyarakat di seluruh dunia. Selama ini tokoh kartun yang diputar di RCTI tersebut memberikan inspirasi kepada anak-anak hingga orang tua. Lanjut Yukari, melalui film-filmnya Doraemon mampu memberikan gambaran tentang cara berpikir dan cara bertindak masyarakat Jepang.

Pemerintah Jepang telah membuka hubungan diplomatik kedua ke Indonesia mulai 20 Januari 1958. Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Jepang Aiichiro Fujiyama menandatangani perjanjian Perdamaian dengan Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Dr.Soebandri. “Indonesia telah bersahabat dengan Jepang sejak 50 tahun lalu. Dengan penunjukan Doraemon sebagai Duta Besar Budaya Animasi ini semoga makin mengukuhkan persahabatan kedua negara dalam 50 tahun ke depan bahkan selamanya,” tegas Susi Luhulima, sekretaris Komite Budaya Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ).


Organisasi PPIJ sendiri adalah organisasi yang mengedepankan hubungan persahabatan dan saling pengertian kedua negara sejak 1981. Hubungan yang dimotori oleh  alumni pelajar Indonesia di Jepang ini telah mengadakan pertukaran bidang budaya, olahraga, pendidikan, teknologi, aktivitas sosial dan ekonomi, termasuk mendatangkan Doraemon ke Indonesia.  Dalam kunjungannya ke Indonesia ini, Doraemon akan mengadakan roadshow untuk film Doraemon the Movie, Nobita dan Dinosaurus yang akan tayang mulai 9 Juli 2008 ke Jabodetabek, Medan, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Palembang, Batam, Pontianak dan Tanjung Pinang.

Maya Barack, ketua pelaksana dari Go Ad Communication pun merasa bangga bisa menyelenggarakan kegiatan bersama Doraemon di Indonesia. Kegiatan terdekat ini adalah Doraemon Dreamland, sebuah atraksi permainan berupa 17 wahana yang diperuntukkan bagi anak usia TK hingga dewasa.  Selain itu, kegiatan yang akan bertempat di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta 20 hingga 29 Juni 2008 ini ada festival makanan Jepang, gambar asli kartun Doraemon dari pengarang aslinya, Fujiko Fujio serta penyediaan komik Doraemon jilid penuh dalam dua bahasa, Indonesia dan Jepang.

Apa tokoh kartun favoritmu??

Rabu, 11 Juni 2008

TIM Dulu dan Kini

Semalam aku lapar banget & pingin merasakan makanan di sekitar Teater Ismail Marzuki daerah Cikini. Biasanya di sekitar area pintu masuk maupun di dalam akan ditemukan banyak makanan. Mulai dari beragam soto, seafood, nasi gila, nasi bebek & minuman aneka macam bisa kamu jajal mulai dari petang hingga dini hari. Biasanya mereka senang makan di tempat ini karena menjanjikan suasana kenyamanan sekaligus bisa lesehan (seperti angkringan di Jogja). Tapi, semalam nihil.

Aku mulai curiga, pihak TIM atau pemerintah daerah setempat menertibkan pedagang liar ini. Bisa juga pedagang makanan yang ada di sebelah dalam protes karena dagangan mereka tidak laku akibat pedagang makanan liar di pintu masuk & pintu luar. Tak mau berprasangka, semalam mobil satpol PP lengkap dengan petugasnya berjaga-jaga di depan area ini. Mungkinkan mereka direlokasi? atau bahkan diusir saja?


Sempat aku diskusi dengan temanku, bisa saja mereka diusir karena menjual minuman keras. Pasalnya, temanku ini pernah melihat ada pedagang di TIM yang menjual minuman keras tapi tidak langsung dengan botolnya. Pedagang ini memindahkan isi minuman ke dalam teko dan menuangnya ke dalam gelas. Pantas saja, mereka melayani seperti biasa (seperti menuang teh atau kopi). Biasanya anak muda yang nongkrong sambil mendendangkan gitar di sudut pintu keluar ini minum di situ. Ini masih praduga. Entah benar atau salah. Tapi bisa saja.


Jakarta, dengan segala kemajemukannya telah mendatangkan rejeki bagi kaum rural. Walau BBM naik, mereka tetap berupaya survive berjualan apa saja, yang penting bisa menghidupi anak & istri atau minimal bisa untuk biaya makan sendiri. Tapi kasihan juga bagi pedagang di TIM tersebut, walau sebenarnya makanan di sini tidak terlalu enak, mereka hanya melihat peluang ada tempat bagi anak muda atau dewasa untuk nongkrong. Kesempatan tersebut ditangkap dengan membuka warung tenda yang menyediakan makanan (biasa) dengan suasana nyaman tadi.


Bisa saja, dalam rangka ulang tahun ini Jakarta akan menertibkan pedagang liar yang ada di pinggir jalan. Termasuk pedagang koran atau penutup hidung dari polusi yang biasa menjajakannya dagangan di sekitar Tugu Tani. Pagi tadi, ada mobil satpol PP yang berjaga di depan lampu merah. Dan penjual koran sepi. Tak ada satu pedagang pun yang nongol di sana.
Trus kemana mereka berjualan??


Akankah pemda memberikan lahan berjualan bagi mereka?
Kalau di Bali, ada semacam lahan khusus Food Court ( di depan Pantai Kuta atau sekitar jalan Sunset Road) yang menyediakan beragam penjual makanan. So, bagi mereka yang ingin makan, ya memang harus ke sini. Bukan di pinggir jalan. Apalagi bagi mereka yang suka makan dengan membawa mobil pribadi, bisa memacetkan jalan.Jalanan kian sumpek.

Rabu, 04 Juni 2008

Pengamen Bangsat

Kemarin waktu mau ke Planet Hollywood di kawasan Gatot Subroto untuk acara press conference film "Mengaku Rasul", aku sengaja naik P67 dari Salemba, kosku. Hal ini aku lakukan karena lebih menghemat waktu jika harus berangkat dari Sarinah naik 640. Meski ada tanda masuk yg ketinggalan di kantor, aku pilih langsung datang aja. Nanti jika ga boleh masuk, ya balik kanan aja!Beres!

Setelah bayar ongkos Rp2500 (sekarang naik jadi gopek setelah BBM naik), aku tidak menikmati suasana bis. Habis jalannya pelan banget. Ga tahu apa aku udah telat!! tadi bangunnya juga kesiangan lagi!! Huuuhhhh, sepanjang jalan aku ngedumel sendiri.

Daripada bete aku baca majalah Readers Digest edisi Juni yg hbs kubeli di Gramedia Matraman dua hari sebelumnya. Lumayan menarik. Pas ada pengamen datang, berdiri di depanku sekaligus membelakangi diriku. Kl suaranya bagus sih ga masalah!! kl ini nih udah suaranya cempreng, gitarnya ga enak, lagunya apalagi. Jadul banget & cengeng. Masa lagu Obbie Messakh yg jaya tahun 80-an dinyanyikan sekarang. Aku yg udah semangat 45 kembali down mendengar lagu cengeng khas air mata ini. Ga pantas bangsa ini disuguhkan lagu cengeng nangis-nangisan seperti itu. Gmn bangsa ini bisa maju kl disuguhkan lagu2 spt itu terus. Itupun jg berlaku pada lagu jaman sekarang, ga ada yg membangkitkan semangat!!!

Tiga buah lagu dinyanyikan, untung aja aku ga hafal lagu itu & ga ngeh lagu itu. Di sela2 lagu emang dia nyerocos kayak salesman. Bagus jg triknya. Biasanya kl pengamen cukup ngamen aja, bilang thanks ama supir, kondektur & penumpang. Atau hati2 dgn barang Anda, banyak pencopet!!

Seketika aku dibuat takjub dengannya!!

"Kita ini harus bisa menjadi bangsa yang bersyukur. Sekecil apapun nikmat yg kita terima haruslah kita syukuri. Allah swt telah mengingatkan,"Barang siapa yg bersyukur atas nikmatku maka aku tambah nikmatnya & barang siapa kufur thd nikmatku maka adzabku sangat pedih." Bapak Ibu dan adik2 semua pasti mengalami nikmat yang berbeda2. Para penumpang yang budiman pastilah bisa menikmati indahnya dunia ini dengan segala warna-warni kehidupan. Lagu-lagu "air mata" yang saya nyanyikan tadi hanyalah sekelumit dari pengalaman harian saya. Berbeda dengan saya dengan tanpa penglihatan ini......"

Seketika aku menghentikan mataku untuk membaca & mengalihkan pandanganku ke matanya. Ternyata matanya buta & sudah tidak ada korneanya lagi, hanya putih saja. Astaghfirullah. Aku telah memfitnah orang dengan segala umpatanku tadi. Ampuni ya Allah.

Bayangkan saja kalau kita hidup seperti dia & harus bekerja keras menyambung hidup. Sementara lapangan pekerjaan hanya untuk orang normal & punya pengalaman bagus saja!!

Aduuuhh..susah sekali hidup di di dunia ini. Langsung saja aku merogoh kocek seadanya di kantong. Untung pas dia menengadahkan tangannya aku bisa memberi "sesuatu". Ingat janji Allah saja, barang siapa menabur maka ia akan menuai. Buat sedekah saja!!