Jumat, 31 Desember 2010

Perlukah Panti Jompo?

Berawal dari tradisi yang ada di Jepang, banyak masyarakat di sana membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si ibu telah lumpuh dan mulai pikun.

Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya tersebut.
Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya dan mematahkannya, kemudian menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampainya di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia juga tidak menyangka sanggup melakukan perbuatan ini.

Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata "Anakku, aku sangat menyayangimu. Dari kau kecil sampai dewasa, aku selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lewati dengan ranting-ranting kayu. Aku takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah," kata Ibu tersebut sambil mengusap kepala anaknya.

Mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pulang kerumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat ibu yang sangat mengasihinya tersebut sampai si ibu meninggal.

Pesan moral dari story ini adalah: Orang tua bukanlah barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Menitipkan mereka di panti jompo, dan hanya mengunjungi jika sempat, tidak jauh lebih mulia dibanding membuang mereka di hutan serta membiarkan mereka meninggal dalam kesepian.

Sabtu, 25 Desember 2010

Pesan Petinggi CIMB NIAGA

Saya kagum pada bankir satu ini. Dengan tangan dinginnya, Arwin Rasyid, CEO PT Bank CIMB Niaga Tbk mampu membawa bank dari negeri jiran tersebut menjadi bank yang diakui di Tanah Air.

Saya tidak akan panjang lebar menjelaskan pesan beliau di bawah. Tapi semoga dengan pesan singkat ini, mampu memotivasi semuanya:

"Saya mengejar prestasi, bukan jabatan. Dengan mengejar prestasi,maka jabatan akan datang sendiri. Belajar dari kesalahan. Satu contoh, dulu saya perfeksionis. Saya pikir semua orang harus kerja keras. Tapi tak bisa seperti itu. Kita harus mencari the best in every person lalu put him in the right place."

Jumat, 17 Desember 2010

Twitter Membosankan

Beberapa netizen (masyarakat pengguna internet) mengeluhkan kerumitan penggunaan jejaring sosial tersebut. Itulah sebabnya media yang oleh beberapa kalangan bukan dianggap sebagai situs jejaring sosial itu diprediksi akan mengalami kelambatan bisnisnya di masa mendatang.

Berulang kali teman-teman saya meminta saran bagaimana membuat akun, cara update status, upload foto dan sederet fitur-fitur untuk memuaskan hasrat narsisnya. Celakanya, mereka tidak mendapat kepuasan dari fitur-fiturnya itu.

Prediksi Mashable.com tentang dunia jejaring sosial terutama Twitter di tahun ini justru akan membosankan. Pasalnya, Twitter akan fokus pada platform iklan dan meluncurkan fitur-fitur yang hanya mendukung bisnisnya semata. Hal itulah yang dianggap akan menghambat pertumbuhan bisnisnya.

Kendati akan membosankan, ternyata Indonesia menjadi pasar terbesar pertama Twitter di Asia. Hingga pertengahan Desember 2010, jumlah pengguna Twitter di dunia sudah lebih dari 105 juta orang. Sementara jumlah pengguna Twitter di Indonesia sekitar 8 juta orang.

Indonesia sendiri terbilang negara dengan penetrasi Twitter yang tinggi, mengingat pelanggan internet cuma sekitar 30 juta orang. Angka pengguna Twitter itu kalah telak dengan pengguna Facebook di Indonesia yang mencapai 25 juta orang.

Twitter paling banyak digunakan untuk mengabarkan kehidupan personal atau pun aktivitas penggunanya (72 persen), berkaitan dengan pekerjaan (62 persen), dan mentautkan artikel berita (55 persen).

Kita tunggu kiprah Twitter di masa mendatang!

Senin, 13 Desember 2010

Iklan XL Kontroversial

Apakah Anda masih ingat dengan iklan manusia yang mau kawin dengan monyet pada iklan provider telekomunikasi,XL, beberapa waktu lalu? Atau perseteruan Baim dan Sule yang masih ngotot perang tarif antara Kartu AS dan XL?

Yap, iklan tersebut membuat publik tercengang dan beberapa kali diulas oleh beragam forum di dunia maya. Alhasil, dengan makin banyak digosipkan di dunia maya maka publik juga mendengarnya. Alhasil, iklan kontroversial itu justru membuat semakin banyak orang ingin tahu.

Trik yang sama sebenarnya juga dilakukan di film esek-esek yang melibatkan aktris panas yaitu Julia Peres dan Dewi Perssik. Film yang sampai sekarang belum diketahui judulnya itu menimbulkan ketertarikan banyak orang untuk mencari tahu dan ingin segera menontonnya. Halah..dasar orang kita memang suka ikut-ikutan.


Tapi, menurut pakar marketing Rheinald Kasali menjelaskan "semakin iklan itu kontroversial, maka brand awareness (rasa keingintahuan seseorang terhadap sesuatu) semakin besar." Lalu, apakah kita juga perlu ikut-ikutan posting di Youtube dan bikin video gokil biar ikutan terkenal??

Minggu, 12 Desember 2010

Jadi Pengusaha Tak Perlu Kuliah

Saya sedang merenungkan sebuah timeline Twitter dari motivator termuda di Asia Bong Chandra yang ditulisnya kemarin. "Untuk menjadi pengusaha, seseorang tidak perlu kuliah. Tapi untuk menjadi karyawan,kalian perlu kuliah."

Saya sangat tertarik dengan kalimatnya tersebut. Dan Bong Chandra sendiri pun mengakui bahwa dia juga bukan lulusan dari kampus terkemuka,apalagi lulusan dari luar negeri atas karirnya kini. Malahan cowok berusia 23 tahun ini drop out dari jurusan Desain Grafis Universitas Bina Nusantara.

Sebelum sukses seperti sekarang, Bong pun berjibaku dengan menempa diri untuk bekerja keras. Saat itu krisis 1998 yang membuat pabrik kue milik orang tuanya bangkrut. Bahkan rumahnya pun hampir dijual. Lepas dari cerita susahnya tersebut, Bong bertekad untuk bisa membangun kerajaan bisnis yang dibangun bersama istri tercintanya.

Untuk apa kuliah?
Pertanyaan itu lantas menggelayut pikiranku. Hingga usia saya yang kini 27 tahun justru hanya mengandalkan untuk menjadi kuli alias bekerja ke orang lain. Walau bukan lulus dari universitas terkemuka, setidaknya saya juga lulus meski tidak dengan Indeks Prestasi Kumulatif tinggi alias cum laude.

Namun setelah membaca timeline tersebut, saya menjadi iri bahkan bisa dibilang menyesal atas karir saya yang begini-begini saja atau penghasilan saya yang enggan bertambah. Ditambah lagi, timeline tersebut juga dibuktikan dari beberapa orang terkaya di dunia yang sukses tanpa melalui tahap bangku kuliah, bahkan maksimal hanya drop out saat kuliah.

Di antaranya adalah pemilik dan pendiri Microsoft Bill Gates yang keluar dari Harvard University. Atau Li Ka Shing (bisnisman Hongkong yang cabut dari sekolah saat berusia 12 tahun), Sheldon Adelsen (casino owner yang drop out dari City College of New York), Pendiri Oracle Larry Ellison yang juga keluar dari University of Illinois serta pengusaha minyak di Rusia Roman Abramovich.

Memang hingga saat ini belum ada survei khusus yang menyatakan bahwa pendidikan tinggi akan sebanding dengan pekerjaan yang akan diraihnya. Namun mengutip pernyataan Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa pola pikir para sarjana umumnya berorientasi menjadi pegawai negeri atau karyawan swasta, padahal lapangan kerja baik di swasta dan negeri sangat terbatas dibanding angkatan kerja.

Artinya, pendidikan di Indonesia justru melahirkan para pencari kerja baru, bukan pencipta lapangan kerja.

Mantan Menteri BUMN tersebut juga menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang di Indonesia maka keinginan untuk menjadi wirausahawan semakin rendah.Nah? akhirnya mereka yang berpendidikan tinggi ini umumnya tidak mau `kotor-kotor` dan biasanya lebih pilih-pilih pekerjaan. Padahal, kalau mau menjadi wiraswasta, dia harus mau `kotor-kotor` lebih dahulu.

Berusaha Tidak Panik
Saya pikir lagi, sang Pencipta tentu memiliki maksud menciptakan makhluknya untuk melakukan kewajibannya masing-masing. Ada yang memilih untuk bekerja, berwirausaha atau memilih menjadi pengangguran. Loh..pengangguran kok pilihan?

Namanya hidup juga perlu usaha. Jika pasrah terhadap keadaan, maka kita hanya akan menerima apa yang kita kerjakan. Kita malas untuk mencari kerja, maka harus siap jadi pengangguran. Kita malas untuk menjadi pengusaha, juga harus siap disebut pengangguran. Intinya hidup ini adalah pilihan. Namun jangan lupa, Kita adalah PRESIDEN dari Perusahaan Pribadi kita. Jangan pernah berpikir kita bekerja untuk orang lain.