Minggu, 24 Januari 2010

Kasih Uang Habis Perkara

Itulah yang terjadi di sistem pengadilan tanah air. Apapun bisa dibayar dengan uang. Tak terkecuali masalah hukum.

Kali ini negara sedang dihebohkan oleh kasus plesiran dari seorang tahanan tersangka mafia kasus pajak, Gayus Tambunan.Kabarnya, Gayus berhasil nonton pertandingan tenis di Pulau Dewata selepas membayar sejumlah "upeti" ke penjaga tahanan.

Hmmmm..inilah yang disebut pasal KUHP, Kasih Uang Habis Perkara. Hukum kita terlalu mudah untuk dibeli, khususnya oleh orang-orang berduit. Daripada repot menginap di hotel prodeo, mendingan bayar uang dan selesailah perkara.

Sebelumnya juga pernah terjadi kasus penyuapan Rp6 miliar kepada jaksa Urip Tri Gunawan oleh Artalyta Suryani alias Ayin. Meski sudah divonis 5 tahun di Rutan Pondok Bambu, hotel prodeo yang khusus disiapkan untuk Ayin justru bernuansa hotel mewah sungguhan.

Bagaimana tidak, penjara yang seharusnya tidak ada fasilitas apapun justru dilengkapi dengan televisi, kulkas hingga AC. Oalahhhh..lagi-lagi ini urusan uang. Bagaimana mungkin Ayin dapat fasilitas mewah tanpa ada kongkalikong dengan pejabat setempat?

Uang..alat pembayaran ini seakan menjadi hal biasa untuk membeli sesuatu, bahkan nyawa sekalipun.Ah, janganlah sampai ke urusan nyawa. Kita saja kalau terkena tilang, mendingan bayar di tempat agar segera beres. Bagaimana dengan Anda?

Saya jadi prihatin dengan kondisi bangsa ini yang seolah-olah mempermainkan negara.Bagaimana tidak, rakyat yang masih didominasi oleh kemiskinan ini telah dinodai oleh kasus segelintir pejabat. Akibatnya, rakyat yang susah bertambah susah. Dan pejabat yang kaya justru tambah kaya. Lha wong saat dia kena kasus, dia langsung menyodorkan uang untuk menyelesaikan perkara!!

Tidak perlu menyalahkan siapapun! Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa jujur dan berusaha bersih dalam menerima dan menyalurkan rejeki kita. Bagaimana pun, apapun dan dengan cara apapun kita menerima rejeki akan mempengaruhi segala pemmikiran kita. Jika kita menerima rejeki haram, maka otomatis kita makan dengan sesuatu yang haram, otomatis darah yang mengalir ke tubuh kita juga haram. Pemikiran kita pun juga sudah tidak berdasarkan akal sehat lagi, justru melebihi setan..

Selasa, 19 Januari 2010

Televisi Juga Bisa Mencerahkan

Televisi menjadi salah satu media yang dapat mempengaruhi pikiran manusia. Bahkan dengan kotak berwarna ini manusia bisa menjadi apa saja sesuai apa yang dituturkan oleh media tersebut.

Dulu, ada acara di salah satu televisi swasta yang menyiarkan pertarungan antara dua manusia. Ini bukan tinju tapi sudah menjadi pertarungan hidup mati. Seingatku nama acaranya WCW.

Setelah ada tayangan tersebut, banyak anak-anak yang meniru adegan tadi. Imbasnya, ada anak yang tewas akibat pertarungan yang disengaja tadi.

Ada juga ajang pencarian bakat yang sedang "in" dalam periode ini. Orang-orang pun berduyun-duyun menyuguhkan kemampuan terbaiknya. Bahkan meski kemampuannya cenderung lebay dan sebenarnya tidak patut untuk ditayangkan.

Ahhh..itu kayaknya kejauhan. Temanku yang ikut dalam acara reality show ternyata hanya menginginkan dia bisa eksis di media kotak itu. Alhasil, siapa tahu dewi fortuna sedang mampir ke pihaknya dan ternyata ada produser yang meliriknya jadi artis. Lha..ternyata jadi artis tidak susah kan???

Barusan, gw melihat acara "Kick Andy" di Metro TV. Ini adalah salah satu acara favorit gw. Dalam tayangan ini, Andy Noya justru didaulat jadi narasumber. Sedangkan host-nya adalah Jaya Suprana, pemrakarsa Museum Rekor Indonesia (MURI).

Di sini tayangan tersebut menyebutkan episode-episode terbaik dan kebanyakan malah tidak ditayangkan alias dibuang sayang. Maka dalam tayangan ini tayangan tersebut kembali dimunculkan.

Ada episode yang memertemukan Aa Gym dan Aa Jimmy, kolektor barang berharga, orang bule yang cinta mati terhadap Indonesia, cerita kasih sayang anak yang sudah 34 tahun tidak ketemu ibunya, orang dengan keterbatasan fisik tapi punya visi besar dan sebagainya.

Uniknya, (kata Andy Noya), acara tersebut memiliki 3 produser. Keinginan Andy adalah memberikan tayangan berbeda bagi pemirsa. Tidak hanya baru, tapi bisa menggugah dan memberikan inspirasi bagi semua.

Sebenarnya ada acara serupa di TV One, yaitu Tatap Muka. Acara yang digawangi Farhan ini juga menyuguhkan narasumber berkompeten untuk membagi ilmunya.

Kalo tadi, acara tersebut mengundang Sandiaga Uno. Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan wakil Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) ini memiliki visi untuk mencetak pengusaha baru sebesar 5% dari total penduduk Indonesia sekarang.

Mau tahu jumlah pengusaha Indonesia saat ini??? "Hanya ada 0,18% dari total jumlah penduduk Indonesia," kata Sandiaga.

Sayang, visi tersebut belum tahu kapan akan diraih. Itu adalah kesalahan saya, karena saya telat menontonnya.

Ah, aku juga senang ama Laptop si Unyil. Acara ini membawaku ke masa anak-anak dan dituturkan dengan gaya anak-anak pula. Ternyata..gw udah tua ya..tapi masih layak kok nonton acara ini.

Ini terbukti masih banyak acara televisi yang memberikan pencerahan dan inspirasi. Sometime, gw pingin juga memiliki acara sendiri. Kayak Oprah Winfrey, Kick Andy, Just Alvin, Rossi Show, Dorce Show, Pagi Asri, Bukan Empat Mata dan sederet acara lainnya.

Nah, dengan tayangan selama 24 jam setiap hari ini, manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, mana tontonan yang bisa menjadi tuntunan. Dan mana tuntunan yang bisa memberikan pencerahan, menatap dunia penuh inspirasi.

Semoga nanti gw punya televisi sendiri dan punya acara sendiri. Atau minimal, gw bisa berceloteh bebas di sini :)