Kamis, 28 Juli 2016

Penjualan iPhone Gerus Laba Apple

apple_logo

Apple mencatatkan, penurunan laba sebesar 27 persen menjadi US$ 7,8 miliar akibat pelemahan penjualan iPhone.

Apple hanya mampu menjual 40,4 juta iPhone selama kuartal kedua yang berakhir 25 Juni, turun 15 persen dari periode yang sama tahun lalu. Investor mulai khawatir pertumbuhan ponsel cerdas iPhone mulai tergerus.

Penurunan penjualan terjadi selama dua kuartal berturut-turut sehingga dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan perusahaan.

Penurunan juga terjadi di lini tablet iPad yang turun sembilan persen. Namun pendapatan naik karena peluncuran iPad memiliki harga lebih tinggi. Penjualan Mac turun 11 persen.

Pendapatan jasa naik 19 persen. “Pertumbuhan ini seiring kenaikan pendapatan App Store hingga 37 persen,” kata CEO Apple Tim Cook.

Kendati penjualan iPhone turun, penjualan iPhone SE melonjak di pasar negara berkembang. “Permintaannya melampaui pasokan di seluruh kuartal tersebut,” ujarnya.

Secara keseluruhan, pendapatan Apple turun 15 persen menjadi US$ 42,4 miliar. Namun investor tetap optimistis terhadap kinerja perusahaan ke depan karena hasilnya masih di atas ekspektasi sebelumnya. Saham Apple naik 6,1 persen menjadi US$ 102,61 per saham.

Masalah di China

Apple di China mengalami penurunan tajam, baik penjualan dan pendapatan karena tekanan produsen ponsel asal China dan Korea Selatan. Pendapatan dari China daratan merosot 33 persen menjadi US$ 8,8 miliar.

“Pasar China sangat mengecewakan dan kami ingin mendapatkan rincian lebih lanjut seperti apa yang memicu penurunan,” kata analis Moor Insights & Strategy Patrick Moorhead.

“Samsung dan Huawei kini jauh lebih kompetitif dibandingkan tahun lalu. Pelemahan ekonomi juga menyumbang penurunan penjualan. Apple jelas berinvestasi di India sebagai diversifikasi pasar.”

Analis J Gold Associates Jack Gold mengatakan, Apple perlu bergerak cepat mendiversifikasi produk dan pasar. “Penjualan iPhone mengontribusikan sekitar dua per tiga ke pendapatan Apple. Penurunan pasti sangat mengganggu bisnis,” katanya.

Firma riset IDC melaporkan pekan lalu, penjualan Apple Watch secara global turun 55 persen menjadi 1,6 juta unit. Namun Apple masih memungkinkan menangkap 47 persen dari pasar.

“Ke depan Apple harus memunculkan teknologi seperti realitas virtual (virtual reality). Apple harus berada di garis depan terkait itu,” kata analis dari perusahaan riset Conlumino, Neil Saunders.

Apple membutuhkan langkah radikal terkait produk atau memenuhi kebutuhan konsumen di masa mendatang, khususnya dengan perangkat yang sama sekali baru dan menciptakan pasar baru. “Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tapi teknologi memungkinkan itu.”

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar