Maskapai Malaysia Airlines memiliki rekam jejak sebagai salah satu maskapai
paling aman di dunia. Namun dibaliknya, maskapai ini pernah menjadi yang
terburuk karena mengalami kecelakaan terparah dan menelan banyak korban.
Terlepas
dari masalah kinerja keuangan yang menurun pada 2013, Malaysia Airline kini
bersaing ketat dengan AirAsia dan AirAsia X serta Emirates Airline, Singapore
Airlines, Thai Airways dan Cathay Pacific pada penerbangan rute internasional.
Maskapai penerbangan itu juga bagian dari aliansi Oneworld yang mencakup
British Airways dan Qantas.
Malaysia
Airline memiliki 88 armada pesawat, termasuk Airbus A330 dan A380, serta Boeing
777-200 dan 737. Khusus jenis Boeing 777-200ERs yang saat ini mengalami
kecelakaan, sebenarnya pesawat tersebut memang didesain untuk penerbangan jarak
jauh dengan tujuan wilayah Asia Pasifik hingga Eropa.
Berdasarkan
situs airfleets.com (situs resmi yang melacak armada maskapai), armada Boeing 777-200ERs
sebetulnya memiliki usia rata-rata 14,2 tahun. Posisi tersebut membuat Boeing 777-200ERs
sebagai salah satu armada tertua di dunia. Namun tidak jelas usia pesawat yang
jatuh Sabtu (8/3) dini hari di wilayah Vietnam.
Maskapai Malaysia
Airline sebetulnya sudah mulai memesan Airbus A330 atau A350 untuk mengganti
beberapa seri Boeing 777 dan akan mulai digunakan pada 2016. Manajemen sudah
mengidentifikasi penggantian armada sebagai kunci utama untuk terhindar dari
kerugian. Pasalnya, pada Februari 2014 Malaysia Airline melaporkan kerugian
sebesar MYR 343,4 juta atau sekitar US$ 104 juta pada kuartal IV tahun 2013. Sepanjang
2012, pihak maskapai mencatat kerugian perusahaan sampai MYR1,17 miliar.
Insiden Fatal
Maskapai
Malaysia Airlines pernah mencatat indiden fatal sepanjang penerbangannya. Pada
15 September 1995, pesawat Fokker 50 Malaysia Airline jatuh didekat Tawau,
sebuah kota di negara bagian Malaysia Timur Sabah, 34 orang tewas.
Sebelumnya
pada 1977 pernah terjadi pada Boeing 737-200 milik Malaysia Airlines yang jatuh
di Tanjung Kupang, negara bagian Johor. Semua penumpang yang berjumlah 100
tewas. Ada penilaian kecelakaan Malaysia Airline itu sebagai yang paling
mematikan sampai saat ini.
Pesawat
jenis Boeing 777 adalah pesawat berbadan lebar buatan AS yang paling populer.
Model pertamanya adalah Boeing 777-200 yang diproduksi pada tahun 1995 dan
777-200ER dua tahun kemudian. Selanjutnya ada 777-300 yang diproduksi pada
tahun 1998. Boeing kemudian menghasilkan semakin banyak varian seperti 777-300ER
pada tahun 2004 dan 777-200LR pada 2006.
Boeing
777-200ER memiliki jangkauan 7.725 mil atau sekitar 14.305 km dengan kecepatan
jelajah sebesar 0,84 mach atau sekitar 640 mil per jam. Sedangkan Boeing 777
tercatat sebagai pesawat dengan tingkat keselamatan terbaik dibanding pesawat
komersial lainnya. Meskipun nyatanya, pernah ada insiden serius yang terjadi
pertama kali pada Januari 2008. Saat itu British Airways 777-200ER mendarat
dengan singkat dari bandara Heathrow, London dan melukai 45 orang. Pada Juli
2011, seorang warga Mesir menemukan api dalam kokpit pesawat 777-200ER saat
diparkir di pintu gerbang di Kairo. Penumpang segera dievakuasi dan tidak
ditemukan luka.
Terbaru,
kecelakaan fatal yang juga memakai pesawat jenis Boeing 777-200Ers terjadi pada
6 Juli 2013. Saat itu Asiana Airlines mendarat darurat di San Francisco. Tiga
orang tewas dan 180 lebih mengalami luka-luka.
Investigasi
atas insiden pesawat Boeing tersebut masih terus dilakukan. Sejauh ini terlihat
tidak ada kegagalan mesin sehingga ada sumsi kegagalan pilot. Anggapan tersebut
diperinci dengan adanya pengakuan pesawat itu terbang terlalu rendah dan
terlalu lambat saat mendekati landasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar