Minggu, 09 Maret 2014

Malaysia Airline Terindikasi Dibajak


Para pejabat Malaysia sedang meneliti rekaman CCTV dan mempertanyakan petugas imigrasi dan penjaga Bandara Internasional Kuala Lumpur. Mereka khawatir pelanggaran keamanan ini dihubungkan dengan hilangnya Malaysia Airline dengan nomor penerbangan MH370.


Kecurigaan ini terkait kemungkinan pesawat dibajak atau dibom, setelah ada indikasi dua penumpang yang diketahui menggunakan paspor curian. Meski pejabat Malaysia menegaskan sedang mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi.

Peneliti Malaysia, yang dibantu FBI sedang menyelidiki empat penumpang yang terindikasi dalam kasus tersebut. Keempat wisatawan itu berasal dari Eropa dengan kemungkinan dari Ukraina serta dari Austria dan Italia. 

"Kami telah mengerahkan para peneliti untuk melihat semua rekaman kamera. Kami juga mewawancara pejabat imigrasi yang membiarkan penipu itu bisa lolos. Indikasi awal menunjukkan celah keamanan, tapi saya tidak bisa mengatakan lebih jauh sekarang," kata pejabat terkait penyelidikan yang dikutip Reuters.

Menteri Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein mengatakan, penyidik sedang melihat empat penumpang yang terindikasi pemalsuan paspor. Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia juga telah mengidentifikasi keempat penumpang masuk dengan aman ke bagian check-in dan melewati bagian imigrasi.

Juru bicara Bandara Malaysia Holdings menolak berkomentar terkait hal ini. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, protokol keamanan bandara negara sedang ditinjau. "Apakah ada indikasi (pembajakan), ini masih terlalu dini. Siapa yang tahu apa yang terjadi di pesawat. Tapi kami menerima dengan pikiran terbuka," katanya seperti dikutip surat kabar The Star.
 
Seminggu sebelum kejadian ini, sekelompok penyerang menewaskan 29 orang di sebuah stasiun kereta api di kota barat daya Kunming China. Hal ini menimbulkan spekulasi militan muslim China Uighur terlibat.

Pejabat Malaysia tidak mengenyampingkan keterlibatan Uighur di insiden pesawat tersebut. Orang Uighur dideportasi dari Malaysia ke China pada 2011 dan 2012 dan banyak memakai paspor palsu.
"Ini tidak dikesampingkan. Kami telah mengirim kembali Uighur yang memiliki paspor palsu. Tapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini ada hubungannya," kata pejabat tersebut.

Malaysia, sebagai salah satu negara mayoritas muslim memiliki keterdekatan erat dengan Beijing beberapa tahun terakhir. Malaysia baru saja mendeportasi 11 orang Uighur pada 2011 karena terlibat sindikat penyelundupan manusia.

Gubernur Provinsi Yunnan, Li Jiheng mengatakan, saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan hubungan serangan pisau di Kunming dengan pesawat yang hilang. 

Direktur Operasi Malaysia Airlines Hugh Dunleavy mengatakan, mereka menyadari bahwa ada pencurian paspor. "Sejauh yang kami tahu, setiap salah satu orang di pesawat memiliki Visa pergi ke China. Tapi itu tidak berarti mereka menggunakan paspor tidak palsu. Ada kemungkinan, tapi peluangnya kecil," katanya.

BBC melaporkan orang-orang yang menggunakan paspor curian telah membeli tiket bersama-sama dan terbang ke Eropa. "Orang-orang dengan paspor palsu memang bermasalah dengan keamanan. Tapi saya percaya mereka akan melakukan sesuatu di pesawat yang kemungkinan berakhir dengan pesawat hilang," kata ahli keamanan di Universitas Lanzhou China Yang Shu.

Tidak ada komentar: