Senin, 26 Mei 2008

Naik Becak Keliling Kota

Tak banyak yang tahu jika akhir pekan lalu Atiek CB, penyanyi top era 80-an yang kini bermukim di Amerika, mudik ke Kediri. Dia memanfaatkan waktunya setelah manggung bersama dalam konser Vina Panduwinata di Jakarta, 17 Mei lalu.

Dia mudik bersama ibunya, Resmiati (kini tinggal di Makassar, Red), dan adiknya, Riris. Suami keduanya, Lawrence, serta kedua putrinya, Kendall dan Kyna, tak ikut. Mereka tetap tinggal di East Coast, AS dan harus berpisah selama satu bulan.

Selama dua hari di Kota Tahu, perempuan kelahiran Kediri, 25 Mei 1963 ini telah mengunjungi banyak tempat. Selain sowan ke rumah neneknya di Wates, Kabupaten Kediri, melepas kangen dengan keluarga dan kawan-kawan lama, juga berburu makanan favoritnya.

Pelantun lagu Terserah Boy, Maafkan, dan Terapung ini pun sengaja memilih naik becak untuk berjalan-jalan keliling kota tempat dia pernah dibesarkan. Selama di Kediri, dia menginap di Wisma Rias Adilla yang juga kediaman sang tante, Dian Istiar, di Jl Pahlawan Kusuma Bangsa.

Ditemui Sabtu (24/5) siang lalu usai berbecak keliling kota, ibu dua anak ini tengah sibuk mengepak oleh-oleh yang akan mereka bawa. Ada stik tahu, getuk pisang, dan oleh-oleh khas Kediri lainnya. Atiek tetap terlihat muda dengan paduan jeans, blus hitam, dan kaca matanya. Bahasa dan logat Kedirinya masih sering terlontar. Berikut petikan wawancara Radar Kediri dengannya, tiga jam sebelum kembali ke Jakarta.

Kapan terakhir kali mbak Atiek mudik ke Kediri?
Tahun lalu sempat ke sini juga. Itu kepulangan pertama setelah lima tahun di Amerika.

Bagaimana pendapat Mbak Atiek setelah keliling Kota Kediri? Apa yang membuat kangen?
Wah, pastinya beda banget dibandingkan dulu saat hijrah ke Jakarta, kayak bumi dan langit. Yang paling bikin kangen selain ketemu sama saudara ya pasti makanannya. Semua warung makanan yang tak suka tak datengin semua, tak puas-puasin mumpung di sini. (Atiek lalu menyebutkan tempat favoritnya berwisata kuliner dengan muka berbinar. Ada warung pecel depan Pasar Setonobetek, Soto Ayam Podjok dan soto daging di Jl Dhoho, rujak Mbok Mat, es Mbok Bo, jajanan cenil di Pasar Pahing, dan yang paling favorit nasi goreng Pak Man di Jl Stasiun. Semua tempat itu dikunjunginya selama dua hari di Kediri sejak Jumat lalu)

Kegiatannya sekarang apa di Amerika, masih sering nyanyi?
Nggak ya, aku nggak nyanyi lagi sekarang. Aku di sana ngopeni (ngurus) suami dan anak-anakku. Mereka masih umur 13 dan 11, jadi nggak bisa dilepas. Selain itu kerja part time juga.

Gimana kesannya kembali naik panggung di konser Vina Panduwinata lalu, masih ingin nyanyi lagi sehabis acara kemarin?
Seneng banget ya. Meskipun ada ganggunan gara-gara mic-nya mati, tapi secara emosional atau mood-nya dapet. Penonton juga seneng, itu yang penting. Apalagi bisa nyanyi sama temen-temen Rumpies, jadi reuni deh, hehehe… Kemarin sih seneng banget pas konser, tapi kalau nyanyi lagi kayaknya nggak ya. (Atiek CB pernah tergabung dalam grup vokal Rumpies bersama Vina Panduwinata, Trie Utami, dan Malida yang memopulerkan lagu Nurlela).

Banyak yang merindukan kemunculan artis-artis solo seperti Mbak di era 80-an di tengah tren grup band seperti sekarang. Apa pendapat Mbak?
Ini bukan fenomena Indonesia saja kok. Tapi, di Amerika trennya sekarang juga grup band. Meskipun, penyanyi-penyanyi solo tetap ada. Tapi, yaa.. aku melihat, semuanya cenderung punya warna yang sama. Jarang yang mempunyai karakter khusus. Aku hanya melihat satu dua grup band yang punya karakter seperti itu...

Bagaimana dengan banyaknya festival di Indonesia?
Aku pikir bagus ya untuk mencari orang-orang yang talented di bidang musik. Terutama di daerah-daerah yang mungkin selama ini mereka tidak terwadahi. Dulu, kalau bicara musik kan hanya Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

Masih suka mengikuti perkembangan CB Band (band asal Kediri yang dipakai menjadi nama belakang perempuan bernama asli Atiek Prasetyawati ini, Red)? Apa yang Anda harapkan?
Wah, lama banget aku nggak ngikuti. Jadi, nggak banyak tahu yang sekarang. Tapi, aku tadi sudah ketemu teman-teman. Aku kira, banyak yang talented. Kalau ingin sukses, mereka harus mengikuti perkembangan musik sekarang.




Note: CB adalah kepanjangan dari Chanda Bhirawa. Nama tersebut adalah nama sebuah stadion di kota Pare yang sekaligus menjadi nama band Atiek CB. Bahkan inisial tersebut dibawa menjadi nama belakangnya.

Stadion tersebut hanya berjarak 500 meter dari SMA 2 Pare, almamater sekolahku. 50 meter dari sekolahku (yang notabene kata orang, bekas kamar mayat sebuah rumah sakit) adalah kampung bahasa Inggris. Di sini sudah banyak lembaga kursus bahasa Inggris dengan mahasiswa dari seluruh pelosok Indonesia.

Jadi kangen ama Pare!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar