Dari dulu, gw terobsesi dengan negeri Matahari Terbit, Jepang. Di situ ada budaya yang sangat kugemari, yaitu origami. Nah, ternyata, seni melipat kertas ini memiliki sejarah (asal mula). Begini ceritanya..
Bangau
kertas, merupakan salah satu desain origami yang populer. Dan lagi
legenda yang mengatakan bahwa; barang siapa yang melipat 1000 bangau
kertas, harapannya akan terpenuhi. Origami ini menjadi simbol perdamaian
salah satunya karena legenda ini & karena seorang gadis Jepang
bernama Sadako Sasaki.
Dia
merupakan salah satu korban bom atom "Hiroshima" seorang hibakusha--an
atom bomb survivor. Sadako berumur 2 tahun saat bom itu jatuh; 6 Agustus
1945. Saat berumur 11 tahun, ia terjatuh dan kemudian didiagnosa
terkena penyakit efek dari bom atom; Leukimia. Ia meninggal tahun 1955,
saat berumur 12 tahun.
Origami cara membuat burung kertas |
Sebelumnya,
Sadako mendengar ttg legenda "Bangau Kertas" dari seorang sahabatnya
dan memutuskan untuk membuat 1000 bangau kertas; --Senbazuru Orikata.
Sadako berharap hidupnya akan kembali & dia akan sembuh. Ia
menghabiskan waktu 14 bulan di rumah sakit, dan telah melipat 642 bangau
kertas sebelum kemudian meninggal 25 Oktober 1955, saat berumur 12
tahun. Dia melipat apa saja termasuk kertas pembungkus obatnya demi
harapan akan kesembuhannya.
Kisah
ttg Sadako telah banyak diceritakan dalam buku dan film. Dalam salah
satu versi, Sadako menulis Haiku. Berikut salah satu Haiku (puisi) yang
sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris;
"I shall write peace upon your wings, and you shall fly around the world so that children will no longer have to die this way."
"I shall write peace upon your wings, and you shall fly around the world so that children will no longer have to die this way."
Dalam
cerita versi lain; teman2 sadako melanjutkan melipat bangau kertas yang
tak selesai hingga Sadako dapat dikuburkan bersama 1000 bangau kertas.
So sweet!
Di Hiroshima terdapat patung Sadako Sasaki memegang bangau emas. Di monumen itu tertulis sebaris kalimat: "Inilah jeritan kami. Inilah doa kami. Damailah di bumi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar