Kamis, 12 Mei 2016

Nissan Akuisisi Mitsubishi

 

Sumber foto: miamilakesautomall.com

Sumber foto: miamilakesautomall.com

Nissan mengumumkan rencana pembelian 34 persen saham Mitsubishi senilai US$ 2,2 miliar (sekitar Rp 29,04 triliun). Rencana ini menjadi penyelamat bagi Mitsubishi setelah skandal manipulasi efisiensi bahan bakar.

Berdasarkan kesepakatan, Nissan akan menjadi pemegang saham Mitsubishi Heavy Industries yang memiliki sekitar 20 persen saham produsen Mitsubishi.

Nissan yang kini berafiliasi dengan produsen mobil Prancis Renault juga mengalami penurunan penjualan menjadi sekitar 9,5 juta unit per tahun. Keduanya masih berkomitmen beroperasi sebagai perusahaan independen.

Produsen dengan penjualan mobil tertinggi yakni Toyota (10,15 juta unit), Volkswagen (9,9 juta unit), General Motors yang menjual Chevrolet dan Cadillac sekitar 9,8 juta unit. “Transaksi ini menjadi keuntungan bagi kedua perusahaan dan peluang menaikkan pertumbuhan,” kata CEO Nissan Carlos Ghosn.

“Kami bertekad melestarikan dan memelihara (merek) Mitsubishi. Kami akan membantu perusahaan ini untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, terutama memulihkan kepercayaan konsumen.”

Ia mengatakan, Mitsubishi akan tetap independen meski telah diakuisisi Nissan. “Tidak ada kebingungan. Nissan adalah Nissan. Mitsubishi adalah Mitsubishi,” katanya.

“Mitsubishi bertanggung jawab untuk pasarnya sendiri, strategi sendiri. Kami hanya pemegang saham.”

Saham Mitsubishi langsung meroket lebih dari 16 persen menjadi 575 yen di Tokyo. Namun saham perusahaan sebenarnya sudah anjlok 40 persen sejak skandal terjadi bulan lalu.

Nissan mengakuisisi saham Mitsubishi sebanyak 506 juta lembar di harga 468,52 yen per saham. Nilai total mencapai 237,36 miliar yen (sekitar US$ 2,2 miliar). Nissan juga diizinkan menunjukkan beberapa anggota dewan di Mitsubishi.

Analis mobil di Tokai Tokyo Research Institute Seiji Sugiura mengatakan, akuisisi Mitsubishi akan memberikan akses bagi Nissan untuk menambah pijakan bisnis di Asia Tenggara. Penjualan mobil diperkirakan terdongkrak, khususnya dari lini mobil hibrida dan mobil mini yang sangat populer di Jepang.

Langkah akuisisi juga akan mendorong Nissan mampu menjadi salah satu dari tiga pemain automotif terbesar di dunia.

“Kesan awal saya Ghosn sedang mencoba mencapai puncak karirnya. Nissan kurang sempurna di pasar negara berkembang (seperti Thailand, Indonesia, dan India) tapi merek Mitsubishi sangat kuat di wilayah tersebut.”

Mitsubishi menjual sekitar satu juta kendaraan secara global tahun lalu dan menjadi salah satu produsen mobil yang menjual produk terkecil di antara delapan produsen mobil utama Jepang, termasuk Honda, Suzuki, dan Mazda.

Nilai akuisisi tidak dijelaskan apakah menyangkut kemungkinan besaran denda, tuntutan hukum, dan biaya kompensasi pelanggan.

Mitsubishi mengklaim tidak ada manipulasi data efisiensi bahan bakar pada kendaraannya yang dijual di luar Jepang.

Mitsubishi di ambang kebangkrutan sejak sedekade lalu. Krisis keuangan makin parak setelah skandal manipulasi tersebut. Mitsubishi awalnya menginginkan serangkaian dana talangan untuk menyelematkan perusahaan hingga akhirnya Nissan setuju mengakuisisi.

Afp, didik purwanto



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar: