Kamis, 12 Mei 2016

Dampak Skandal Mitsubishi Meluas

Sumber: http://ift.tt/1jNziY4

Sumber: http://ift.tt/1jNziY4

Mitsubishi Motors menyatakan, dampak skandal manipulasi standar efisiensi bahan bakar kendaraan meluas hampir setiap model yang dijual di Jepangs sejak 25 tahun terakhir. Laporan tersebut memicu pertanyaan tentang ukuran skandal yang berdampak pada krisis bagi kinerja Mitsubishi.

Mengutip sumber perusahaan yang tidak disebutkan namanya, surat kabar Asahi Jepang mengatakan, puluhan model kendaraan yang dijual di Jepang telah terpengaruh sejak 1991, termasuk sedan dan kendaraan jenis SUV seperti model Pajero.

Asahi juga menyatakan, uji ulang perusahaan telah menemukan efisiensi bahan bakar telah dilebih-lebihkan lebih dari 15 persen dari standar. Bulan lalu Mitsubishi mengakui pengujian bahan bakar yang tidak tepat selama bertahun-tahun.

Karyawan yang tidak disebutkan namanya memanipulasi data untuk mendorong beberapa jenis mobil tampak lebih hemat bahan bakar.

Sejauh ini, Mitsubishi telah mengonfirmasi ada empat model dan melibatkan lebih dari 600 ribu kendaraan. Semuanya dijual di Jepang. Untuk penjualan di luar negeri belum dihitung.

Menanggapi laporan Asahi, juru bicara Mitsubishi menyatakan, perusahaan telah memerjelas jumlah model kendaraan yang terkena dampak. “Kami sudah mengumumkan apa yang tertulis di sini. Tidak ada yang baru,” katanya.

Namun laporan baru kemungkinan akan membangkitkan spekulasi kesalahan meluas, khususnya pada kendaraan yang dijual di luar negeri. Mitsubishi menjual sekitar satu juta kendaraan secara global tahun lalu.

Perusahaan dijadwalkan mengadakan konferensi pers setelah menyampaikan laporan penyelidikan internal untuk kementerian transportasi pekan ini.

Mitsubishi menyatakan tidak bisa membuat perkiraan keuangan untuk tahun fiskal saat ini, khususnya setelah dampak skandal tersebut, termasuk kemungkinan denda, tuntutan hukum, dan biaya kompensasi pelanggan.

Saham Mitsubishi masih naik 2,27 persen menjadi 495 yen. Namun saham perusahaan telah anjlok 40 persen sejak krisis akibat skandal terkuak.

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar