Jumat, 05 Agustus 2016

Nokia Merugi Lagi

nokia

Nokia akan mempercepat penghematan biaya operasional untuk mendukung kinerja perusahaan di masa mendatang.

Selama kuartal II-2016, Nokia mencatatkan rugi bersih 665 juta euro (US$ 741 juta) yang sebagian besar dikontribusikan dari restrukturisasi biaya sebesar 600 juta euro akibat mengintegrasikan layanan dengan Alcatel-Lucent yang diakuisisinya tahun lalu.

Nokia akan fokus dari perusahaan jaringan telekomunikasi ke jaringan internet dan layanan komputasi awan (cloud) setelah meninggalkan pasar perangkat mobile.

CEO Nokia Rajeev Suri mengatakan, kini menargetkan penghematan biaya sekitar 1,2 miliar euro yang akan dicapai 2018, naik dari target sebelumnya sekitar 900 juta euro.

Saat konferensi pers, Suri mengatakan, pemangkasan biaya akan datang muncul dari kombinasi semua jenis penghematan biaya dan tidak menjelaskan pemangkasan hubungan kerja (PHK) lebih lanjut.

“Itu harus dilakukan dengan sinergi berbagai pihak dan perbaikan terus menerus. Transformasi bisnis juga dilakukan secara menyeluruh,” ujar Suri.

April lalu, Nokia berbicara kepada perwakilan Alcatel-Lucent di 30 negara terkait pemangkasan pekerjaan untuk mendapatkan sinergi dari penggabungan dengan Alcatel-Lucent.

Serikat buruh Prancis mengungkapkan Nokia sedang memangkas 4.300 orang di Eropa, termasuk 411 di Prancis. Namun sejauh ini perusahaan hanya akan memangkas 1.032 di Finlandia.

Penjualan bersih Nokia turun 11 persen menjadi 5,6 miliar euro. Margin usaha turun dari 7,0 persen menjadi 6,0 persen. “Kami mengharapkan peningkatan penjualan dan kinerja bisnis perusahaan pada kuartal selanjutnya,” katanya.

Namun pasar kecewa dan memicu penurunan saham Nokia sebesar 4,6 persen menjadi 4,73 euro.

Analis Inderes, Mikael Rautanen mengatakan, kinerja kuartal ini sangat mengecewakan. “Ini sangat mengejutkan karena ternyata pasar ini sulit. Hasilnya jelas di bawah ekspektasi,” kata Rautanen.

Nokia menjadi produsen ponsel terbesar pada 1998 dan 2011 namun dikalahkan Samsung setelah gagal menanggapi peningkatan pesar dari ponsel pintar (smartphone).

Setelah menjual bisnis handset kepada Microsoft pada 2014, Nokia tahun lalu mengakuisisi Alcatel-Lucent, perusahaan yang hanya mencatat satu tahun laba tahunan sejak didirikan pada 2006.

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar