Senin, 29 Februari 2016

Rasa Beda Forbidden Cakwe

IMG_20160213_150453 (2)

Tidak mudah ​menawarkan camilan tradisional dengan citarasa internasional. William Ang mencoba mengadu nasib dengan memerkenalkan camilan cakwe kepada masyarakat.

 

Keinginannya berwirausaha berawal dari kegemaran mengonsumsi camilan berbahan dasar terigu. Ia lantas mendirikan Forbidden Cakwe dengan modal Rp 30 juta mulai 2015.

“Saya suka cakwe. Jadi kenapa cakwe tidak dibuat dari makanan biasa menjadi menarik? Itulah alasan saya membuat usaha ini,” kata William.

Cahkwe atau cakwe merupakan salah satu penganan tradisional asal China. Namun di Indonesia makanan ini sudah bukan menjadi penganan asing.

Camilan ini dapat kita temui di pinggir-pinggir jalan kota Jakarta, Bandung, Medan, dan kota-kota lainnya. Umumnya, pedagang menjualnya dengan gerobak bersama camilan lain seperti kue bantal.

Camilan berbahan dasar tepung terigu ini biasanya disajikan bersama saus sambal cair. Pembuatannya yang sangat mudah mendorong William merealisasikan usaha tersebut.

IMG_20160213_150402 (2)

Agar terkesan beda dengan camilan khas gerobak, ia memercantik tampilan cakwe buatannya. “Cakwe ini menjadi jargon kami,” katanya.

Keinginan berwirausaha ini dilatarbelakangi ingin mengenalkan makanan favoritnya kepada orang banyak. Dengan pilihan beragam, cakwe buatannya tanpa menghilangkan cita rasa tradisional.

Forbidden Cakwe menawarkan lima macam rasa cakwe, di antaranya original, mayonnaise, saus padang, takoyaki, smiley cheesy dynamite sushi dan creamy nori.

“Cakwe isi udang dan ayam jadi favorit kita dengan tambahan saus seperti saus padang, saus nori dan smiley cheesy,” katanya.

Ia juga mencoba mencampurkan cita rasa Indonesia, Barat, dan Asia. “Seperti Dynamite Sushi, itu inspirasinya dari Jepang.”

Ia menjual seporsi cakwe mulai Rp 25-35 ribu. Untuk kentang goreng dan minuman dipatok Rp 15 ribu per menu. “Kami juga menawarkan paket cakwe dengan kentang goreng, cukup tambah Rp 5 ribu dari harga cakwe yang dipilih,” ujarnya.

Saat ini omzet usahanya mencapai Rp 5 juta per bulan. Seiring perkembangan bisnis makanan di Jakarta, omzet yang diterima William terus meningkat. Namun keuntungan besar terkadang berlangsung musiman.

“Setiap event, keuntungan kita beragam karena kadang ramai kadang sepi. Biasanya, paling banyak keuntungan hampir Rp 30 juta dalam satu kali acara. Paling rendah Rp 4 juta,” kata William.

Dalam proses memerkenalkan produknya, William kerap ikut serta dalam pameran. Selain itu, Forbidden Cakwe juga dijual online dan menerima pesanan. Namun keuntungan terbesar masih diperoleh melalui keikutsertaannya dalam acara-acara pameran di Jakarta.

IMG_20160213_150500 (2)

 

Ikut Turun Melayani Pembeli

Banyak orang selalu puas dengan hasil yang dicapainya. Tapi itu tidak berlaku pada William yang masih terus mengejar kesuksesan.

Ia semakin tertantang mengembangkan usahanya, khususnya bisa memerkenalkan cakwe buatannya ke semua orang. Ia ingin menghilangkan kesan cakwe hanya makanan khas China dan hanya orang China atau keturunan China yang mau menikmatinya.

Ia pun belajar membuat, mengeksplorasi rasa dan menu, memerkenalkan, hingga memasarkan produk. Ia pun tidak segan-segan turun langsung melayani pembeli.

“Bagi saya, pembeli adalah raja. Mereka akan memberi tahu kekurangan dan kelebihan kita. Kekurangan itu yang harus kita perbaiki dan tingkatkan demi kelanggengan usaha ini,” katanya.

Bisnis yang dilakoni bersama sang kakak ini sering mengikuti pameran demi memerkenalkan kepada khalayak. Sang kakak lebih berperan di belakang warung meski masih sempat mencari dan menguji menu-menu baru.

“Biasanya dari sana banyak yang pesan dan suka dengan pilihan rasa yang kita tawarkan. Dari sana juga kita terima pesanan, termasuk untuk gathering hingga perayaan ulang tahun,” katanya.

Saat ini, pria lulusan Manajemen Bisnis dari Universitas Tarumanegara tersebut masih memfokuskan bisnisnya di sekitar Jakarta. Ke depan, ia mengharapkan Forbidden Cakwe bisa lebih berkembang dan mampu menjamah pasar lebih luas, khususnya di luar Jakarta.

Bagi William, perjalanan membuka usaha ini sebagai salah satu langkah kesuksesannya dalam hidup. Namun ia semata-mata tak mau mengejar materi dalam menjalankan usahanya ini.

“Menurut saya, arti sukses itu bisa bermanfaat bagi orang lain. Ke depan, usaha ini diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian sekitarnya,” ujar William.

IMG_20160213_150446 (2)

Nama: William Ang

Instagram: forbiddencakwe_id

Email:  forbiddencakwe.id@hotmail.com

Facebook: forbidden cakwe

Telp/WhatsApp: 0821 2298 4190



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar: