Senin, 14 Desember 2015

Menu Campuran Khas Djempolan

IMG-20151213-WA0019

Bisnis food truck atau berjualan makanan dalam kendaraan kini mulai menjamur. Hal ini menjadi alasan bagi tiga sekawan yang sama-sama berprofesi sebagai chef untuk membuat bisnis food truck Djempolan.

Usaha makanan dan minuman dengan merek Djempolan ini dirintis Asa Bima Prabowo, Aldi Prasetya, dan Stefanus Asiantara Wisjtrasa. Mereka merintis usaha sejak Juli 2015 dengan modal sekitar Rp 500 juta.

Ketiganya mengakui berjualan menggunakan food truck lebih efisien sekaligus mengurangi keterbatasan tempat. Selain itu, modal yang dikeluarkan tidak sebesar menyewa tempat.

“Sekarangkan sedang momentumnya food truck. Kita tidak kesulitan mencari event karena banyak acara yang justru mencari food truck,” ujar Bima.

Menurut Stevanus, pemilihan food truck karena sangat mudah untuk mengenalkan produk dan jasanya. Pemakaian mobil yang bisa bergerak mendorong Djempolan bisa datang ke acara apa saja termasuk lokasi yang banyak pengunjung. “Kita pakai food truck juga karena modal awalnya cenderung lebih murah,” ujar Stefanus.

Food truck dinilai sebagai solusi untuk bisa berniaga di mana saja. Namun Stevanus juga menyayangkan tempat yang disediakan pemerintah untuk food truck di luar event masih sedikit.

“Sekarang kita hanya mengandalkam event-event atau beberapa daerah seperti gedung perkantoran Nestle dan areal perkantoran Bakrie,” katanya.

Usaha makanan yang dikelolanya memiliki konsep rice bowl atau menyajikan makanan dalam mangkuk. Ketiganya mengembangkan resep-resep sendiri dengan cita rasa mulai dari Indonesia, Jepang, dan Barat.

IMG-20151213-WA0012

Ke depan, Djempolan ingin mengedepankan cita rasa Indonesia menjadi cita rasa internasional. Namun dalam jangka pendek, Djempolan masih ingin melihat pangsa pasar.

Saat ini, Djempolan lebih membuat variasi menu dari menu yang sudah dikenal masyarakat. Misalnya Nasi Amarah Dewata yang sebenarnya Nasi Bali, Nasi Putri Duyung Bunaken lebih mengarah pada cita rasa Manado, dan Nasi Kumis Maharaja berbahan utama ikan lele dikombinasikan dengan bumbu India. Menu paling banyak disukai pembeli yaitu Nasi Lidah Samurai yang memiliki nuansa cita rasa Jepang.

Djempolan lebih menyasar kalangan menengah ke atas karena harga makanan dipatok mulai Rp 30-40 ribu dan minuman mulai Rp 5-15 ribu.

Selain mengandalkan event yang kerap diadakan akhir pekan, bisnis food truck juga bisa memanfaatkan lingkungan perkantoran untuk mencari keuntungan. “Sekarang kantor-kantor banyak yang sering mengadakan acara dan menggunakan jasa katering. Tidak jarang kantor-kantor yang pakai jasa food truck sebagai katering mereka,” katanya.

Mereka optimistis prospek bisnis food truck di Indonesia. Pada 22 Desember, Djempolan berencana merilis menu baru, Noodles. “Nantinya pembeli diberi kesempatan mengkreasikan mie mereka sendiri,” kata Bima.

IMG-20151213-WA0017

 

Pernah Sehari tanpa Pembeli

Kesamaan hobi bisa mendatangkan peluang rezeki. Begitu pula yang dilakukan tiga sekawan Asa Bima Prabowo, Aldi Prasetya, dan Stefanus Asiantara Wisjtrasa.

Mereka yang telah bersahabat selama 12 tahun mencoba memulai bisnis di bidang kuliner. Pertama kali, ketiga sahabat ini kenal dan sama-sama bekerja di Hotel JW Marriott Jakarta.

Namun keinginan mandiri begitu besar sehingga mereka memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih berwirausaha.

Di awal merintis usaha, ternyata menjalankan usaha tidak mudah. Mereka bisa merasakan pembeli yang sepi, merugi, bahkan harus nombok atau bahkan meraup keuntungan hingga Rp 10 juta sehari.

Untuk event, mereka tergantung penyelenggara dan lokasi. Bila bekerja sama dengan penyelenggara akan ditentukan sistem bagi hasil dan harga sewa tempat.

“Untuk bagi hasil, biasanya kerugian tidak akan terlalu banyak. Tapi kalau sewa tempat dan acara sepi, kita tetap harus bayar sewa,” kata Bima.

Setiap menghadiri event, mereka belum tentu mengantongi keuntungan. Ini tergantung keramaian atau lokasi penyelenggaraan acara. “Kita pernah tidak dapat uang sama sekali dalam sehari event, tapi pernah juga dapat Rp 9-10 juta sehari,” kata Bima.

Untuk menggenjot penjualan, mereka biasanya bergabung dalam festival makanan baik di pusat perbelanjaan maupun lokasi pusat jajanan makanan. Lokasi yang diincar biasanya di festival tahunan Kemang, Market Museum, Summarecon Digital Center, dan acara-acara lainnya yang sudah menjadi agenda tahunan. “Kami tetap optimistis berjualan makanan karena orang Indonesia suka makan. Inilah alasan kami menyajikan menu Djempolan,” katanya.

IMG-20151213-WA0009

DJEMPOLAN
Twitter: @djempolantrucks
Facebook: Djempolan Truck
Instagram: Djempolanfoodtruck
Telp: 087871405971 (Aldi Prasetya)
Email: djempolanfoodtruck@gmail.com
Alamat: Jalan Haji Muhi No B.H 17, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

 

 



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar: