Orang yang sukses berbisnis adalah orang yang pandai memanfaatkan peluang. Itu pula yang dilakukan Philly Ibrahim yang tidak sengaja berbisnis kuliner.
Ia yang seorang sarjana akuntansi terpaksa menggeluti bisnis kuliner semasa tinggal di Amerika Serikat. Saat itu ayah dua anak ini tidak memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupi anak dan istrinya yang sedang melanjutkan pendidikan.
Saat itu ia memulai pertemuan dengan seorang kawan asal Indonesia bernama Tono yang menjadi kepala chef di restoran Asia bernama Ohana di Seattle. Philly diajak bekerja menjadi pegawai pencuci piring.
“Saya pikir tidak masalah karena sambil bekerja saya bisa belajar banyak hal,” katanya.
Pekerjaan itu mungkin dianggap remeh kebanyakan orang tapi dia justru menganggap pekerjaan itulah yang membawa langkah sukses ke depan.
Berbekal kemauan belajar, Philly pun menunjukkan bakat memasaknya, khususnya membuat sushi, menu utama di restoran tersebut. Keahlian Philly itu membawanya menjadi seorang chef di restoran itu. “Ini tak lepas dari peran Tono yang mulai mengajarkan memasak sejak awal,” katanya.
Empat tahun Philly memertajam kemampuan memasak dan kembali ke Indonesia pada 2012 setelah istri menyelesaikan pendidikan. Berbekal keahlian memasak, Philly memulai keberanian membuka usaha kuliner pada 2013 dengan nama Sushirho.
Ia membuat sebuah restoran sushi dengan konsep penjualan online melalui layanan pesan antar. Agar berbeda dengan restoran sushi lainnya, ia menyajikan menu dengan inovasi yang tidak ditemukan restoran Asia lainnya di Indonesia.
Ia pun menggunakan bahan-bahan yang segar dan cara pembuatan yang bersih. Bahkan bisnisnya sempat mencapai puncak pada 2014 dengan meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per bulan.
Namun lambat laun usahanya mulai kurang digemari masyarakat karena kondisi geografis Jakarta yang semakin tidak menjanjikan. Terlebih dunia usaha semakin terpuruk perekonomian nasional.
Sushirho kini berjalan di tempat dengan harapan dapat bertahan meski sedang sepi pesanan. “Sekarang dimana-mana sedang sulit. Akhirnya kami pun terimbas,” ujar dia.
Belajar bangkit dari pengalaman buruk, Philly kembali menjajal usaha kuliner dengan membuka restoran makanan Barat bernama Philly’s. Nama ini diambil dari namanya sendiri yang dinilai kerabatnya cukup menarik dijadikan merek produk dan mudah diingat.
Philly tidak menyediakan sushi tapi hanya makanan barat seperti hamburger, kentang goreng, steak, spaghetti hingga minuman segar. Namun terbukti usahanya ini mulai dilirik konsumen, mayoritas kelas mahasiswa.
Tak hanya itu, Philly’s merupakan restoran yang mudah dijangkau karena terletak di samping Stasiun Universitas Indonesia. Harga makanan yang ditawarkan pun terbilang murah mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 35 ribu. “Namun kami tidak mengabaikan kesehatan dan kesegaran bahan makanan,” katanya.
Philly menggunakan bahan-bahan makanan asli Indonesia mulai dari sayur, buah, hingga daging yang langsung diperoleh dari petani-petani domestik.
Ia juga mengolah seluruh makanan buatannya mulai dari daging, mayonnaise hingga saus. Prinsipnya, makanan sehat yang terjamin kesegarannya.
Ia memulai wirausaha dengan modal sekitar Rp 200 juta, kini mampu meraup untung hingga Rp 5 juta per bulan. Philly berharap ke depan Philly’s dan sushirho dapat berkembang dan membuka cabang baru. “Prinsip kesuksesan usaha saya, do what you love, love what you do,” ujarnya.
Hanya Tidur Empat Jam
Sebelum terjun di bisnis kuliner, Philly ternyata pernah menggeluti usaha lain yang lebih menjanjikan. Ia memulai usaha kontraktor di bidang telekomunikasi, general cleaning (penyedia jada pembersihan gedung) dan bisnis perminyakan sektor penyedia jasa.
Namun usaha itu hanya bertahan dalam waktu kurang dari lima tahun. Bahkan Philly sempat menganggur dalam waktu cukup lama. “Biasa konflik sesama teman,” katanya.
Saat awal terbang ke Amerika Serikat, Philly sempat membuka bengkel kecil-kecilan sambil menjadi loper koran. Ia tetap mengaku bisa menghidupi keluarga meski dia hanya tidur empat jam.
Namun cobaan tersebut tidak menghancurkan prinsipnya untuk maju. Berbekal motivasi yang kuat, ia bekerja bukan hanya bisa berbicara tapi bertindak. Philly mampu meraih kesuksesan seperti sekarang.
Kesuksesan itu pun tak luput dari peran kedua anaknya yang terus memberi semangat. Ketika sedang terpuruk, kata dia, kedua anaknya selalu menjadi penghibur lara. “Kadang saya suka lihat foto anak-anak yang sedang lucu-lucunya,” katanya.
Ia mengenang, tingkah unik sang putra selalu memacu rindu terhadap kesuksesan. Ketika sedang suntuk bekerja, kedua anaknya membuat video menggemaskan untuk ditunjukkan kepada sang ayah. “Itulah yang membuat saya rela hanya tidur empat jam, hanya demi mereka. Mereka sumber semangat saya,” ujar dia.
Nama : Philly Ibrahim
Tempat tanggal lahir: Jakarta, 15 November 1979
Alamat: Jalan Menteng Selatan Kuningan
Alamat restoran : Jalan Raya Margonda
Status : Ayah dua anak
Website : Sushiro.com/restoran
Pendidikan terakhir : S1 Akuntansi
via didikpurwanto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar