Minggu, 08 November 2015

Peluang Double Usaha Reseller

IMG_7882

Berprofesi menjadi ibu rumah tangga tak menghalangi Novita Juanda untuk tetap menghasilkan uang. Ia menilai kegiatan tersebut bisa membantu suami dalam mencari rezeki.

Di sisi lain, ia ingin dekat dengan anak sehingga pekerjaan yang menghasilkan uang tersebut bisa dilakukan dari rumah. Pilihannya berjualan produk namun bisa dikerjakan dari rumah.

Ia memilih bergabung dengan menjual produk anak muslim Afrakids, mulai dari kaus, perlengkapan makan siang, tempat minum hingga tas. Ia menilai, menjual produk orang lain akan lebih gampang dibandingkan membuatnya sendiri.

“Saya tetap ingin berpenghasilan meski menjadi ibu rumah tangga. Apalagi bisnis ini menebarkan pesan edukasi dan islami,” ujar Ita, sapaan Novita.

Produk Afrakids memiliki kelebihan dibandingkan produk lainnya karena memberikan pesan edukasi di setiap desain produknya. Pesan ini disukai oleh anak-anak dan orang tua.

Di sisi lain, anak-anak yang memakai produk ini sekaligus bisa belajar dan menerapkan pesan edukasi di dalamnya.

“Di samping berbisnis, saya ingin bisa menyampaikan pesan positif dan menyebarkan kebaikan. Itulah mengapa saya memilih bergabung dengan Afrakids,” katanya.

Beberapa perlengkapan yang dijual Ita yaitu bermacam-macam kaus anak, baik lengan panjang dan pendek, perlengkapan makan siang, tempat minum, hingga tas sekolah. Harga kaus dan perlengkapan anak dijual mulai Rp 59 ribu hingga Rp 200 ribu. Ia mengakui mampu menggaet 450 reseller yang membantunya menjual produk ke seluruh Indonesia.

“Ke depan kami ingin mengeluarkan produk baru, celana panjang dan celana jeans khusus untuk anak-anak,” katanya.

Ia mengakui pelambanan ekonomi cukup melemahkan permintaan produk jualannya. Namun ia pantang putus asa dan terus memberi semangat kepada masing-masing penjualnya untuk meningkatkan penjualan.

Menurut dia, pembeli tetap saja ada karena setiap ibu sangat ingin memercantik anak mereka dengan produk-produknya. “Pembelinya dari kalangan menengah ke atas sehingga tetap laku. Paling laku produk yang warnanya cerah, seperti merah muda, ungu, dan lain-lain,” kata Ita.

Ita berharap agar fluktuasi rupiah cepat teratasi karena sangat berpengaruh pada ongkos produksi kaus. Sebagian besar bahan dasar kaos masih berasal dari impor.

“Kalau tidak impor susah karena bahan kaus dari impor memang bagus dan sesuai dengan keinginan orang tua. Tapi produk ini asli Indonesia, cuma bahan bakunya masih dari impor,” katanya.

Ia memulai bisnis sejak Oktober 2014. Ita mengaku hanya bermodalkan Rp 1,75 juta. Hingga saat ini omzet ibu satu orang anak tersebut sudah mencapai Rp 850 juta. “Target saya hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 1 miliar. Semoga tercapai,” katanya.

IMG_7880

 

Berhenti Kuliah Strata Dua

Berbisnis tentu membutuhkan keseriusan. Tak terkecuali bagi Novita Juanda yang harus rela berhenti dari studi strata dua di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Lingkungan Hidup.

Saat itu ia harus membagi waktu antara mengurus anak, menjadi istri, berbisnis, dan kuliah. Setelah berdiskusi dengan suami, ia memilih untuk berhenti kuliah. Menurut dia, kuliah cukup menyita waktunya.

“Saya memilih berhenti kuliah dan fokus menggeluti bisnis ini. Tentunya ini demi keluarga pastinya,” katanya.

Dalam berbisnis, ia menemukan pengalaman yang tak didapati selama di bangku kuliah. Ia juga harus membagi waktu mengurus suami, anak, dan bisnisnya.

Di masa awal menjadi reseller, ia terpaksa harus menggendong sang bayi demi mengantar pesanan, khususnya melalui jasa pengiriman barang. Untungnya, tak ada kendala dengan sang buah hati karena waktu berbisnis sangat fleksibel.

Ia pun menerapkan strategi pemasaran yang fokus pada penjualan online seperti melalui jejaring sosial di Facebook, Instagram, dan lainnya. Cara tersebut dianggap lebih murah dibandingkan iklan di media massa atau melalui iklan di pamflet.

Dari berbisnis tersebut ia juga mengetahui strategi dengan pesaing. Bahkan banyak produk yang serupa tapi tak sama.

Tapi Novita tak menganggap hal tersebut sebagai ancaman. Konsumen tentu memilih kualitas dibandingkan harga yang murah tapi produk cepat rusak. “Kami tidak takut kalau ada yang mencontek. Hitung-hitung desain kita dipakai orang untuk kebaikan. Makin banyak yang pakai desain edukasi justru semakin banyak yang menebar kebaikan,” ujar Ita.

Dari setiap kegagalan-kegagalan menjual, ia memiliki semangat motivasi untuk berjualan. Apalagi ini demi menambah pundi rezeki dari suami dan demi sang buah hati.

“Pertamanya kita bergerilya untuk belanja dan mengirimkan barang. Tapi sekarang suami saya mengakui untung penjualan produk ini lebih besar dari gaji dia,” katanya.

IMG_7884

Nama : Novita Juanda

Tanggal lahir:
Jakarta, 6 November 1988

Nama anak dan suami :
Aidan Kinza Khatulistiwa
Hendra Etri Gunawan
Hobi : Travelling

IG : Kinzakids



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar