Minggu, 30 Agustus 2015

Burung Hantu Pembawa Untung

145078_IMG-20150820-WA0028 (2)

Ide memulai bisnis bisa datang dari mana saja, termasuk dari makhluk nokturnal burung hantu. Ide bisnis tersebut dimunculkan empat sekawan yaitu Iqbal Musyaffa, Malabby, Ilham Mustofa, dan Achmad Maulana.

Kebetulan mereka pernah belajar di Pondok Modern Assalam, Sukabumi, Jawa Barat. Kebersamaan sejak menimba ilmu terus berlanjut hingga mendirikan sebuah usaha distro bertema burung hantu.

Awal mula ide membuat distro bertemakan burung hantu datang dari Malabby. Ia memilih nama merek Owlknight sekaligus merancang desain logo pertama.

Pemilihan nama ini bukan tanpa alasan. Awalnya karena sama-sama berasal dari pesantren, mereka diajarkan bangun malam dan shalat malam. “Burung hantu juga merupakan hewan yang identik hidup di malam hari dan kita menganggap diri kita sebagai ksatria burung hantu yang hidup di malam hari untuk beribadah,” katanya.

Burung hantu juga merupakan ikon fauna yang unik dan perlu dilestarikan. Hal itu mereka coba terjemahkan dalam produk yang diluncurkan dan atribut pelengkapnya.

Setelah mencetuskan ide tersebut, Ilham dan Achmad turut membantu distro yang bermarkas di Jakarta dan Pelabuhan Ratu itu.

Iqbal sempat khawatir produk yang dibuatnya tidak dapat diterima pasar, apalagi sebagian masyarakat menganggap burung hantu sebagai penanda orang meninggal. Namun Iqbal beserta kawan-kawan menepis keraguan itu dan memulai produksi awal sekitar 60 buah kaus dengan lima desain berbeda.

Modal awal sekitar Rp 1,5 juta yang dikumpulkan dari empat orang.  Dana itu digunakan untuk produksi kaus cetakan pertama, termasuk untuk eksplorasi bahan dan sablon yang bagus.

“Kita mulai pasarkan kepada kerabat dan teman-teman terdekat dulu. Selain di Jakarta, kita juga menjadikan Pelabuhan Ratu sebagai pusat penjualan untuk kawasan sekitar karena Ilham berdomisili di sana.” kata dia.

Feri, panggilan Achmad Maulana Safari mengatakan, saat ini produksi kaus per bulan sekitar 100 buah dengan omzet sekitar Rp 8 juta. Untuk menggenjot penjualan, Owlknight memaksimalkan media sosial berupa Instagram dan akun pribadi seperti Path dan Facebook.

Saat ini Owlknight telah bekerja sama dengan Why Phoebe Band yang dibesut Dimas Danang ‘The Comment’ sebagai salah satu personelnya. Mereka bekerja sama sebagai official t-shirt partner untuk setiap kegiatan panggung yang dilakukan Why Phoebe.

Saat ini, pemasaran produk Owlknight sudah mulai menyasar beberapa kota selain Jabodetabek dan Pelabuhan Ratu. Penjualan juga sudah mencapai wilayah luar Jawa seperti Lombok.

“Kita sedang merencanakan pengembangan dan diversifikasi produk selain kaus. Kita akan menggarap topi dan jaket serta sweater dalam waktu dekat.”

20150711_123837-1 (2)

Ajang Pembuktian Lulusan Pesantren

Misi yang diusung pendiri Owlknight cukup sederhana yakni dapat konsisten menjalankan bisnis pada tahun pertama. Mereka percaya apabila bisnis bisa bertahan selama paling tidak satu tahun, ke depannya akan berkembang lebih baik.

Keempat sahabat ini menargetkan pada tahun kedua dapat membuka gerai pertama dengan lokasi antara di Jakarta atau pun Pelabuhan Ratu. “Masih kita kaji mengenai lokasi yang memungkinkan sebagai gerai pertama. Sementara kaus Owlknight bisa dilihat di rumah Iqbal di Pasar Minggu.” ujar Feri.

Pertama kali memulai usaha ini, Iqbal dan ketiga temannya harus berupaya membuat masyarakat tahu kehadiran Owlknight. Ia mengaku kesulitan memasarkan merek karena memang tak mudah mengenalkan produk baru ke pasar.

Apalagi banyak masyarakat menganggap sebelah mata pada produk baru. “Masyarakat masih lebih memilih kaus bermerek terkenal meski pun secara kualitas sama dengan produk Owlknight,” katanya.

Namun Iqbal dan kawan-kawan tak ambil pusing pandangan orang. Dia tetap fokus mencetak kaus berkualitas. Masyarakat secara umum pastinya menghendaki kaus yang nyaman. Apalagi cuaca Jakarta yang tidak terprediksi, Owlknight berupaya mengembangkan dan menghadirkan produk yang dibutuhkan

Di sisi lain, memulai bisnis seperti ini memiliki daya tarik yang unik bagi mereka. Mereka bisa belajar banyak hal baru secara otodidak mengenai produksi kaus, marketing, penjualan, dan hal lain yang sebenarnya tidak mereka kuasai sebelumnya.

“Kami merasa ini sebuah kesempatan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Memang banyak yang ingin mulai berbisnis tapi banyak juga yang takut memulainya,” katanya.

Terjun di bisnis ini bagi mereka merupakan sebuah pembuktian bila lulusan pesantren tak melulu bergerak di bidang keagamaan.  Tapi bisa juga di bidang lain dengan tidak melupakan asal usul mereka sebagai santri.

“Desain yang kami buat Insya Allah tidak akan ada yang berbau SARA (suku, adat, ras, dan agama). Tapi mengandung ajakan kepada kebaikan melalui kata dan desain yang kami produksi,” ujarnya.

mtf_gpzip_988.jpg (2)

Nama Lengkap : Iqbal Musyaffa/Achmad Maulana Safari
TTL : Jakarta, 7 Desember 1989/Jakarta, 6 September 1989
Alamat: Jl Siaga IF No 7D RT 004/05 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Nama merek: Owlknight

Instagram: @owlknight_house

Tlp : 081213391322/081210467428



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar