Sebagai makhluk sosial, manusia memang ditakdirkan untuk hidup berkelompok alias tidak bisa hidup sendiri.
Dalam hidup, manusia selalu memiliki teman sesuai karakter atau bahkan beda karakter untuk saling melengkapi.
Namun kesetiaan seorang teman bisa diuji saat melakukan perjalanan bersama. Itulah yang disajikan dalam film One Way Trip asal Korea Selatan.
Film yang disutradarai Choi Jeong-yeol ini menyuguhkan cerita empat sahabat dekat yang berasal dari latar belakang berbeda. Mereka adalaj Yong-Bi (Ji Soo), Sang Woo (Suho), Ji-Gong (Ryoo Joon-yeol), dan Doo-Man (Kim Hee-Chan).
Mereka melakukan perjalanan e Pohang selama dua hari semalam. Kepergiannya ini demi melepas Sang Woo yang akan masuk akademi militer.
Namun saat berada di pantai, mereka melihat pasangan suami istri bertengkar. Merasa iba dengan wanita tersebut, Yong-Bi pun berniat melerai dan diikuti teman-temannya. Namun naas, suami tersebut akhirnya meninggal setelah jatuh di bibir pelabuhan. Wanita tersebut berhasil kabur.
Perjalanan hidup mereka belum akhir karena ternyata polisi memburu yang dianggap pembikin onar tersebut. Dari sinilah konflik muncul.
Keempat pemuda ini ditangkap polisi setelah Sang-Woo berhasil lari namun menjadi korban tabrak lari dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Wanita yang berhasil kabur tersebut memberi kesaksian bahwa empat orang pemuda inilah yang membunuh suaminya.
Ketiganya diinterogasi polisi hingga dijebloskan ke penjara. Namun Sang Woo masih tak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia.
Lantas siapa yang mau bertanggung jawab atas kasus tersebut? Ketiga teman ini saling menuding untuk bertanggung jawab. Oleh orang tua masing-masing, mereka disarankan menuduh Yong-Bi untuk bertanggung jawab karena menjadi yang pertama ingin melerai pasangan suami tersebut.
Dianggap tak adil, Ji-Gong usul kalau Sang-Woo yang harus bertanggung jawab meski dia terbaring di rumah sakit.
Konflik pun terus berkutat pada penyelidikan kasus. Ternyata wanita tersebut berbohong demi mempertahankan karirnya karena suami tersebut kaya dan ingin mewarisi harta kekayaannya.
Wanita yang ternyata penyiar berita televisi terkenal di Korea Selatan ini juga mendapat dukungan dari pemimpin perusahaan agar kasus tersebut dihentikan dan meminta segera menjebloskan empat pemuda tersebut ke penjara.
Dianggap tak memiliki saksi karena satu-satunya saksi (wanita tersebut) telah berbohong, ketiga pemuda ini terpaksa menelan pil pahit masuk jeruji besi dan harus membayar sejumlah denda.
Orang tua Ji-Gong yang notabene anggota DPR setempat dan orang tua Doo-Man yang orang kaya berhasil menjamin anaknya bebas dengan membayar uang pelicin ke polisi.
Kejahatan terencana yang dilakukan polisi dan pemimpin perusahaan tempat wanita tersebut bekerja memicu persahabatan empat pemuda ini kandas. Suatu kesetiaan persahabatan yang diuji hingga harus mengorbankan nyawa diri.
Film yang dikenal dengan sebutan Glory Day ini dibuat 1 Mei 2015 dan selesai 7 Juni 2015. Film berdurasi 93 menit tersebut menyuguhkan plot twist yang harus diikuti sejak awal agar bisa menangkap apa yang terjadi.
Film yang pertama kali diputar di Busan International Film Festival ke-20 tahun lalu tersebut menghadirkan realita hidup yang tak berkeadilan, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Mereka selalu kalah dengan konglomerat dengan segudang kekuasannya.
Film ini menjadi introspeksi agar semua bisa mawas diri dan tetap menjaga kesetiaan persahabatan hingga akhir hayat nanti.
via didikpurwanto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar