Kamis, 31 Maret 2016

Streaming Kuasai Industri Musik

Berbagai layanan streaming musik. Sumber: http://ift.tt/1MW95Aa

Berbagai layanan streaming musik. Sumber: http://ift.tt/1MW95Aa

Bisnis streaming musik pertama kalinya melampaui penjualan keping disket (CD) meski harus berjuang di tengah peningkatan musik unduhan (download).

Data Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat tahun lalu menyebut, bisnis streaming meraup lebih dari US$ 2 miliar yang dimotori langganan layanan seperti Spotify.

Di tengah pesaing baru seperti Apple Music dan Tidal, pendapatan langganan berbayar, khususnya kenaikan langganan unlimited hingga layanan on-demand naik lebih dari 50 persen.

Bisnis streaming menyumbang 34,3 persen dari pendapatan keseluruhan pasar musik terbesar di dunia, tak jauh berbeda dengan bisnis unduhan digital pada platform seperti iTunes.

Meski bisnis streaming musik tumbuh cepat, pendapatan industri secara keseluruhan tahun lalu hanya naik 0,9 persen menjadi US$ 7 miliar.

Penjualan CD dan unduhan digital turun 17 persen. Asosiasi memuji kenaikan bisnis streaming sebagai kompensasi penurunan bisnis CD dan di tengah unduhan musik ilegal.

Kelompok industri menuduh YouTube dan layanan Spotify cukup tertekan karena banyak artis memasukkan musiknya ke layanan tersebut dan mendapatkan iklan.

“Kami dan begitu banyak saudara-saudara komunitas musik merasa beberapa raksasa teknologi telah memerkaya diri sendiri dengan mengorbankan orang-orang yang benar-benar membuat musik,” kata Presiden Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat Cary Sherman.

“Kami menyebutnya mereka mengambil industri kami karena beberapa perusahaan tersebut mengambil keuntungan dari kami. Saat ini banyak aturan pemerintah mendistorsi pasar dan mereka menjual di bawah harga pasar,” katanya.

Asosiasi memerkirakan jumlah langganan musik streaming berbayar mencapai 10,8 juta di Amerika Serikat. Bisnis streaming masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh.

Di sisi lain, bisnis lain yang meningkat adalah vinyl. Penjualannya naik hampir sepertiga di tengah lonjakan kolektor. Kondisi ini mirip pada 1988 sebelum bisnis keping CD muncul.

Vinyl masih memiliki pangsa pasar yang kecil namun mampu mengambil seperempat dari pangsa CD tahun lalu. Popularitas vinyl naik setiap tahun karena pengecer merilis rutin ke seluruh dunia, khususnya demi penggemar setianya. Industri musik belum merilis angka penjualan vinyl secara global tahun lalu.

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar: