Yahoo memberi tenggang waktu hingga 11 April bagi investor terkait penawaran awal beberapa asetnya.
Wall Street Journal melaporkan, Yahoo akan bernegosiasi dengan investor terkait aset yang akan ditawarkan, bagaimana mereka akan membiayai akuisisi, dan apa yang harus dipenuhi terkait persyaratan teknisnya.
Beberapa investor kemungkinan tertarik membeli bisnis inti Yahoo atau bagian dari itu. Lainnya justru meminati tawaran saham Yahoo di Alibaba atau kepemilikan Yahoo di Jepang.
CEO Yahoo Marissa Mayer yang memimpin perusahaan sejak 2012 dinilai gagal mendorong pertumbuhan bisnis. Posisinya semakin sulit karena dianggap gagal menunjukkan kemajuan perusahaan.
Yahoo menjadi salah satu perusahaan internet terkenal di dunia. Meski penggunanya mencapai satu miliar orang, posisinya masih di bawah Google dalam bisnis mesin pencari di internet dan terus kehilangan pendapatan iklan online.
Ironisnya, Mayer bergabung dengan Yahoo sebagai Kepala Eksekutif dari Google yang menjadi pesaingnya. Mayer mengklaim sudah mengerahkan semua kemampuannya dalam memimpin perusahaan.
Namun keuangan perusahaan belum melonjak karena bisnis inti belum menunjukkan perbaikan. Saat ini valuasi perusahaan masih ditopang kepemilikan sahamnya di Alibaba dan Yahoo Jepang.
Februari lalu, Yahoo telah memangkas sekitar 15 persen tenaga kerjanya dan memersempit fokus karena mengeksplorasi strategi alternatif.
Yahoo dalam laporan kuartalan ke depan akan mengumumkan rencana penjualan bisnisnya atau merger setelah bertahun-tahun berjuang mendapatkan kejayaan kembali.
Yahoo melaporkan kerugian US$ 4,43 miliar pada kuartal IV-2015. Semua unit bisnisnya mengalami penurunan, termasuk Tumblr. Bisnis di berbagai wilayah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, hingga Amerika Latin merosot.
Wall Street Journal melaporkan, sekitar 40 perusahaan berpotensi tertarik terhadap bisnis Yahoo dan telah menandatangani perjanjian non-disclosure dalam beberapa pekan terakhir namun Yahoo ingin memersempit jumlah investor. Yahoo tidak berkomentar terkait laporan Wall Street Journal.
Sumber: Wall Street Journal, AFP
via didikpurwanto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar