Saat nilai tukar rupiah merosot terhadap dolar AS, sebenarnya pembelian barang impor tidak disarankan karena akan lebih mahal. Apalagi barang tersebut di atas Rp 5 juta atau setidaknya menguras kantong kita.
Kita juga perlu melihat apakah barang tersebut berjenis konsumtif atau produktif. Misal membeli ponsel atau membeli sepeda motor. Ponsel termasuk barang konsumtif. Sepeda motor termasuk barang produktif karena bisa digunakan untuk usaha atau ke tempat kerja.
Namun bila produk tersebut benar-benar dibutuhkan dan mendesak, kita bisa menyiasati dengan berbagai cara.
Cara pertama, membeli dengan cara tunai. Namun cara ini akan terkesan susah bagi mereka yang tidak memiliki uang tunai lebih.
Cara kedua, membeli dengan cara kredit. Cara ini sebenarnya tidak disarankan karena kita harus membayar produk lebih mahal dari harga dasar. Namanya juga kredit, pasti akan ada bunganya. Hehe..
Teman sekantor saya juga baru saja membeli rumah dengan cara kredit. Awalnya harga yang ditawarkan sekitar Rp 400 jutaan. Namun dengan uang muka hanya Rp 5 juta dan cicilan sekitar Rp 4 juta, ia harus membayar sekitar Rp 1,2 miliar. Itu berdasarkan skema cicilan selama 25 tahun. Ckckckck..
Begitu juga dengan teman sekantor saya yang baru membeli sepeda motor. Ia kebetulan tinggal di Tanjung Priuk sehingga sepeda motor akan lebih mudah dipakai menuju Menteng. “Memakai transportasi umum mungkin baru sampai besok,” candanya.
Ia sengaja membandingkan beberapa dealer sepeda motor untuk mencari harga paling murah. Ia baru dapat dealer sepeda motor yang menawarkan cicilan hanya Rp 1,1 juta selama 15 bulan. Kebetulan ia memilih Honda Beat karena cewek suka main gas rem gas rem biar gampang. Hehehe..
Saat menemukan aplikasi cicilan kredit motor, saya mencoba membandingkannya. Dengan skema yang hampir sama, cicilan di sini lebih murah meski hanya selisih Rp 75 ribu.
Di sini ada tawaran cicilan Rp 1,024 juta per bulan selama 15 bulan. Namun dengan syarat uang muka minimal Rp 2,77 juta.
Tapi jangan salah, Rp 75 ribu kalau dikalikan selama 15 bulan sudah mencapai Rp 1,125 juta. Cukup untuk membiayai satu kali cicilan lagi kan? Atau kalau tidak mau, lebih baik disedekahkan buat saya, iya nggak? Hehehe..
Kalau terasa berat, kita bisa memilih tenor lebih panjang, misal 21 bulan dengan cicilan Rp 823.086 atau 27 bulan sebesar Rp 715.070 atau selama 33 bulan dengan cicilan Rp 649.691. Kalau kita memberikan uang muka lebih besar lagi, tentu cicilannya akan lebih murah.
Pengguna juga bisa memilih perusahaan pembiayaan (multifinance). Di sini ada dua pilihan yaitu Adira Finance dan Oto Finance. Skemanya sama dan tergantung uang mukanya. Bedanya cuma tenor yang ditawarkan.
Adira Finance memberi tenor 11, 15, 21, 27, dan 33 bulan. Sedangkan Oto Finance menawarkan tenor 11, 17, 23, 29, dan 35 bulan. Menarik sekali bukan?
Di sini mereka sudah menaksir harga barang dengan nilai sekian. Jika kita memberi uang muka sekian, mereka akan menghitung pembiayaan setelah mengurangi harga pasar dengan uang muka. Gampang kan?
Kita juga bisa melihat cicilan langsung dengan mengubah besaran uang muka yang akan kita setor. Misal kita mau menyetor uang muka sekitar Rp 5 juta sehingga cicilan akan menjadi Rp 818.625 untuk tenor 15 bulan. Cara ini dinilai efektif bagi mereka yang memiliki keuangan cekak.
Inilah pentingnya mencari informasi produk keuangan sebelum memutuskan untuk membeli. Kondisi ini mengantisipasi uang yang kita keluarkan akan lebih banyak. Padahal kita bisa saving untuk kebutuhan lain, kan?
Di sini, kita bisa membandingkan secara online, baik kartu kredit, pinjaman seperti Kredit Tanpa Agunan, Kredit Multi Guna, dan Kredit Motor.
Atau kita mencari simpanan yang menawarkan bunga tinggi, baik berjenis tabungan, tabungan berjangka, atau deposito. Ini bisa mengefisienkan pencarian dibandingkan berkeliling berpanas-panas ria.
Selain efektif waktu, kita bisa efisien tenaga, pikiran, dan uang, baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau uang makan selama pencarian informasi tadi.
Zaman sekarang, siapa yang bisa menguasai teknologi dan informasi, dia lah yang menguasai dunia. Begitu juga dengan urusan keuangan.
Memang selisih Rp 75 ribu tadi tidak begitu penting bagi mereka yang memiliki kelebihan uang. Tapi bagi yang memiliki uang terbatas, uang tersebut akan sangat bermakna. Sekarang, cerdaslah memilih lembaga keuangan untuk pembiayaan.
Ingatlah pesan Warren Buffett tentang keuangan. Peraturan nomor 1: Jangan Rugi. Peraturan nomor 2: Jangan pernah lupa peraturan nomor 1.
via didikpurwanto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar