Lenovo telah mengumumkan kesepakatan dengan Google untuk membeli divisi handset
Motorola senilai 2,91 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 trilliun.
Pembelian tersebut merupakan transaksi teknologi terbesar yang dilakukan
Lenovo sejauh ini.
Sebelumnya, memang telah terdapat
"tanda-tanda" bahwa Google akan melepas Motorola setelah mengakuisisi
perusahaan ini pada 2012 lalu senilai 12,5 miliar dollar AS. Ketika itu,
banyak yang menduga bahwa tujuan Google tak lain adalah menguasai
portfolio paten mobile milik Motorola yang berjumlah sekitar 17.000.
Tapi
alasan sebenarnya mungkin lebih dari itu. Christopher Mims dari Quartz
menduga bahwa dulu Google membeli Motorola untuk mengimbangi Samsung
yang telah meraksasa di ranah Android.
Hubungan antara Google dan Samsung memang agak unik. Di satu sisi, Google diuntungkan oleh penyebarluasan Android lewat handset
Samsung. Akan tetapi, posisi Samsung yang terlalu mendominasi ekosistem
Android disinyalir membuat khawatir raksasa internet itu.
Di
sisi lain, Samsung telah menunjukkan sinyalemen bahwa pihaknya tak mau
terlalu tergantung dengan platform Android besutan Google. Hubungan
Samsung-Google menegang setelah Google membeli divisi handset Motorola, terlebih setelah Motorola menelurkan model-model Android ciamik seperi Moto X dan Moto G.
Akusisi
atas Motorola menjadikan Google bukan hanya kawan Samsung, tapi juga
lawannya secara langsung di bisnis perangkat keras. Produsen elektronik
Korea tersebut lantas meningkatkan tekanan terhadap Google dengan
merilis OS mobile buatan sendiri dengan nama Tizen.
Rujuk
Belakangan,
Samsung dan Google terlihat "rujuk" melalui kerja sama lisensi paten.
Minggu ini Samsung juga menyatakan bakal berhenti menyediakan layanan
yang serupa milik Google di handset buatannya.
Layanan dimaksud antara lain toko aplikasi Samsung Hub dan Media Hub yang ditempatkan di muka interface berbagai seri handset Galaxy. Kedua layanan tersebut mengancam layanan Google Play dan media library di Android karena memiliki fungsi yang mirip.
Samsung juga menebar berbagai aplikasi inti yang serupa dengan pilihan default di Android, termasuk browser, sistem e-mail, notifikasi, messaging, dan lain-lain. Akibatnya, pengguna handset Samsung harus memilih aplikasi mana yang akan dipakai: milik Samsung atau Google?
Kini,
dengan berhentinya Samsung meniru layanan-layanan tersebut, kebingungan
tak akan terjadi lagi. Segera setelah pemberitahuan Samsung, Google
mengumumkan bakal menjual Motorola ke Lenovo sehingga tak lagi menjadi
pesaing Samsung di bisnis handset.
Apakah ada kaitan di
balik penjualan Motorola dengan perjanjian kerjasama Google-Samsung?
Apakah itu harga yang harus "dibayar" agar Samsung setia dengan Android?
Motorola di Lenovo
Lalu,
apa yang akan terjadi dengan Motorola setelah dibeli Lenovo? Produsen
asal China ini memiliki posisi yang kuat di negara-negara berkembang,
sementara Moto G banyak disebut sebagai handset Android murah terbaik.
Dengan
membeli Motorola, Lenovo membuka jalan ke wilayah-wilayah pasar di
Amerika Tengah dan Utara dimana Moto X dan Moto G disambut baik oleh
konsumen. Boleh jadi, Lenovo akan memperbarui Moto X dan Moto G tahun
ini, dan menjadikannya sebagai produk andalan.
"Kami akan menggunakan mereknya (Motorola) untuk meningkatkan bisnis kami. Brand Motorola juga sangat kuat di China," ujar CEO Lenovo Yang Yuanqing.
Apapun
yang dilakukan Lenovo, Google akan menciptakan kompetitor untuk Samsung
yang dikepalai oleh mantan orang Google (CEO Motorola Dennis Woodside),
setidaknya untuk saat ini. Lenovo yang juga merupakan produsen PC
terbesar di dunia pun telah terbukti mampu sukses di bisnis hardware
dengan margin tipis.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar