Minggu, 16 Februari 2014

Flappy Birds Vs Gangnam Style



Vietnam dan Korea Selatan menjadi dua negara berpengaruh dalam industri kreatif di Asia Tenggara. Berkat kesuksesan permainan ponsel (game) dan lagu, dua negara ini sukses mendatangkan pundi-pundi uang ke negaranya.

Hanoi, Ibu Kota negara Vietnam dalam hal statistik perekonomian masih berada di bawah Indonesia. Namun industri game mampu menjadi bisnis besar bagi pribadi maupun perusahaan pengembang (developer) game di Vietnam. 

Salah satu game yang populer bulan ini yaitu Flappy Bird yang dibuat developer indie Nguyen Ha Dong. Ia hanya perlu beberapa hari untuk menciptakan game yang mirip Super Mario Bross di Nintendo, game video klasik dari tahun 1980-an. Meski dibuat hanya beberapa hari, game besutan lelaki berusia 29 tahun tersebut bisa meraup keuntungan sekitar Rp 600 juta per hari.

Keuntungan itu diperoleh dari jumlah unduhan game terpopuler di aplikasi ponsel dengan sistem operasi iOS milik Apple maupun Android besutan Google. Ia mendapat untung dari iklan yang wira-wiri ada di bawah game tersebut.

Editor Tech in Asia Anh Minh Do mengatakan, kesuksesan game tersebut tidak terduga sebelumnya, dan tidak bisa dijelaskan, sama seperti hits Gangnam Style milik bintang pop Korea Selatan Psy.

“Saya bicara tentang bagaimana orang-orang meniru prinsip-prinsip Angry Birds, dan saya pikir orang-orang akan mencoba meniru prinsip-prinsip Flappy Bird. Mungkin kepopuleran Flappy Bird tidak bisa ditiru. Mungkin ini adalah salah satu kebetulan. Saya pikir sulit untuk mengulangi kesuksesanya,” ujar Minh seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Meski akhirnya Flappy Bird ditarik oleh pembuatnya dari aplikasi Apple Store dan Google Play, Minh menganggap warisan Nguyen Ha Dong ini bisa tinggal lebih lama di Vietnam.

Minh menyebut Vietnam adalah pasar game online terbesar di Asia Tenggara dengan penghasilan lebih dari US$ 250 juta pada 2013. Pasar lokal didominasi oleh VNG, yang memegang 60 persen pasar game Vietnam. Tapi Nguyen Ha Dong adalah salah satu dari ribuan developer independen yang mulai bermunculan, yang sebagian besar fokus menciptakan game mobile.

Walaupun ada kompetisi yang besar, Minh dari Tech In Asia mengatakan kualitas game yang mereka ciptakan rendah.

“Tidak banyak yang berkelas dunia dan tidak banyak yang ingin masuk ke pasar global. Kalau mau memasuki pasar global, Anda harus jauh lebih baik,” ujarnya.

Di Vietnam, sangat mahal untuk menciptakan game dan developer terhambat oleh prosedur licensing yang rumit. Sebagai hasilnya, sebagian besar pemain game Vietnam memainkan game dari luar negeri, khususnya dari China yang diadaptasi untuk pasar lokal.

Do Quy Doan, yang baru-baru ini pensiun dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Komunikasi mengatakan, industri game di Vietnam masih baru dan masih banyak tantangan. Begitu pula mekanisme untuk mendorongnya.

Doan mengatakan, kesuksesan Flappy Bird memberikan harapan besar bagi masa depan industri game. Untuk saat ini, suka atau tidak, pencipta Flappy Bird, Nguyen Ha Dong tetap mendapatkan sorotan, walaupun game tersebut tidak lagi tersedia di pasaran untuk diunduh. 

Korea Selatan Jadi Populer
Tahun lalu, dunia juga gempar karena goyang Gangnam Style. Korea Selatan langsung menjadi sorotan hanya dari seorang musisi bernama Psy. 

Gangnam Style merupakan salah satu video yang paling banyak dilihat di Internet. Lagu tersebut mencapai posisi atas di tangga-tangga lagu di Asia, Eropa dan Amerika Utara, dan disebut-sebut sebagai ekspor budaya Korea Selatan paling berhasil.

Untuk alasan-alasan tersebut, beberapa pihak percaya Gangnam Style dapat digunakan untuk mendatangkan banyak turis asing dan uang.

“Saya kira Gangnam Sytle meningkatkan nilai merek dagang Korea,” ujar Je Sang-won, yang mengepalai divisi Halyu (gelombang Korea) pada Organisasi Pariwisata Korea.

“Lagu tersebut telah menarik banyak penggemar dari Barat dan membuat mereka tertarik dengan Korea. Kami melakukan sebuah survei di Los Angeles dan menemukan 70 persen responden mengatakan mereka ingin mengunjungi Korea setelah melihat video tersebut,” katanya.

Di jalanan daerah Gangnam, di bagian selatan Sungai Han di ibukota Seoul, para pemilik usaha menggunakan Psy dan lagunya untuk membantu menjual produk-produk mereka.
Beberapa pedagang mengatakan sejak Gangnam Style menyebar, jumlah pengunjung asing ke toko-toko mereka telah meningkat.

“Terkadang ada lebih banyak pelanggan orang asing dibandingkan pengunjung lokal datang ke toko saya. Jika saya memainkan lagu Gangnam Style dan membuka pintu, beberapa orang datang dari jalan. Mereka banyak tersenyum,” ujar Kwon Da-na, yang mengelola toko pakaian di daerah trendi Apgujeong di Gangnam.

Korea Selatan berharap bisa mendatangkan lebih dari 10 juta turis asing tahun 2012 lalu. Dan menurut Organisasi Pariwisata Korea (KTO), musik pop Korea atau yang dikenal dengan K-POP, merupakan penarik turis terbesar. Dan berkat Psy, KTO berencana menggunakan Gangnam Style untuk menarik lebih banyak turis asing.

Bercermin dari dua negara itu, apa yang bisa dibanggakan Indonesia untuk mendatangkan devisa negara? Ekspor tenaga kerja wanita (TKW) lagi?

Tidak ada komentar: