Samsung mengklaim alasan penurunan laba operasional karena
perusahaan memberi bonus ke karyawan sebesar 800 miliar won atau sekitar US$
745 juta. Alasan pemberian bonus ini untuk memperingati 20 tahun setelah Ketua
Samsung Lee Kun Hee mengumumkan strategi manajemen baru yang menganggap
karyawan sebagai katalis pertumbuhan perusahaan.
Penurunan laba operasional ini semakin menekan Samsung.
Apalagi investor perusahaan teknologi asal Negeri Ginseng ini menekan direksi
agar mampu membuat percepatan bisnis. Direksi juga telah berjanji ke investor
untuk memberi keuntungan deviden US$ 2 miliar, dua kali lipat dibandingkan
dengan sebelumnya dan ini menjadi rekor baru dalam pemberian deviden di
Samsung.
Investor juga menekan direksi agar memberikan keuntungan lebih
baik dari sisi penjualan televisi, ponsel cerdas (smartphone) dan chip
memori. Namun, Samsung enggan mengubah kebijakan pembayaran deviden lebih sebab
hasil keuntungan akan lebih diinvestasikan ke pertumbuhan perusahaan masa
mendatang.
Tahun ini pangsa pasar Samsung juga makin tertekan, terutama
oleh pesaing utama, Apple. Perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs tersebut
mulai menjual iPhone melalui China Mobile Ltd, operator terbesar dengan
pelanggan terbanyak di dunia.
Jika rencana Apple berhasil untuk bekerja sama dengan China
Mobile, jumlah pengguna iPhone di Negeri Tirai Bambu tersebut akan meroket.
Sampai saat ini, iOS, sistem operasi besutan Apple masih mendominasi perangkat
ponsel di China. Tentunya, hal ini menjadi ancaman bagi Samsung yang masih
setia dengan sistem operasi Android besutan Google.
Dalam laporan keuangan, Samsung juga menyebut alasan
penurunan laba operasional karena penjualan iPhone buatan Apple mulai melesat,
terutama sepanjang musim liburan akhir tahun di Amerika Serikat dan Jepang.
Meski mulai kalah dalam hal penjualan ponsel cerdas di akhir
2013, Samsung mulai memberikan rasio pembayaran deviden hingga dua kali lipat
menjadi 1 persen. Nilai tersebut hanya kalah tipis dengan Apple yang memberikan
rasio pembayaran deviden sebesar 2 persen kepada investornya.
"Rasio pembayaran deviden tahun 2013 sudah meningkat
signifikan. Tapi kami tidak bisa mengatakan secara pasti berapa banyak kita
akan membayar (ke investor)," kata Head of Investor Relations Samsung
Robert Yi seperti dikutip Reuters.
Produsen ponsel dari Korea Selatan ini mengumumkan deviden
per saham sebesar 14.300 won sepanjang 2013 atau total 2,1 triliun won (sekitar
US$ 2 miliar). Jumlah tersebut 79 persen lebih banyak dibandingkan dengan deviden
tahun sebelumnya, tetapi hanya 6,9 persen dari laba 2013.
"Samsung jelas dalam tekanan investor," kata Fund
Manager HDC Asset Management Park Jung Hoon.
Dengan nilai saham Samsung yang terus turun, Jung Hoon
menilai Samsung harus terus mempertimbangkan langkah-langkah tambahan seperti
rencana pembelian saham kembali untuk mengatasi tekanan pemegang saham.
Saham Samsung terus menurun hingga Jumat (24/1) senilai US$
204 miliar, naik 0,62 persen dibandingkan dengan Indeks Kospi yang melemah 0,36
persen. Saham Samsung telah jatuh 8,8 persen di Desember 2013 akibat
kekhawatiran perlambatan pertumbuhan penjualan ponselnya.
"Tahun ini akan menjadi tahun yang menantang bagi
Sammsung untuk meningkatkan pendapatan khususnya di kuartal I-2014 sebagai efek
pelemahan industri telekomunikasi (IT), baik permintaan komponen maupun produk
televisi," tambah Robert Yi.
Penjualan Ponsel
Mengecewakan
Samsung tahun ini akan menganggarkan belanja modal sebesar
23,8 triliun won, relatif sama dengan belanja modal di 2013. Namun, pengeluaran
untuk biaya pemasaran akan dipangkas untuk menyiasati kenaikan laba
operasional.
"Kami secara aktif akan memanfaatkan acara olahraga
global seperti Olimpiade dan saluran ritel kami. Tapi kami akan mencoba untuk
meningkatkan efisiensi biaya pemasaran kami dan menurunkan anggaran mobile marketing secara keseluruhan agar
pendapatan dan laba tetap terjaga," kata Senior Vice President Samsung
Mobile Business Kim Hyun Joon.
Laba operasional di divisi mobile stagnan di 5,47 triliun won, tetapi turun 18 persen
dibandingkan dengan laba operasional di kuartal III-2013 yang masih tercatat
6,7 triliun won.
Penurunan laba operasional divisi mobile ini karena penjualan ponsel terutama ponsel Samsung seri
Galaxy S4 kurang mencapai target. Laba operasional khusus dari ponsel Galaxy S4
anjlok 90 persen menjadi 110 miliar won.
Samsung mengatakan tanpa penjelasan lebih lanjut bahwa smartphone akan masih menjadi
kontributor laba terbesar perusahaan, di samping masih akan memperluas pasar
tablet di segmen menengah ke bawah (low
end) dan layar lebih besar.