Selasa, 03 Desember 2013

Octocopters, Pesawat Pengirim Barang Tanpa Awak

Kecepatan mengirim barang menjadi sebuah keharusan bagi pebisnis toko online ataupun perusahaan pengiriman paket barang. Ke depan, pengiriman barang akan bisa dilakukan menggunakan pesawat tanpa awak.

Amazon, toko online terbesar di Amerika Serikat sudah merancang pesawat tanpa awak tersebut. Dengan menggunakan wahana terbang tak berawak (drone), barang bisa dikirim dengan cepat maksimal 30 menit sejak pembeli memesan barang di tokonya. Namun, pengiriman itu masih sebatas jangkauan 16 km dari tokonya.

Octocopter, nama pesawat tanpa awak itu, mampu mengantarkan barang belanjaan Amazon dengan berat beban hingga 2,3 kg. Jumlah barang yang bisa diantar Octocopter hingga 86 persen barang yang ada di katalog Amazon.

Chief Executive Officer Amazon Jeff Bezos mengatakan, Octocopter masih membutuhkan uji keamanan dan kelayakan dari FAA (Federal Aviation Administration) Amerika Serikat. Namun ia yakin metode pengiriman dengan drone yang disebut Amazon dengan "Prime Air" ini bisa dinikmati konsumennya dalam waku 4-5 tahun ke depan.

"Aku tahu ini kelihatannya seperti di film fiksi ilmiah (science fiction). Tapi ini tidak," kata Bezos seperti dikutip Reuters.

Saat ini, FAA baru menyetujui penggunaan wahana terbang tak berawak hanya untuk agen polisi maupun agen pemerintahan. Izin yang sudah diberikan sekitar 1.400 izin selama beberapa tahun terakhir.

Sementara ruang udara sipil di Amerika Serikat diharapkan akan bisa dibuka bagi wahana terbang tak berawak pada 2015 mendatang dan di Eropa bisa dibuka pada 2016.

Ahli kendaraan tak berawak dari Universitas Central Lancashire Darren Ansell mengatakan, drone ini belum memiliki pengetahuan tentang lingkungan di sekitarnya. Misal bagaimana menghadapi pemukiman padat penduduk dan menghindari penerbangan di atas kerumunan masyarakat, sebab wahana ini akan mengganggu warga.

"Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah keamanan selama pengiriman barang. Karena pesawat ini tidak ada yang menjaga, paket bisa dicuri atau dibajak oleh orang tidak dikenal dan resikonya barang tidak sampai ke pemesan," kata Ansell.

FAA berharap agar regulator penerbangan ini mampu memberikan izin penerbangan bagi drone, khususnya di awal 2015 mendatang. "Suatu hari nanti, Prime Air milik Amazon ini akan bisa berjalan normal seperti bus pengirim paket di jalan," demikian tanggapan FAA.

Ide penggunaan pesawat tak berawak ini sebenarnya sudah mulai akan diberlakukan di Australia. Zookal, sebuah perusahaan penyewaan buku di negeri Kanguru ini akan menggunakan drone untuk pengiriman barang mulai 2015. Itupun bila disetujui oleh Civil Aviation Safety Authority Australia. Hukum penerbangan di Australia memungkinkan penggunaan pesawat tak berawak untuk penggunaan komersial.

Akankah ini mengancam bisnis pengiriman paket melalui penerbangan terbang umum ataupun perusahaan pengiriman paket konvensional? Tunggu saja.

Sumber: Reuters, BBC dan Amazon

Tidak ada komentar: