Masalah kemudian muncul. Gencarnya iklan rokok di setiap konser musik dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah perokok remaja. Imbasnya, harapan penyadaran bahaya rokok pada anak muda pun makin terkikis. Riset terakhir menyebutkan ada 81% remaja pernah ikut acara yang disponsori perusahaan rokok.
Artinya, terbukti iklan rokok merangsang aspek kognitif remaja untuk jadi perokok atau berganti merek rokok. Waduuhh!!
Lalu,apa yang harus kita lakukan untuk bisa menghentikan mereka?
Hemat saya,kalau untuk menghentikan produsen rokok berpromosi itu tidak mungkin. Lha wong duit mereka tebal dan kurang adanya penyaluran. Sementara yang menggelar acara tentu butuh duit untuk selenggarakan acara. Win-win solution lah.
Untuk meminimalisir, sebaiknya pemerintah lebih gencar sosialisasi bahaya rokok terhadap diri. Perbanyak juga pendampingan kepada remaja-remaja melalui komunitas sehat yang mengajak mereka bisa menghentikan secara pelan-pelan dalam merokok.
Bukankah untuk bisa mengubah orang lain,harus mengubah diri sendiri dulu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar