Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si ibu telah lumpuh dan mulai pikun.
Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya tersebut.
Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya dan mematahkannya, kemudian menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampainya di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia juga tidak menyangka sanggup melakukan perbuatan ini.
Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata "Anakku, aku sangat menyayangimu. Dari kau kecil sampai dewasa, aku selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lewati dengan ranting-ranting kayu. Aku takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah," kata Ibu tersebut sambil mengusap kepala anaknya.
Mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pulang kerumah.
Pemuda tersebut akhirnya merawat ibu yang sangat mengasihinya tersebut sampai si ibu meninggal.
Pesan moral dari story ini adalah: Orang tua bukanlah barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Menitipkan mereka di panti jompo, dan hanya mengunjungi jika sempat, tidak jauh lebih mulia dibanding membuang mereka di hutan serta membiarkan mereka meninggal dalam kesepian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar