Minggu, 25 September 2016

Akuisisi Yahoo Kemungkinan Tertunda

Sumber foto: lampost.co

Sumber foto: lampost.co

Peretasan surat elektronik (e-mail) di 500 juta akun Yahoo memicu penjualan kepada Verizon tertunda. Hal ini akan memicu awalan baru bagi kedua perusahaan.

Peretasan akun e-mail bisa mengikis kepercayaan Yahoo, apalagi kinerjanya selama 15 tahun terakhir menurun tajam.

“Ini masalah besar bagi perusahaan dan merek Yahoo. Yahoo masih memiliki banyak pelanggan. Mereka merasa Yahoo melanggar kepercayaan konsumen,” kata analis dan konsultan di Moor Insights & Strategy Patrick Moorhead.

“Ketika bisnis dalam layanan online, kepercayaan masalah besar. Yahoo harus khawatir kehilangan pelanggan.”

Perusahaan telekomunikasi Verizon sudah sepakat membeli Yahoo US$ 4,8 miliar. Nilai penjualan tersebut anjlok drastis saat Yahoo masih berjaya di era 90-an sekitar US$ 125 miliar.

“Verizon pasti marah tentang hal ini. Namun Verizon pasti tidak akan berbicara ini secara terbuka karena seperti menuangkan bensin ke api.”

Ia berharap nilai penjualan akan turun sekitar 5-10 persen dari nilai kesepakatan semula.

Pada pertengahan 1990-an, Yahoo salah satu situs paling populer di internet yang membantu banyak orang berselancar di dunia maya.

Yahoo mampu menghubungkan pengguna terhadap konten berita, musik, dan konten lainnya. Namun nasib berbalik saat Google mulai mendominasi dengan mesin pencari yang kuat.

Setelah serangkaian perubahan manajemen, Yahoo memutuskan menjual bisis operasi utama sebagai cara memisahkan saham yang lebih berharga di raksasa online China Alibaba.

Analis Endpoint Technologies Associates Roger Kay mengatakan, Verizon kemungkinan berpikir ulang mengakuisisi Yahoo akibat masalah ini.

“Memang Yahoo belum mencapai titik terbawahnya, namun cukup mengganggu. Jika saya menjadi Verizon, saya cukup terganggu karena aset Yahoo merosot, bahkan merosot sebelum sampai di tangan saya,” kata Kay.

Profesor pasar Universitas Pace Larry Chiagouris mengatakan, berita peretasan e-mail bisa memicu pelanggan menjauh dari Yahoo, dan menekan potensi iklan.

Ia memperkirakan, sekitar 10-20 persen pelanggan akan berpindah ke layanan Gmail milik Google. “Peretasan hanya akan mempercepat pelanggan berkurang dan akhirnya diterjemahkan menurunkan pendapatan iklan,” ujarnya.

Yahoo masih bekerja sama dengan penegak hukum terkait pelanggaran tersebut. Peretasan ini terbesar yang dilakukan pada satu organisasi karena mengambil nama, alamat e-mail, tanggal lahir, kata kunci, pertanyaan keamanan yang telah dienkripsi, dan jawabannya.

Senator Amerika Serikat Mark Warner mengatakan, ia paling terganggu berita pelanggaran ini terjadi pada 2014. Masyarakat harus mewaspadai akun e-mail pribadinya.

Moorhead mengatakan, berita ini memalukan bagi Yahoo. Setidaknya Yahoo pantas malu karena gagal menemukan pelanggaran sejak lama.

“Entah mereka tahu tentang itu dan tidak mengatakan apa-apa atau Yahoo malah menyembunyikan informasi tersebut. Jika mereka tahu tentang hal itu, seharusnya segera diselidiki.”

Profesor pemasaran di Universitas Stern School of Business Scott Galloway mengatakan, peretasan akan merusak bisnis Yahoo dan kepemimpinan Marissa Mayer yang mengambil alih perusahaan sejak 2012 dalam upaya restrukturisasi bisnis.

“Seperti kebanyakan skandal, itu bukan tindakan tapi upaya menutupi sehingga merusak bisnis,” kata Galloway.

Sumber: AFP



via didikpurwanto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar