Ya, roman tersebut mengisahkan perjalanan cinta antara dua manusia yang terhalang oleh restu orang tua. Daripada menikah dengan orang yang tidak dicintai,Juliet sampai rela minum racun hingga mati. Akhirnya Romeo pun mengikuti langkah yang sama dengan Juliet.
Tak jauh beda dengan versi aslinya, film animasi Gnomeo Juliet juga mengisahkan tema yang sama. Cuma tokoh yang dimainkan berganti dengan gnomeo (patung keramik) dan dibikin secara animasi.
Uniknya, akhir cerita film ini dibikin happy ending yaitu Gnomeo dan Juliet bisa menikah.
Sebenarnya, film ini biasa aja,hanya mengubah ending cerita yang selalu sama dari yang empunya cerita. Lepas dari itu, film ini sebenarnya menceritakan tentang pentingnya persahabatan antar tetangga (masalahnya di film ini ada permusuhan antara keramik merah dan biru), ketulusan cinta dan pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua.
Biar tambah segar, film ini dikasih lelucon ringan. Seperti laptop merk Apple yang diganti dengan logo pisang. Lalu tingkah boneka keramik dan seluruh isi taman yang selalu mengocok perut.
Akhir pekan lalu, ketiga temanku curhat tentang masalah cintanya. Ada yang Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK), gemes dengan teror sms seorang cowok (tampaknya lagi kasmaran dan ingin menembak cewek) hingga konflik cinta segitiga plus pacaran beda agama.
Ah, cinta memang warna-warni. Membuat pelakunya selalu salah tingkah dan bingung mengambil sikap.
Belajar dari Gnomeo dan Juliet, kita harus mengejar cinta kita dengan cara-cara positif dan menghindari hal ceroboh agar pasangan tidak ilfeel.
Kata motivator Mario Teguh,"Jodoh itu memang di tangan Tuhan. Tapi jodoh itu tetap akan di tangan Tuhan,jika kita tidak mengambil dan menjemputnya."
Lalu bagaimana caranya?? Cukup tiga langkah saja: Ikhtiar (dicari sendiri,minta dikenalkan teman,ikut biro jodoh dsb), Doa (memohon petunjuk keyakinan hati terhadap calon yang dipilih) dan akhirnya Pasrah (kepada Tuhan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar