Banyak orang berkata bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan kerja keras (work hard) dan kerja cerdas (work smart). Di DRTV, semangat kerja keras dan kerja cerdas tersebut dituangkan dalam Lima Keberanian (5ive Brave) yang menjadi falsafah kesuksesan DRTV di Indonesia. Bagaimana kisah Salim Kartono, sang penjual barang-barang inovatif ini merintis karir sekaligus CEO PT Paramitra Media Perkasa (sebuah holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang) dan menjadikan tokonya sebagai salah satu toko ritel berpengaruh di pasar?
Bagaimana awal usaha DRTV ini?
Pada tahun 1983, kami mulai merintis usaha melalui direct sale dengan nama PT. Panji Metal Perkasa yang saat itu banyak menjual produk home appliance merek Imarflex, Narumi, Demeyere dan produk alat kesehatan merek Medo hingga panci stainless steel dan panci gelas tahan panas dari pintu ke pintu.
Pada tahun 1995, kami melihat peluang bisnis yang baru yaitu menjual product lewat TV atau direct respond TV yang bisa dibeli lewat pemesanan lewat telephone atau telemarketing yang selanjutnya dikembangkan menjadi Call Center. Karena direct respond TV cukup mendapat tanggapan maka di tahun mendatang kami juga mengembangkan outlet di mal-mal yang memudahkan customer untuk mengunjungi dan melihat display product kami yang diberi nama Innovation Store.
Apa yang membuat Anda semangat menggeluti bisnis ritel tersebut?
Modal utama saya hanya satu yaitu semangat hidup (passion of life). Bisnis ritel telah menjadi tumpuan hidup saya selama 25 tahun ini dan menjadikan hidup lebih bermakna. Di tengah persaingan bisnis ritel yang ketat, kami terus membekali diri dengan pengetahuan (knowledge), membangun jaringan (relationship) dan memupuk modal (money).
Apalagi bisnis ritel (menjual barang langsung ke konsumen) sudah ada sejak jaman prasejarah yang manusianya saja sama sekali belum mengenal uang. Tapi bagi saya, bisnis ritel (berdagang) tidaklah semudah halnya sekadar jual beli biasa namun harus dijadikan sebagai suatu usaha yang diminati atau dilandasi dengan rasa ketertarikan. Dengan menyatukan segala vitalitas dan semangat jiwa, maka tujuan dan harapan yang telah kita rencanakan akan terwujud dan menjadi nyata. Bisnis ritel adalah pilihan saya dan bisa jadi, pilihan Anda juga.
Lantas, bagaimana usaha ini bisa bersaing dengan peritel lokal dan asing?
Yang selalu saya tanamkan pada diri sendiri dan karyawan adalah kita perlu belajar tentang pengetahuan baru, menciptakan kreativitas baru dan termasuk ide baru. Menurut saya, If you take the same Action everyday, you will always get the same Result. Maksudnya kita selalu melihat peluang baru dan bagus di masyarakat. Karena kondisi (termasuk kesenangan masyarakat dalam pola berbelanja) berbeda dan terus berubah setiap saat, kita juga terus menekankan inovasi baik dalam produk maupun pemasarannya.
Apa yang membuat usaha ritel Anda berbeda dengan yang lain?
Karena semua product yg kami tawarkan ada added value yang dituangkan dalam 5 category. Jadi kami punya banyak pilihan. Hal lain yang membuat kami mempunyai nilai added value adalah selain punya outlet kami mempunyai pelayanan telemarketing yang bisa memenuhi permintaan customer secara langsung. Jadi jika anda memesan via telepon, product bisa alangsung dikirim.
Produk apa yang Anda tawarkan?
Hingga saat ini kami fokus ke lima kategori produk yaitu kecantikan (beauty), kesehatan (healthy), olahraga dan fitness (sport), peralatan rumah tangga (household) dan suplemen (supplement) yang manca negara.
Kondisi krisis seperti ini, apakah produk yang Anda tawarkan laku?
Memang sejak krisis global menggurita di Amerika akhir tahun 2007 lalu, ada sedikit pengaruh penurunan terhadap penjualan produk kami yaitu sekitar 10-20%. Namun bukanlah DRTV yang tidak mampu menyediakan produk-produk dengan inovasi tertinggi. Buktinya penjualan tetap ada. Ini berarti pula masyarakat masih punya duit untuk membelanjakan barang kebutuhannya. Krisis global justru tidak terlalu berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat kita. Alhasil, dalam setahun kita mengeluarkan sedikitnya 20 produk, selalu saja ada peminatnya.
Siapa konsumen Anda?
Kosumen kami banyak berasal dari kalangan middle up yang punya gaya hidup innovatif dan visioner. Kemajuan teknologi telah membuat pola tingkah laku masyarakat sangat berbeda. Banyak kecenderungan produk yang kami tawarkan bukan saja memenuhi kebutuhan hidup tapi lebih pada persoalan gaya hidup (lifestyle). Misalnya, sekarang banyak orang berbondong-bondong pergi ke pusat kebugaran (fitness center). Kita melihat ceruk peluang dari situ contohnya. Untuk bisa sehat, kini orang bisa memulainya dari rumah sendiri dan tanpa perlu keluar rumah. Apalagi kalau pergi ke pusat kebugaran akan memerlukan biaya dan waktu tidak sedikit. Kita menyediakan satu alat yang bisa dipakai untuk melatih kebugaran semua otot tubuh. Setelah selesai, kita bisa melipat dan menyimpannya serta tidak perlu memakan banyak tempat.
Berarti Anda menyasar personal konsumen?
Bisa jadi, karena kecenderungan masyarakat sekarang ini memilih fleksibilitas (kemudahan, kenyamanan dan kalau perlu tidak usah meninggalkan rumah) dalam berbelanja. Di DRTV kita menyediakan itu semua. Dengan strategi marketing above the line (membuat sebuah program di televisi), masyarakat akan semakin tahu (aware) pada produk DRTV. Di situ akan dijelaskan manfaat produk, cara penggunaan hingga cara praktis penyimpanannya. Lantas untuk memesan produk tersebut, masyarakat bisa langsung menghubungi call center (atau datang ke Innovation Store terdekat) dan barang akan langsung dikirim serta dirakit di tempat (jika perlu perakitan).
Mengapa Anda memakai teknik marketing seperti itu?
Itulah diferensiasi produk DRTV. Produk yang kita jual bukan produk biasa (ordinary) tapi justru luar biasa (extra ordinary). Fitur-fitur unik dan manfaat produk lainnya perlu kita jelaskan secara gamblang dalam sebuah program selama sekitar setengah jam.
Visi seperti apa yang membuat DRTV sanggup bertahan hingga seperempat abad ini?
Ini adalah perjalanan panjang saya selama berkecimpung dalam usaha ini. Concern saya adalah bagaimana mengembangkan 2 P Product dan People supaya perusahaan bisa bertahan terhadap perubahan dunia yang sangat cepat dan perusahaan bisa terus berkembang.
Intinya kalau perusahaan ini mau besar dan bermakna harus ditanamkan fondasi yang kuat yaitu filosofi company. Tentunya, filosofi itu perlu dibangun tidak hanya melalui fisik semata tapi juga melalui mental (mind). Hingga terlahirlah filosofi 5S, 5C dan 10 Roh yang terus memberi semangat pada diri pribadi maupun karyawan yang saya pimpin.
Konsep 5S yaitu ketulusan (Sincere) dalam bekerja dan bukan main-main, berani memulai (Start), harus belajar dan terus mengasah kemampuan (Skill), tidak takut gagal dan memiliki semangat (Stamina) hingga harus berhasil dan sukses (Success).
Konsep 5S yang mulai dibuat sejak 1983 terus mengalami perkembangan. 10 tahun kemudian, terlahir konsep 5C.
Konsep 5S yang sudah diciptakan hanya mengena satu sisi saja yaitu market share. Konsep ini hanya memfokuskan pekerjaan di lapangan. Sementara itu, setelah saya mengikuti beberapa seminar dari MarkPlus, ada tiga konsep yang harus dikuasai yaitu “Market Share, Mind Share dan Heart Share”. Konsep 5C ini mewakili unsure mind share yang harus tetap dianut oleh staf dan karyawan.
Konsep 5C yaitu Care and trus the company, Create Positive Thingking, Choose the right people, Consistency of all performance dan Consolidate the power of teamwork.
Tak berhenti di situ, saya mendapat inspirasi lagi dari guru Ethos, Jansen Sinamo yang mengungkapkan pentingnya ethos kerja. Filosofi perusahaan akan semakin lengkap dengan hadirnya roh yang sanggup menyentuh sisi spiritual staf dan karyawan.
Lahirlah konsep 10 Roh yang menjembatani konsep 5S sebagai landasan berpijak di lapangan dan konsep 5C sebagai jalan berpikir. Seperti konsep Markplus, 5S sebagai market share, 5C sebagai mind share dan 10 roh sebagai hearth share. Kesemuanya kita sebut sebagai Five Brave.
Yang dimunculkan dalam 5 maskot karakter yang sekaligus menjadi icon values DRTV yaitu Messenger (menyatukan sincerity, care and trust, serta kerja adalah rahmat dan amanah), Trailblazer (menyatukan self starter, create positive thinking serta kerja adalah panggilan dan aktualisasi), Team Leader (menyatukan skill, choose the right people serta kerja adalah ibadah dan seni), Gladiator (menyatukan stamina, consistency of all performance serta kerja adalah kehormatan dan pelayanan) dan Achiever (menyatukan spirit of success, consolidate the power of teamwork serta kerja adalah pengabdian dan pusaka).
Apa maksud pusaka?
Yang namanya pusaka adalah peninggalan. Nah, untuk membagi ilmu pengetahuan kepada semua orang (terutama tentang bisnis ritel), saya mewariskan buku sebagai pusakanya. Sejak awal berkecimpung dalam bisnis, ada suatu keinginan untuk mengabadikan pengalaman bergelut di bidang ritel. Namun keinginan itu baru terwujud pada tahun 2005 dengan terbit buku perdana “CE-Balance, The Road to Seko Bansai” tentang memenangkan persaingan melalui keseimbangan komunikasi dan eksekusi. Tahun berikutnya (2006), muncul buku “5ive Actions To Drive Change on Demand” tentang kiat sukses melakukan transformasi perusahaan. Disusul dengan buku “5 Jurus Sukses Berbisnis Retail di Modern Market” (2007) dan buku “Daring to Begin” (2008).
Anda juga membuat buku dalam format cerita bergambar, untuk apa?
Saya membuat buku “Kisah Petualangan IO Angel” tiga tahun lalu sebagai implikasi dari corporate values yang menyatukan 5S, 5C dan 10 Roh. Saya membuat ide ceritanya sendiri dan membuat tokoh-tokohnya sesuai dengan 5 karakter yang mewakili fokus produknya untuk mempopulerkan nilai-nilai positif yang terkandung dalam product di IO Store dan Innovation Store.
Kenapa IO? Apa hubungannya dengan Innovation Store?
IO store adalah flagship shop of Innovation Store yang kami konsepkan sebagai tempat berbelanja product innovatif yang lebih exclusive.
Apa isi buku yang justru pantas disebut komik itu?
Ceritanya adalah tentang penyelamatan planet bumi yang sedang dilanda malapetaka. Saat itu, planet tempat manusia hidup tersebut banyak dipenuhi orang sakit akibat penggunaan alat kosmetik hingga peralatan rumah tangga yang salah. Berita itu terdengar hingga ke planet IO. Datanglah sosok mirip malaikat (angel) yang membawa lima pasukan untuk mengalahkan 4 musuh penyebar sakit tersebut. IO saat itu terkenal di bumi sebagai planet yang cantik sehingga banyak manusia ingin berbondong-bondong pergi ke sana. Namun Angel tersebut melarangnya. Tidak perlu lah ke planet IO karena di sini (bumi) sudah ada IO juga yaitu Innovation Store yang menyediakan semua produk kecantikan, alat kebugaran hingga alat rumah tangga. Sehingga “sakit” dari manusia di bumi ini bisa teratasi dari produk IO tersebut.
Di tengah kesibukan mengurus perusahaan, bagaimana Anda membagi waktu untuk menulis buku?
Saya meluangkan waktu setengah hingga dua jam sehari untuk menuliskan semua pemikiran dan ide-ide yang terlintas. Mudah-mudahan rencana saya menerbitkan satu buku setiap tahun bisa terwujud.
Kenapa Anda menulis buku? Toh, dari perusahaan Anda juga sudah meraup laba?
Bagi saya buku akan saya jadikan pusaka yang tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan sendiri tapi juga masyarakat luas. Apalagi buku yang saya tulis cenderung berisi motivasi berwirausaha (terutama bisnis ritel) dan langkah-langkah memajukan perusahaan (dari hasil 25 tahun bergelut di bisnis ritel).
Apa menariknya buku Anda?
Sebenarnya buku yang saya tulis menggunakan prinsip keseimbangan yin dan yang sebagai kerangka berpikir. Untuk bisa sukses, pemimpin harus berani menggerakkan transformasi (perubahan). Pemimpin transformasi harus bisa menjamin kualitas pelaksanaan eksekusi sama baiknya dengan kualitas rancangan strategi. Intinya, harus terjadi keseimbangan antara strategy fit (yin) dan execution fit (yang). Uniknya, semua buku saya selalu tertoreh petuah bijak dari pepatah Cina termasuk huruf-huruf Kanji yang hampir mewarnai setiap halaman. Inilah diferensiasi buku saya dengan buku bisnis lainnya.
Apa yang Anda lakukan di kala senggang?
Biasanya saya libur kerja pada Sabtu dan Minggu. Di hari itu, saya mencurahkan waktu penuh untuk keluarga. Sempatkan juga dalam satu hari untuk membaca selama dua jam. Jangan clubbing dan jangan minum alkohol.
Biodata pribadi:
Nama : Salim Kartono
TTL : Medan, 31 Januari 1950
Jabatan : CEO DRTV Group Company
Nama anak : Erni Kartono, Jeni Kartono, Chandra Kartono
Sekolah formal : SMA di Medan
Hobi : Membaca dan bertamasya
Motto : Success is daring to begin
Riwayat karir :
1968 : Pembungkus sabun mandi di salah satu pabrik di Medan
1970-1975 : Salesman di perusahaan elektronik di Medan
1976-1979 : Sales Manager PT Indo Machine Jakarta
1980-1982 : Direktur PT Widjaja Indonesia Plastic Industry
1983 : Mendirikan PT Panji Metal Perkasa dan berkembang terus hingga sekarang (sebagai CEO DRTV Group)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar