Setiap pertengahan tahun, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta selalu
mengadakan Pekan Raya Jakarta (PRJ) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
PRJ atau istilah kerennya Jakarta Fair ini menyuguhkan pesta diskon
untuk beragam produk keperluan rumah tangga, mulai dari makanan,
minuman, gadget, pakaian, alat rumah tangga (peralatan
elektronik),rokok, otomotif dan sebagainya.
Pesta rakyat ini digelar
mulai 10 Juni hingga 11 Juli 2010 di area PRJ Kemayoran. Nah, kayaknya
gw selama di Jakarta juga selalu ke acara tersebut.
Naasnya, kali
ini agak lain. Pesta yang bertemakan "Together, We Make Wonders"
tersebut malah benar-benar membuat gw heran. Apa pasal?
Karena gw
baru libur kerja di hari Sabtu/Minggu maka gw hanya berkesempatan
mendatangi PRJ tersebut pada hari libur. Tahu sendiri, ternyata harga
tiket masuk (HTM) untuk acara tersebut lebih tinggi dibandingkan hari
lainnya.
Kebetulan gw ke PRJ dengan membawa sepeda motor. Nah,
ternyata saat mau parkir saja sudah dipalakin untuk membayar parkir
motor sebesar Rp5 ribu per motor. Gw belum tahu kalau mobil harus bayar
berapa. Pastinya lebih tinggi.
Ah, tak apalah. Mungkin saja Harga
Tiket Masuk (HTM)-nya gratis. Jadi parkir agak tinggi. So, gw pun
melenggang ke pintu masuk yang agak ribet itu.
Nah, saat mau masuk
ke area PRJ ternyata ada pintu masuk khusus semacam pintu model Trans
Jakarta. Ternyata kita harus membeli HTM lagi. Aduhhhh...parah!!
Sempat
gw mengurungkan niat untuk masuk karena harus membayar tiket itu.
Sebenarnya sih tidak besar, tapi karena melihat stand yang akan
dihadirkan cukup banyak, kenapa harus meminta tiket yang tinggi?
Ya sudahlah..terpaksa karena sudah sampai di sini. Tanggung gitu lah..ternyata tiketnya cukup beragam.
Untuk weekend, HTM dikenakan Rp20 ribu per orang, sementara weekdays
cukup Rp15 ribu per orang. Nah, khusus anak kecil berusia 3 tahun ke
atas atau minimal dengan tinggi 1 meter pun harus juga membayar penuh.
haha..
Nah, tiket ini cukup unik. Kita seperti membeli tiket saat
mau masuk Trans Jakarta. So dengan cara ini akan diketahui berapa tiket
yang terjual dan berapa banyak pengunjung yang datang.
Nah, coba
aja kita hitung. Misalkan yang datang per hari ada 1.000 pengunjung
dewasa, maka per hari sudah ada transaksi Rp20 ribu dikalikan 1.000
menjadi Rp20 juta. Jika sebulan bisa mencapai Rp600 juta. Itu kalau
penontonnya cuma 1.000 per hari. Bayangkan saja kalau lebih. Itu hanya
dari sisi tiket masuk.
"Semoga aja duit itu tidak diambil oleh
segelintir orang dan masuk sebagai kas Pemda atau Pemprov. Jadi tidak
merugikan rakyat. Jika tidak, maka ini benar-benar pesta rakyat yang
tidak merakyat," pikirku.
Itu belum lagi transaksi di
masing-masing stand. Biasanya, Pemprov menargetkan transaksi lebih dari
Rp2 miliar dalam sebulan. Ah, kayaknya itu pasti tercapai deh.
Sebenarnya
kita dapat dua tiket yaitu kartu seperti Trans Jakarta dan satu kertas
yang disobek (tradisional). Di tiket tradisional ini, tiket tersebut
berisi kupon yang berisi potongan harga di booth yang ada.
Seperti
voucher Rp5 ribu untuk makanan di JIExpo Catering. Gw lihat makanannya
mulai dari Rp15-50rb berisi ayam bakar dan sebagainya. Ada juga potongan
Rp50 ribu untuk semua produk sepatu League. Trus voucher belanja di
Picazzo, di sini kita harus berbelanja di sana dengan pembelian tertentu
baru tiketnya diundi. Atau dapat free 1 donut di Dunkin Donuts setiap
pembelian tertentu.
Lantas, bagi yang ingin mencoba keberuntungan
maka bisa mengirimkan sms nomor tiketnya berhadiah 1 unit Suzuki APV
dan 12 unit motor Minerva. Ah, itu hanya gimmick saja..
Saat
masuk, ternyata sudah sesuai dengan perkiraan semula. Pasti bejibun. Gw
tadi sempat lihat status teman di Koprol.com yang baru masuk, ternyata
sudah bejibun. Maklum, ini adalah hari Minggu dan cuacanyapun mendung
tapi tak hujan.
Okelah, mari kita tengok apa aja isi PRJ kali ini.
Tapi jangan bayangkan ada hal spektakuler yang ada di sini, gw pikir
ini sih sama saja dengan PRJ tahun sebelumnya.
Tapi karena event
ini berbarengan langsung dengan Piala Dunia maka sebagian booth mendekor
stand-nya dengan nuansa bola. Bahkan di area pelataran utama sudah
disediakan big screen untuk nobar Piala Dunia.
Tapi bagi
stand-stand besar seperti produk Otomotif seperti Yamaha, Suzuki, Honda,
Minerva, Kawasasi, Bajaj atau sejenisnya mencoba menarik pengunjung
dengan stand super gede. Di situ ada arena balapan sepeda motor (maya),
game, pamer produk baru dan berbau otomotif lainnya.
Di consumer
goods, beberapa stand membuat dekor khusus seperti stand Indofood yang
bernuansa Betawi atau rokok Dji Sam Soe yang bergaya club di balon
karet.
Ada yang unik juga tuh, produk sandal Sky Way yang
antriannya bejibun, bisa sampe ribuan orang hanya untuk membeli sandal.
Gw ga tahu apakah itu produknya murah atau tertarik oleh penyanyi yang
sengaja didatangkan di depan stand untuk menarik pengunjung. Maklum,
busananya mini dan goyangannya yahuuuuud!!
Nah, bagi yang ingin
nostalgia dengan kerak telor, di sinilah tempatnya. Bahkan di sepanjang
jalan sebelum pintu masuk saja sudah berderet penjual makanan khas
betawi itu. Ada juga penjual makanan khas Betawi lainnya macam Laksa,
kue-kue tradisional dengan toples jadul. Lumayan mengingatkan masa
lalu..
Atau yang ingin punya gadget baru, di sini bisa puas
melototin dan mencoba produk-produk tiruan (ponsel cina) yang lumayan
gencar promosinya. Nah, bagi yang ingin produk mainstream bisa coba ke
stand Nokia yang masih memamerkan produk terbarunya, Nokia C3.
Wah,
kalo dibahas di sini satu-satu bisa ga selesai nih. Daripada ribet dan
penasaran, langsung aja ke sini. Buka dari jam10-22 wib saban harinye.