RAPBN 2010 menjanjikan lapangan kerja baru bagi 1,87 juta tenaga kerja dengan target pertumbuhan 5%. Dari target ini,pengangguran bisa ditekan 8%. Terkait hal ini, Bank Dunia memprediksi bahwa kinerja perekonomian Indonesia tahun 2009 akan lebih baik, meski target pertumbuhannya melambat.
Di sisi lain, perekonomian tahun 2009 masih akan terbebani oleh kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, sangat penting bagi pemerintah menumbuhkembangkan etos kewirausahaan di kalangan generasi muda agar mereka tumbuh menjadi wirausahawan baru.
Mencoba menawarkan sebuah solusi, ActionCoach memberikan bantuan kepada calon wirausahawan baru maupun pemilik bisnis bahkan CEO perusahaan kecil maupun besar yang menginginkan perusahaannya lebih maju melalui sebuah cara konsultasi bisnis dan dukungan dana dari pihak ketiga.
Berikut petikan wawancara dengan Herman Susanto, pemilik bisnis ActionCoach dan satu-satunya pemegang lisensi ActionCoach di Indonesia.
Apa yang melatarbelakangi Anda mengembangkan bisnis Coach (pelatih bisnis) tersebut?
Saya melihat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang begitu pesat. Namun tidak diimbangi oleh populasi pengusaha sukses, hingga yang terjadi justru tumbuh suburnya
pengangguran dan terjadi penutupan usaha dimana-mana. Hal tersebut mulai terpikirkan sejak krisis ekonomi tahun 1998 yang menjadi tonggak bersejarah kemerosotan roda
ekonomi. Sejak tahun itu laporan keuangan kas negara makin diwarnai dengan
raport merah, termasuk kestabilan keamanan dan kenyamanan.
Latar belakang bisnis saya berawal dari meneruskan usaha orang tua, yaitu bisnis pelayaran. Tahun 2002 saya memutuskan untuk meninggalkan usaha warisan orang tua dan mendirikan pelatihan bisnis agar bisa membantu orang mencari uang dengan baik dan halal.
Hingga pada tahun 2002, saya menemukan motivator sekaligus pemilik bisnis Brad Sugar. Saya sangat terinspirasi dengan bisnis franchise ActionCOACH, karena
melihat kesuksesan Brad Sugars dalam membantu pebisnis di berbagai negara menjadi sukses. Saya melihat begitu banyak pemilik bisnis membuka usaha, namun tak banyak yang bisa bertahan di lima tahun pertama. Tapi Brad sangat luar biasa, itulah sebabnya saya membawa bisnis ini ke Indonesia. Dan di tahun tersebut, saya berkeyakinan membeli franchisee ActionCoach dan mengembangkan virus wirausahawan tersebut di sini. Dan di tahun tersebut pula menjadi tonggak sejarah industri pelatih bisnis di tanah air.
Apa yang membuat Anda yakin dengan bisnis yang ditawarkan Brad Sugar? Sebenarnya siapa dia?
Brad Sugar adalah orang biasa asal Brisbane Australia. Sejak usia 15 tahun, dia sudah memiliki bisnis dengan bekerja sebagai pekerja lepas. Seiring dengan waktu, ia mencoba mengembangkan insting bisnisnya itu ke berbagai bisnis lainnya, dan selalu berhasil.
Bagi anak muda berusia belia ini, bisnis adalah passion. Ketika anak lain seusia dirinya masih menikmati masa remaja, bocah yang suka mempekerjakan teman-temannya sebagai pengantar koran ini selalu berpikir bagaimana cara mencari pembeli yang kemudian menjual kembali kepada yang lain dengan harga yang lebih tinggi. Itulah mind set Bradley J Sugars kecil, pendiri ActionCOACH 16 tahun lalu.
Sejak meninggalkan bangku kuliah jurusan akuntansi, yang saat itu ia berusia 21 tahun, Brad mulai berinvestasi kepada dirinya sendiri. Ia mulai belajar bagaimana membangun bisnis. Hasil uang dari usaha kecil-kecilan itu ia kumpulkan dan ia belanjakan untuk mendapat ilmu yang lebih baik.
Seiring dengan waktu, Brad mulai menerapkan ilmu bisnisnya itu yang ia peroleh sejak kecil secara otodidak. Dan uniknya, setiap bisnis yang ia tangani selalu berhasil. Mulai dari bisnis salon, industry pizza, toko retail, usaha fotocopy dan banyak lagi.
Seiring dengan proses membangun bisnis sendiri yang jumlahnya cukup banyak, Brad juga menyempatkan diri sebagai seorang konsultan bisnis. Dimulai dari membantu usaha kecil disekitar rumahnya, nama Brad mulai dikenal. Bahkan berkat kepandaiannya membantu klien, Brad sering diundang ke berbagai seminar, temanya bagaimana membangun bisnis yang sukses.
Tahun 1993, Bradley J Sugars resmi mendirikan usaha bergerak di bidang pelatih bisnis yang ia beri nama Action International. Usaha ini berbentuk franchise. Dari waktu ke waktu, bisnis franchise dibawah bendera Action International ini mulai bertumbuh pesat di kota asalnya, Brisbane Australia.
Tahun 1994 sekitar 350 pemilik bisnis dan tujuh trainer di seluruh dunia menggunakan jasa Brad Sugars. Dalam waktu yang cukup singkat 15 tahun lamanya, ia kini berhasil
membangun perkantoran yang cukup besar di beberapa negara selain di Australian itu sendiri, misalnya di New Zealand, USA, Inggris, Singapura, Irlandia, Wales, Malaysia, China, Canada, Mexico dan banyak lagi. Kini ActionCOACH telah memiliki lebih dari 1000 pelatih bisnis (coach) di 47 negara dunia.
Apa beda “Coach” dengan “Motivator” yang selama ini mendominasi bisnis di tanah air?
Kata “pelatih bisnis” sangat akrab di telinga dunia olahraga. Mulai olahraga bulu tangkis, golf hingga sepak bola. Namun “Coach” tak asing lagi di dunia maju, seperti Amerika, Singapura, Inggris hingga China misalnya. Kendati demikian, industri pelatih bisnis tetap saja menjadi hal yang pada awalnya asing bagi banyak pengusaha Indonesia.
Jika “Motivator” hanyalah seorang pembicara yang mendorong atau membangkitkan kesadaran seseorang terhadap pikirannya. Namun yang digerakkan di sini hanya sebatas pikirannya saja, hanya membuka wawasannya saja untuk bergerak lebih lanjut.
Nah, jika tidak ada bimbingan lebih lanjut, bisa saja setelah acara usai, peserta motivasi ini bakal kehilangan momentum untuk bergairah lagi. Di sini mereka (motivator) yang ada hanyalah individu yang mengklaim dirinya adalah seorang coach.
Beda dengan “Coach” yang memang berarti seorang pelatih. Hal tersebut bisa dianalogikan dengan permainan catur. Yang satu belajar otodidak, dan yang lainnya dibimbing oleh seorang ahli di bidangnya. Hasilnya, tentu akan lebih baik yang memakai pelatih.
Apakah Anda yakin sukses dengan bisnis tersebut?
Kita harus yakin. Seorang Tiger Woods (pegolf) yang sudah handal saja masih memerlukan pelatih. Meski dia sudah memiliki keahlian khusus di dunia pe-golf-an, tapi saat bermain di lapangan dia tidak yakin menang, maka ada kemungkinan besar dia akan kalah. Nah apalagi kalau kita tidak yakin, makin besar peluangnya untuk kalah. Dan hal tersebut adalah suatu prinsip yang bisa diterapkan di semua hal. Saya yakin bisnis ini akan menjadi bisnis terdepan di masa kini dan masa depan.
Bagaimana Anda mengembangkan bisnis ini pertama kali di tanah air?
Pada awalnya mengembangkan bisnis franchise ini, hal tersebut bukan pekerjaan mudah. Ibarat hidup di tengah masyarakat yang tak memiliki budaya “pakai sandal”, saya berusaha untuk mengubah pola pikir, bagaimana memasyarakatakan sandal sebagai satu budaya baru.
Dari 100 hingga 300 pengusaha yang mengikuti seminar saya tentang pelatihan bisnis, tak satu pun yang tertarik dengan penawaran saya. Bahwa pemilik usaha seharusnya memakai jasa pelatih bisnis untuk mengembangkan bisnis mereka lebih sukses dan mandiri.
Saya hanya berkeyakinan dengan apa yang saya yakin benar adanya. Contohnya saja, 100 tahun lalu ketika Hendry Ford ingin menciptakan sistim transportasi modern kepada
masyarakat jaman dulu yang semuanya adalah pedestarian (pejalan kaki). Ide
Hendry dianggap “gila”. Masyarakat dulu merasa aneh melihat seorang memakai kendaraan berteknologi mesin di tengah para berkendaraan kuda.
Namun kini justru terbalik, sangat aneh orang memakai kendaraan kuda di tengah kendaraan bermesin bensin. Pun pada industri pelatih bisnis. Saya optimis, ketika
jaman sudah makin modern, justru pemilik bisnis yang tak memiliki “Coach”
yang akan terlihat aneh”.
Bagaimana prospek usaha ini?
Saya merasa sangat optimis dengan prospek industri pelatihan bisnis ini, dan itu sudah terbukti di tahun 2009 ini, yaitu sudah memiliki lebih dari 300 klien, 28 pelatih bisnis dan sudah mengembangkan kantor hingga ke Surabaya. Untuk bisnis seperti ini di tanah air, saya merasa bisa dihitung dengan jari.
Apa kendala yang Anda hadapi?
Delapan tahun lalu (saat usaha ini dirintis) saya masih berusia 31 tahun. Sementara saya harus berbicara tentang pentingnya memiliki pelatih bisnis bagi para pemilik usaha. Tak mudah memang, karena kebanyakan peserta adalah pengusaha senior yang sudah makan asam garam di bisnis.
Berbekal pengalaman organisasi di Persatuan Mahasiswa Indonesia (Permias) yang beranggota 250 mahasiswa di Amerika, saya hanya yakin saja. Justru tantangan ini menjadi sesuatu yang fun.
Namun perlahan, keengganan pengusaha 8 tahun lalu mungkin sangat beralasan, karena memang industri pelatih bisnis belum menunjukkan trennya. Namun kini, pemilik
bisnis sudah mulai berpikir dua kali jika tak punya coach, seolah memiliki
coach itu seperti punya handphone. “Hari gini gak punya handphone, apa kata
dunia”??
Para pemilik bisnis yang memiliki pola pikir konservatif (kolot) selalu berkeyakinan bahwa membangun bisnis tak perlu seorang pelatih. Bisnis bisa berkembang dengan
kerja keras dan semangat pantang menyerah. Pada kenyataanya, apa yang mereka yakini itu tak sepenuhnya benar.
Mereka boleh berpikir bahwa bisnis bisa berkembang tanpa pelatih bisnis. Namun jika dianalogikan, mana yang lebih baik antara atlit yang memiliki pelatih dengan yang tidak? Tentu atlit yang punya pelatih jauh lebih baik. Pun pebisnis, selalu yang punya pelatih bisnis jauh lebih baik dari sisi kualitas dibanding yang belum punya pelatih.
Apakah bisnis seperti ini sudah diakui secara internasional maupun nasional?
Masa keemasan industri pelatihan bisnis sebenarnya mulai mencapai titik terang sejak tahun 2007, bertepatan dengan pergantian nama dari Action International menjadi ActionCOACH. Di tahun itu pula ActionCOACH mendapat beberapa penghargaan.
Di antaranya penghargaan ISMBEA dari Suryadharma Ali Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI atas jasanya membantu bisnis para usaha keci (UMKM) pada tahun2007. Tahun 2008 mendapat penghargaan sebagai Best of the Best Franchise 2008 berdasarkan survey Franchisee Satisfaction Survey (FSS) yang diselenggarakan oleh
Majalah Info Franchise Indonesia dan The Bridge Consultant.
Apa fokus bisnis ini?
Saya mengutip cita-cita Brad Sugars membuat ActionCOACH adalah menciptakan
dunia berkelimpahan lewat re-edukasi bisnis. Bahwa bisnis seharusnya seperti mesin uang yang bisa mendatangkan banyak keuntungan tanpa memerlukan keterlibatan pemilik usaha di dalamnya. Dan itulah tujuan ActionCOACH kepada pada pemilik bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
ActionCOACH lebih fokus pada bagaimana membantu pengusaha (maupun calon pengusaha) untuk membangun sistim bisnis hingga bisnis bisa ditinggalkan, namun tetap profitable dan komersil serta bersifat enterprise.
Inilah bedanya antara pengusaha dengan entrepreneur. Satu sisi pengusaha adalah just profit oriented, namun pola ActionCOACH adalah profit dan system oriented.
Bagaimana ActionCOACH membantu pemilik bisnis dan seberapa efektifkan
peran pelatih bisnis?
ActionCOACH dapat membantu para pemilik bisnis dari banyak hal. Bantuan terbesar pelatih kepada anak didiknya adalah berupa “mindset sukses”. Dari sanalah semuanya dimulai. Jika mindset pengusaha berubah menjadi lebih positif, maka segala hal juga berubah menjadi positif, termasuk arah perusahaan dan kondisi cashflow pada akhirnya.
Bantuan lain berupa dukungan motivasi, monitoring, pelatihan dan bahkan transfer ilmu bisnis. Ibarat pemain sepakbola, peran pelatih menjadi sangat mutlak dan bahkan bersifat strategis. Seberapa baik pola penyerangan di lapangan, seberapa tangguh dan kompak tim, semuanya berasal dari peran pelatih. Tak heran, beberapa tim sepakbola dunia berani membayar pelatih jutaan dolar hanya untuk mendidik para pemainnya.
Bicara masalah keefektifan, ada beberapa faktor. Pertama adalah kualitas pelatih itu sendiri. Di Action, semua pelatih sudah terseleksi dengan sangat baik. Dan mereka baru dikatakan layak terbang jika sudah lulus uji. Pengujinya pun langsung dari Las Vegas Amerika. Dengan kata lain, bicara kualitas para pelatih Action tak diragukan lagi.
Faktor kedua dari pemain itu sendiri. Dalam hal ini adalah pemilik usaha. Walau bagaimana pun, peran pelatih selalu di luar lapangan. Mereka tak ikut main. Namun pemain itu sendiri yang paling banyak menentukan kearah mana kemenangan menuju.
Pelatih tidak ikut terlibat 100% namun sangat menentukan kemenangan pemain melebihi partisipasi pemain itu sendiri. Karena apa ? Karena pelatih justru memberi aneka strategi, formula, teknik dan juga alat ungkit hingga usaha yang dilakukan relatif minim namun berdampak maksimal. Bayangkan, berapa banyak usaha yang dilakukan tanpa
alat ungkit?
Kapan waktu yang tepat untuk memulai coaching program?
Pertama, atur pertemuan dengan team Action Coach (Pelatih) bisnis dan Anda sudah memulai jalan Anda. Anda harus investasi waktu untuk bertemu dengan pelatih (coach) bisnis dan menjelaskan lebih lanjut tentang bisnis Anda. Bersama pelatih, Anda mulai melakukan perencanaan bisnis dan melaksanakannya. Perlu diingat, seperti melakukan pekerjaan berat di awalnya, tapi dengan Action Coach, Anda berbagi dan bersama-sama akan meraih hal-hal yang besar dan luar biasa.
Bagaimana metode dalam pelatihan coaching ini dan berapa biayanya?
Untuk besar fee akan sangat tergantung dari skala perusahaannya. Hal tersebut berlaku pula bagi calon wirausahawan yang ingin mandiri dan memiliki usaha sendiri. Khusus untuk skala menengah ke atas, fee yang dibebankan adalah sekitar Rp50-100 juta per tahun. Intensitas pertemuannya akan dilakukan dua minggu sekali, minimal 12 bulan.
Tidak hanya itu saja, saya (bersama ActionCoach Indonesia) pun telah bekerjasama dengan salah satu bank swasta Indonesia untuk memberikan pinjaman lunak kepada calon wirausaha.
Intinya, dengan adanya pelatih bisnis ini, kita selaku calon wirausahawan baru maupun pemilik bisnis lama akan dibuka wawasannya tentang bisnis hingga ada bantuan pinjaman dana lunak untuk modal kerja. Pelatih bisnis pun akan memonitor pekerjaan kita selama masa kontrak kerjasama.
Perusahaan-perusahaan yang sudah menjadi klien ActionCoach adalah Sinotif Bimbingan Belajar, Prudential, Bank Mandiri, Bank BPR Sisibahari Dana, James Gwee Motivator, Yomart Mini Market dan lain-lain.
Lantas, apakah bisnis ini cocok diterapkan di tanah air tatkala kondisi sedang krisis?
Sebenarnya krisis adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Misalkan saja, saat kondisi sedang hujan, kita akan langsung mencari payung atau minimal berteduh. Nah, saat krisis datang, apakah lantas kita tidak menyiapkan sebelum semuanya bangkrut?
Apa yang Anda harapkan dari usaha ini?
Saya ingin mencetak 1 juta miliarder sebelum tahun 2020. Hingga saat ini, saya sudah menikmati hasilnya. Memang sejak saya lulus SMA, saya dididik tidak bekerja dengan orang lain, namun berbisnis sendiri. Mulai dari melanjutkan bisnis warisan keluarga di bidang pelayaran (masih eksis hingga sekarang) dan mulai menggeluti bisnis pelatihan coach ini sejak 2001 hingga sekarang.
Dulu, saya menginvestasikan sekitar Rp300 juta untuk investasi di bisnis ini dengan royalty ke ActionCoach pusat sebesar 5% per bulan. Hasilnya, saya merasakan dampak positif mulai dari pemikiran, kepribadian bahkan pendapatan (hingga 30 kali lipat daripada bisnis yang dulu).
Biodata Pribadi:
Nama Lengkap : Herman Susanto
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Desember 1969
Status : Anak sulung dari tiga bersaudara
Hobi : Main Golf, Baca Buku, Petualangan di alam terbuka dan sepeda
Pendidikan Terakhir : Bachelor of Science of Southern California, Amerika Serikat
Karir :
1. Founder and Master Franchise ActionCOACH Indonesia (2001 hingga sekarang)
2. Pengusaha dibidang perkapalan Organisasi : Ketua Permias di Kampus University of Southern, California AS
Visi : Pengusaha yang punya tujuan ingin mencetak 1 juta milyarder baru sebelum tahun 2020
Sekilas Tentang Brad Sugar
ActionCOAH adalah perusahaan waralaba yang bergerak dibidang pelatihan bisnis. Perusahaan ini selain bergerak di bidang edukasi bisnis juga di franchise-kan secara internasional. ActionCOACH didirikan oleh seorang entrepreuner brilian, Bradley J Sugars di Australia tahun 1993, sekarang berpusat di Las Vegas. Pada awalnya, pelatihan bisnis ini bernama Action International dan berubah nama menjadi ActionCOACH ditahun 2007.
Kini Bradley J. Sugars menjadi tokoh bisnis yang paling dikagumi oleh para pemilik bisnis. Usianya masih muda, namun kesuksesannya mencetak “milyarder” lewat ActionCOACH telah mengangkat namanya dijajaran tokoh paling berpengaruh dunia, seperti Rupert Murdoch, Henry Ford, Richard Branson, Anita Roddick dan banyak lagi. Bahkan ia sangat dihormati para pembaca e-Spy Magazine (majalah online yang mengupas seputar aktivitas rahasia cyber) karena prestasinya membantu para pemilik bisnis, terutama dalam hal reformasi sistem bisnis.
Selain seorang pengusaha sukses, Brad juga seorang penulis dan pelatih bisnis yang hebat. Karya-karya bukunya memberi banyak inspirasi sukses bagi para business owner. Mulai dari Instan Cashflow, Instan Advertising, Instan Profit, Action Speaks Louder Than Word, Billionaire in Training, Sales Rich DVD hingga Leverage Game. Semua buku, DVD dan alat permainan itu diciptakan oleh pakar francise sistim bisnis itu sendiri.
Pada tanggal 25-26 November 2009, Brad Sugar datang ke Indonesia dalam seminar bertemakan Brad Sugar Billionare in Training.
(berdasarkan wawancara pribadi tgl 8 Agustus 2009)