Sesaat habis liputan di Senci, aku
ingin pulang langsung ke kos dan tidak ingin ke kantor. Jam sudah
menunjukkan pukul 17.00 wib. Tahu sendiri kalo jam segitu,
Sudirman-Thamrin dan jalan-jalan gede selalu ramai dipenuhi oleh pekerja
kantoran yang ingin pulang. Menunggu hampir satu jam, bus P67 jurusan
Blok M-Senen selalu penuh.
Akhirnya
aku pilih naik busway, meski harus transit ke sana-ke mari. Aku naik
dari halte depan Ratu Plaza. Saat transit di Dukuh Atas, ternyata
antrinya luar biasa sampai ke pintu jembatan. Kayaknya jam 7 malam baru
bisa masuk bis selanjutnya.Aku pilih melanjutkan lagi ke arah kota dan
nanti berencana turun di BI dan langsung naik 937/916 ke arah Kampung
Melayu. Dobel sih (ongkosnya), tapi mau gimana lagi. Nah sesaat di halte
Sarinah, terasa ada yang menggesek-gesekkan di celanaku. Maklum saja,
karena mau turun di halte BI aku langsung mendekat ke pintu ke luar dan
tangan kananku memegang pegangan di atas. Pas aku lihat ke bawah,
ternyata orang di sebelah menggesekkan tasnya. Aku pikir tidak jadi
masalah. Toh, di dalam juga desak-desakan.
Aku
masih menyalakan musik di hape kesayanganku, Samsung M3510 melalui
headset bluetooth Nokia BH-503. Karena headset tersebut tanpa kabel, aku
melenggang begitu saja dengan nyaman. Pas nyampe halte BI dan sampai
pintu palangan ke luar, headsetku tiba-tiba mati. Aku pikir hapeku ada
masalah, kepencet atau kenapa gitu. Aku cek ke saku
celana.Hahhhh???hapeku tidak ada. Mungkin karena saking tipisnya, jadi
tak kerasa meski ada yang ngambil. Atau aku kena guna-guna, jd dibikin
ga terasa?? au ah..gelap!!
Aku
melongok ke jalan, busway yang aku tumpangi tadi terus melenggang. Aku
tanya ke petugas tiket busway. "Wah, Mas jadi korban kedua hari ini,"
kata petugas itu. "Yee...gimana sih, bukannya malah menolong malah
ngeles," pikirku. "Trus gimana??"Petugas itu hanya memberikan kartu
gratis untuk bisa masuk ke busway berikutnya.
Naas
sekali busway selanjutnya kosong sehingga lanjut terus. Otomatis,
busway-nya tertinggal dan makin jauh. Baru busway berikutnya, aku bisa
masuk.Pas sampe di dalam busway, aku mulai nelfon ke hapeku. Ternyata
sudah dimatikan. Aku pikir sudah tidak mungkin ditemukan karena
bagaimana mungkin menemukan hape di tengah banyak orang.
Pas
nyampe di halte Harmoni, aku sudah linglung. Bagaimana mencarinya??Ya
sudah deh, aku relakan saja. Aku anggap semoga menjadi amalku saja.
Mungkin saja ini teguran kepadaku karena aku jarang beramal. Kalau lihat
ayat di atas, aku jadi lega. Jadi kita diingatkan agar tidak terlalu
bersedih saat orang atau barang yang kita sayangi hilang. Begitu
sebaliknya, tidak terlalu gembira saat ada rejeki lebih diberikan
kepadamu. Yaa..hapeku..baru sebulan aku mengenalmu. Semoga aku mendapat
ganti dirimu yang lebih baik lagi (apalagi gratis lagi).
Seminggu sesudah
kejadian itu, narasumberku mulai menghubungiku lagi (maklum aku baru
saja lapor ke XL Center bahwa kartuku hilang seminggu setelah kejadian).
"Kok dihubungi ga bisa??" tanya seorang narasumberku.
"Hape saya hilang mbak?"jawabku lemas.
"Lho..hape yang saya beri itu?" tanya wanita diseberang telfon itu makin gemas.
"Iya mbak," jawabku sambil menunduk.
Tahu ga siapa yang
menelfonku itu? dia Ellie, PR ARC dari Samsung yang memberikan hape itu
sebagai hadiah pemenang juara I Best Write Up Samsung dan sebagai hadiah
sehabis opname DB-ku.